Pertemuan ke 8
A. KH. Hasyim Asy'ari
1.
Biografi
Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari (bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari)
(10
April 1875
(24 Dzulqaidah 1287H)-25 Juli 1947;
dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam
yang terbesar di Indonesia.
a. Silsilah Keluarga
KH Hasyim
Asyari adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asyari,
pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Hasyim merupakan keturunan
kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). Berikut
silsilah lengkapnya:
1. Raden Cahaya |
1. Raden Amangkurat Jawi |
2. Brawijaya II |
|
3. Haji Ali Tingkir |
|
4. Kyai Mangunkiras |
4. Fatasillah Tingkir |
6. Bhre Mangundjoko |
|
7. Haji Ali Namung |
18. Patih Tegalrejo |
8. Lembu Amisani |
19. Kyai Asy'ari |
9.
Jaka Tingkir |
20. Hasyim Asy'ari |
10. Jaka Posobillah |
21. KH.Wahid Hasyim |
11. Mangunkiras Tingkir |
b. Pendidikan
KH Hasyim
Asyari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga
pemimpin Pesantren
Nggedang di Jombang.
Sejak usia 15 tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren,
antara lain Pesantren
Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren
Langitan di Tuban, Pesantren
Trenggilis di Semarang, Pesantren
Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.
Pada tahun 1892, KH Hasyim Asyari pergi menimba ilmu
ke Mekah, dan berguru pada Syeh Ahmad Khatib dan Syekh Mahfudh
at-Tarmisi.
c.
Perjuangan
Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu
Ireng, yang kemudian menjadi
pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.
Pada tahun 1926, KH Hasyim Asyari menjadi salah satu
pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.Pemahaman kita tentang NU akan lebih tepat
jika kita sekilas memahami apa itu NU dan Sejarah NU.
2.
Peran KH Hasyim Asyari dalam perkembangan Islam di Indonesia
Tahun 1899 |
Mendirikan
Pesantren Tebu Ireng |
Tahun 1926 |
Menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang
berarti kebangkitan ulama |
3. Sekilas tentang Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat
NU, adalah sebuah organisasi Islam
yang besar di Indonesia. Organisasi ini
berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Keterbelakangan
baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat
kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi.
Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang
terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan
dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah
berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan
pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk
organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan
"Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan
sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat
itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul
Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok
studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki
cabang di beberapa kota.
Untuk
menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga
merumuskan kitab
I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan
rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan
dan politik.
Tujuan Organisasi
Menegakkan
ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha Organisasi
a.
Di bidang
agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang
berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
b.
Di bidang
pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,
untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal
ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan
sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
c.
Di bidang
sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai
dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
d.
Di bidang
ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan,
dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT
dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu masyarakat.
e.
Mengembangkan
usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi dan
menjadi yang terbaik bagi masyrakat.
4. Keteladanan yang dapat diambil dari KH. Hasyim
Asyari
Teladan
yang dapat diambil dari KH Hasyim
Asyari antara lain :
a. Semangat tinggi dalam menuntut ilmu
(beliau belajar sampai ke Mekkah).
b.
Mensyiarkan
Islam melalui pendidikan di pesantren.
c. Memprakarsai berdirinya Nadhlatul Ulama
(NU), yang berarti
kebangkitan ulama
Soal
Latihan
1. Tuliskan sekilas tentang pendidikan KH. Hasyim
Ays’ari ?
2. Sebutkan peran KH. Hasyim Asy’ari dalam
perkembangan Islam di Indonesia !
3. Jelaskan tujuan didirikannya orgamisasi
Nahdlatul ‘Ulama (NU) ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar