Minggu, 24 Juli 2022

(89) KBM H-1 : 5 Manfaat Kontrak Belajar

 

KBM H-1 : 5 Manfaat Kontrak Belajar  

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

 

Kontrak belajar pada dasarnya adalah kesepakatan antara guru dan peserta didik. Melalui kontrak belajar guru, hal ini sebenarnya dapat menjadi  strategi bagaimana menerapkan model dan metode pembelajaran yang berbeda di setiap mata pelajaran yang akan kita ajarkan, mulai dari persiapan, perencanaan, pengembangan, dan analisis hasil belajar peserta didik.

Kontrak belajar juga memiliki konotasi yang sangat fleksibel. Kontrak dimaksudkan sebagai upaya untuk menargetkan jalan kita. Katakanlah guru memberikan target untuk mata pelajaran yang kita ajarkan dengan nilai target  minimal. Penetapan tujuan muncul sebagai cara berpikir tentang bagaimana menuju ke sana dan dengan teknik apa untuk melewati berbagai hal, dan kita harus ingat bahwa kita berpacu dengan waktu. Di sisi lain, dengan memperhatikan kondisi peserta didik

Berikut 5 Manfaat Kontrak Belajar  :

1.      Membentuk sikap komitmen antara perkataan dan perbuatan.

Komitmen adalah  janji yang dibuat untuk diri sendiri dan orang lain. Komitmen untuk belajar adalah janji untuk melakukan yang terbaik di sekolah, mempelajari hal-hal baru, mengerjakan pekerjaan rumah, memperhatikan guru, dan membaca bukan hanya karena Anda merasa harus,  tetapi karena Anda membutuhkannya. Komitmen berarti menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencapai komitmen akademik?. (1) Bersiaplah untuk aktif belajar bersama. (2) Mengkomunikasikan harapan peserta didik di kelas. (3) Guru membantu peserta didik mengungkapkan pendapat dan pemikirannya. (4) Kembangkan kesepakatan tentang standar kelas bersama.  (5) Tindakan disiplin jika mereka melanggar komitmen yang telah disepakati.

2.      Membentuk kedisiplinan yang  bermanfaat untuk masa depan.

Disiplin akademik tidak dapat dicapai dengan memerintahkan atau menghukum peserta didik. Guru yang cerdas harus mampu menjadi contoh dan juga contoh perilaku disiplin. Misalnya, Guru Cerdas ingin peserta didik datang tepat waktu. Hal pertama yang harus dilakukan guru yang cerdas adalah menunjukkan kepada peserta didik bahwa ia selalu tepat waktu dan tidak terlambat kecuali ada sesuatu yang mendesak. Bagaimana peserta didik akan memiliki sikap disiplin jika melihat gurunya tidak disiplin?.

Peningkatan kedisiplinan peserta didik di sekolah dapat dilakukan dengan membuat daftar peraturan atau tata tertib yang jelas dan kokoh. Jangan biarkan aturan dibuat dengan makna ganda sehingga peserta didik merasa bingung karena aturan yang ditetapkan tidak mudah untuk diikuti atau menciptakan peluang bagi peserta didik untuk melanggarnya.

Konsistensi merupakan salah satu kunci penting kedisiplinan peserta didik. Karena semua guru terus memberikan contoh, mereka secara konsisten memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya disiplin akademik untuk hasil yang optimal dan juga disiplin untuk mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat. Melalui bimbingan dan keteladanan yang terus menerus, pembentukan kepribadian peserta didik yang disiplin dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

Menjadi kuat bukan berarti agresif, marah lalu menghukum peserta didik. Seringkali, hukuman yang dijatuhkan atas dasar penegakan disiplin tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Peserta didik yang sering dihukum cenderung mengulangi kesalahan yang sama berulang-ulang. Selain itu, hukuman hanya dapat menyadarkan peserta didik atas perbuatannya, yang pada gilirannya akan menimbulkan kebencian terhadap guru. Tegas artinya tidak hambar. Aturan yang ada digunakan sebagai dasar tindakan agar peserta didik tidak mengulangi tindakan yang tidak sesuai. Yang terakhir adalah bangunlah kerjasama yang baik dengan orang tua.

3.      Membangun budaya kesetaraan dan transparansi di sekolah.

Langkah pertama yaitu dengan cara mengakhiri diskriminasi dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap semua peserta didik perempuan baik di ranah publik maupun privat. Anti-perkawinan anak dan ablasi tradisional. Laki-laki dan perempuan memiliki potensi dan kesempatan pendidikan yang sama.

Gender sebagai konstruksi budaya dan persepsi publik perlu diciptakan kembali. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler merupakan upaya strategis dan wadah yang kondusif bagi peningkatan pemahaman kesetaraan gender. Rekrut dan kembangkanlah bakat peserta didik tanpa harus melihat gender seperti dalam kegiatan pramuka, drumb band, pencak silat, lari balok, dan lain sebagainya.

Warga belajar sudah selayaknya saling menghargai dan menganggap bahwa setiap orang, termasuk perempuan, memiliki nilai-nilai dan potensi. Nilai-nilai ini harus dipraktikkan oleh semua orang, termasuk wanita. Idealnya, setiap kebijakan, rencana dan evaluasi program harus memasukkan kesetaraan gender sehingga setiap program memiliki dampak dan manfaat bagi kesetaraan gender dan peningkatan potensi perempuan.

 

4.      Membangun pola pikir yang konsisten dengan aturan. 

Agar peserta didik dapat memaksimalkan potensi mereka untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana dapat membantu peserta didik tetap konsisten dengan tujuan tersebut. Jadi detailkan apa yang ingin peserta didik rencanakan dalam waktu dekat dan seterusnya. Setiap rencana tentu tidak bisa langsung dilaksanakan. Tetapi peserta didik harus melangkah selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan. Buatlah jadwal tentang apa  yang perlu peserta didik lakukan untuk mencapai tujuan. Setiap program harus jelas dan terkait satu sama lain.

Hambatan terbesar untuk kegigihan adalah ketika kita tidak dapat bereaksi dengan baik terhadap kegagalan. Inilah cara memeriksa konsistensi peserta didik. Sering terlihat ketika seseorang mengejar mimpi, akhirnya berhenti di tengah jalan karena hasil sementara yang tidak sesuai keinginan. Bahkan, jika dia terus melakukannya meski banyak rintangan, hasilnya pasti akan lebih baik dari yang dia tuju. Jangan membuat janji ketika kita belum tentu bisa menepatinya.

Konsistensi dibangun untuk memastikan bahwa peserta didik benar-benar akan berusaha untuk mencapai tujuan. Jika apa yang Anda lakukan tidak dijamin, cobalah sesuatu yang sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan hambatan saat mencoba menjalankannya. Adalah penting bahwa guru dan peserta didik merencanakan sesuatu sesuai dengan sarana dan kapasitas harus konsisten.

Tidak apa-apa untuk memiliki impian besar, tetapi Anda harus selalu mempertimbangkan kemungkinan untuk mencapainya, kecuali jika Anda dapat memastikan bahwa Anda tetap konsisten dengan apa yang Anda lakukan. Apakah Anda sudah mengetahui manfaat dari setiap tujuan yang ingin dicapai?

Konsistensi juga membutuhkan penilaian tentang apa yang guru dan peserta didik inginkan di masa depan. Untuk melakukan ini, evaluasi setelah selesainya setiap program dan proses pencapaian sementara. Dengan cara ini, guru dan peserta didik akan mengetahui kemajuan yang telah mereka buat, serta masalah yang perlu guru dan peserta didik tangani untuk langkah/proses berikutnya. Tinjauan rutin juga dapat membantu mereka menjadi lebih konsisten, terutama jika apa yang Anda lakukan memberikan indikasi positif tentang tujuan yang Anda inginkan.

Menemukan motivasi yang dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan konsisten dalam mencapai tujuan adalah salah satu cara untuk melakukannya. Motivasi dapat dicapai dengan berbagai cara mengikuti webinar, pelatihan online, aktif ikut serta dalam berbagai macam perlombaan, berbagi dengan orang-orang sukses, dan lebih banyak cara untuk memotivasi diri sendiri.

5.      Menciptakan rasa saling percaya antara guru dan peserta didik.

Hal pertama yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik adalah memastikan semuanya baik-baik saja. Guru dan peserta didik memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan belajar. Guru mengingatkan kembali tentang harapan, pedoman, dan tujuan belajar yang akan dicapai.

Oleh karena itu, penting bagi guru dan peserta didik untuk berbicara dengan tenang dan nyaman, cari tahu apa tujuan belajar yang diinginkan peserta didik, lalu tujuan belajar apa yang mereka harapkan, sehingga menjadi pedoman peserta didik dalam proses belajar. penelitian mereka.


Tanpa ragu, membiarkan peserta didik menilai diri mereka sendiri dan teman sekelas mereka dapat meningkatkan pembelajaran, mendorong rasa memiliki dan saling membantu. Selain itu, ini juga merupakan langkah besar untuk membangun kepercayaan diri peserta didik. Sebisa mungkin, peserta didik harus menjadi bagian dari perkembangan, kinerja dan evaluasi. Ini adalah cara yang terbukti untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, rasa memiliki, antusiasme untuk belajar dan tentu saja, kepercayaan diri.


Guru memberi peserta didik respons yang tepat dan konsisten setiap saat. Hal ini bisa menjadi dua keuntungan penting dalam kehidupan seorang anak. Pertama, memberikan peserta didik kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan sekali lagi, untuk mengalami bagaimana rasanya mengendalikan pembelajaran. Kedua, berhasil membangun rasa percaya diri anak.


Selain itu, saat memberikan jawaban, peserta didik bisa merasakan betapa sulitnya mereka. Jawabannya harus membuat peserta didik merasa nyaman tentang di mana mereka berada dan merangsang mereka tentang ke mana mereka bisa pergi.


Menjernihkan pikiran alias dumping ground adalah cara meminta peserta didik untuk mengungkapkan apa pun yang ada di pikirannya melalui diskusi atau pemeriksaan terbuka, untuk menunjukkan kepada guru semua yang telah ia capai dan pelajari.


Apa yang terjadi ketika peserta didik mengalami kesulitan di kelas?. Sekolah bukanlah kompetisi di mana peserta didik harus lebih pintar dari yang lain. Hal ini menumbuhkan kesalahpahaman pada peserta didik, karena mereka mungkin merasa dikucilkan oleh teman-teman di sekitar mereka, yang menyebabkan mereka berhenti belajar untuk lebih diterima. Jika hal ini terjadi, guru dapat mengingatkan peserta didik bahwa perjuangannya tidak sia-sia, karena menjadi langkah lain dalam perjalanan anak menuju pembelajaran konseptual.


Keberhasilan pembelajaran apa pun, besar atau kecil, patut mendapat pengakuan dan perayaan. Ini mungkin lebih berarti bagi beberapa anak daripada yang lain, tetapi hal itu masih merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Jadi, sebagai guru, Anda perlu membantu peserta didik untuk terus belajar, berusaha, dan saling mendukung untuk mencapai hasil terbaik.


Daftar Pustaka

AT, A. M. (2010). Model Kontrak Belajar Bermuatan Nilai Sosial-Budaya dalam Bimbingan Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP)17(1), 48-58.

Junaidi, J. (2021). Manfaat Building Learning Commitment (BLC) dalam Pendidikan dan Pelatihan. Diklat Review: Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan5(1), 1-7.

Maqbulin, A. (2018). KONTRAK BELAJAR MELALUI HIDDEN CURRICULUM SEBAGAI BAGIAN DARI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MADRASAH ALIYAH. Inovasi-Jurnal Diklat Keagamaan12(2), 141-148.


Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-Juli 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-Agustus 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

10 komentar:

BAB VII Biografi Tokoh Pendiri Organisasi Keagamaan di Indonesia (Uji Kompetensi)

  Uji Kompetensi 1 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu hurufa, b, c atau d pada ...