Guru : Artis
dalam Dunia Pendidikan
(Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2
Garut)
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artis adalah ahli seni, seniman, seniwati
(seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama). Tamu artis terkenal
yang ikut dalam pertunjukan drama dan sebagainya sebagai tamu dan dalam
pertunjukan yang terbatas.
Seorang seniman
akan selalu dikenal oleh masyarakat luas, apalagi jika sudah menjadi idola,
maka ia pasti akan dikagumi dan karyanya akan selalu membekas di hati. Guru
juga dapat dianggap sebagai seniman dunia pendidikan.
Guru adalah
seorang seniman. Karena guru juga dikenal dan menjadi idola peserta didik,
bahkan orang tua atau wali peserta didik tersebut. Guru merupakan sosok yang
dijadikan tumpuan bagi keberhasilan belajar peserta didik.
Pendidik dapat
menjadi seniman yang selalu dikenal dan dikenang di kalangan peserta didik,
kerabat profesional dan juga masyarakat. Setiap negara selalu menghormati guru,
seperti di Indonesia, jasa guru dihormati dengan menetapkan tanggal 25 November
sebagai Hari Guru Nasional.
Seorang guru haus
akan semua pengetahuan. Guru bukan hanya seniman, tetapi pahlawan. Setiap
Pedagogik memiliki karakternya sendiri dalam tugas profesional dan mengajarnya.
Untuk menjadi
seniman dalam dunia pendidikan, seorang guru harus menjadi:
1.
Change Agent
(Agen Pembaharu)
Change Agent berarti guru memiliki pengaruh yang besar dalam pembenahan dunia pendidikan. Jadi, sebagai pribadi yang profesional dengan pendidikan yang profesional, keterampilan dan kemampuan seorang guru tidak bisa dipandang sebelah mata.
Peran guru dalam reformasi pendidikan adalah mendukung desentralisasi pendidikan, bekerja sama dengan masyarakat, menjadi pelaksana sistem pendidikan nasional dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharu inovasi pendidikan bertindak sebagai penghubung antara agen perubahan dan klien, tujuannya agar inovasi tersebut dapat diterima atau dilaksanakan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaru.
2.
Action Rereacher (Peneliti Tindakan)
Seorang guru tidak hanya seorang
praktisi di bidang pendidikan, tetapi juga seorang peneliti. Penelitian yang
dilakukan oleh guru bersifat internal. Dilakukan di dalam kelas dan dalam
konteks pembelajaran. Penelitian ini dikenal dengan nama Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Dasar penerapan PTK sangat sederhana.
Guru memahami bahwa ada masalah
dalam pelaksanaan pembelajaran. Masalah ini sangat mengganggu. Selanjutnya,
masalah tersebut benar-benar perlu dipecahkan atau solusi dapat ditemukan.
Sampai saat ini para guru juga
memahami bahwa pembelajaran datang dengan berbagai masalah dan persoalan.
Namun, guru tidak sempat mencatat, merencanakan, atau mengambil tindakan untuk
memecahkan masalah secara terstruktur dan administratif.
Konsep PTK memerlukan agenda atas
berbagai permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Ini
diikuti dengan rencana untuk memecahkan masalah secara tertulis atau tidak.
Kemudian guru mencoba melaksanakan kegiatan apa yang bertujuan untuk memecahkan
masalah tersebut.
Terakhir, guru merefleksikan atau
melihat bagaimana hasil dari kegiatan yang dilaksanakan itu tercapai. Jika ini
masih tidak menyelesaikan masalah, guru harus melakukan prosedur berikut.
Nantinya, PTK menjadi siklus yang berkesinambungan.
Ringkasnya PTK dilaksanakan secara mandiri oleh dosen untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar pembelajaran. PTK tidak sama dengan penelitian ilmiah pada umumnya yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Namun PTK merupakan upaya mandiri untuk memecahkan masalah pembelajaran nyata yang dihadapi setiap guru.
3.
Designer Instruction (Perancang Pembelajaran)
Guru desain adalah guru
yang sangat memahami makna profesinya, yang memiliki visi dan merencanakan
pengajarannya secara kreatif. Fitur lain puas dengan ide-ide, perubahan
inovatif dan menyenangkan yang mengaktifkan pengajaran. Di sini guru harus
berperan aktif dalam perencanaan KBM, memperhatikan berbagai bagian sistem
pendidikan, yaitu:
1. Meyusun dan merancangan
bahan ajar
2. Menyusun materi yang
berkaitan dengan tujuan, ruang dan waktu, mengembangkan pengetahuan, kebutuhan
dan kemampuan peserta didik secara komprehensif, sistematis dan operasional
secara efektif.
3. Merancang metode yang
sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.
4. Memberikan alat peraga,
dalam hal ini guru adalah pembimbing dalam mengajar.
5. Media dalam hal ini guru
berperan sebagai perantara, memperhatikan relevansi (juga materi), efektifitas,
efisiensi, kesesuaian metode dan aspek praktis.
Jadi dengan waktu yang sedikit
atau terbatas ini, guru dapat merencanakan dan mempersiapkan semua komponen
untuk pekerjaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang
prinsip-prinsip pembelajaran yang menjadi dasar perencanaan.
4.
Character Builder (Pembentuk Karakter)
Guru sebagai pendidik merupakan sosok penting dalam membentuk karakter masa depan. Guru menjadi sosok yang menanamkan nilai-nilai terpuji pada peserta didik, mengoreksi perilaku yang buruk dan menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Dengan demikian, guru sebagai jembatan
pendidikan dapat mengembangkan karakter
kehidupan peserta didik. Guru, digugu dan ditiru. Guru kencing berdiri,
murid kencing berlari. Guru merupakan figur sentral, teladan, dan panutan bagi
peserta didik
5.
Motivator (Pemberi
Semangat)
Guru menjadi motivator (motivator) bagi peserta didik, yaitu: keterbukaan, artinya guru harus mampu mendorong peserta didik
untuk berani mengemukakan pendapat dan merespon secara positif. Pujian atau
pengakuan dapat memotivasi peserta didik untuk berbuat lebih banyak, bahkan
jika kinerja mereka sebelumnya tidak luar biasa.
6.
Guide in the Side (Fasilitator/Penyedia Sarana Prasarana)
Guru memiliki peran dalam
memberikan pelayanan yang memudahkan peserta didik dalam belajar. Sebagai
fasilitator, guru
berperan sebagai asisten dalam proses pembelajaran, membantu mengubah
lingkungan dan membantu proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan.
Ada
lima indikator keberhasilan guru sebagai fasilitator, yaitu: 1) guru
menyediakan seluruh perangkat pembelajaran dimulai dari silabus, kurikulum,
RPP, bahan ajar, evaluasi, dan penilaian; 2) menyediakan fasilitas pembelajaran
berupa metode, media serta peralatan belajar; 3) guru bertindak sebagai mitra,
bukan atasan; 4) guru melaksanakan tugas dan fungsinya yang telah di tentukan
Undang – undang; dan 5) guru tidak bertindak sewenang – wenang kepada peserta
didik (Agustina, 2017)
7.
Organisator (Pengatur)
Kata “organizer” dibentuk dari akar kata “organization”, yang berasal dari kata bahasa Inggris “organize”, yang bentuk infinitifnya adalah toorganize, yang berarti mengatur atau mengorganisasikan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain, dan memiliki masing-masing fungsi. Sekolah adalah organisasi di mana departemen yang berbeda memiliki tugas dan peran tersendiri.
Guru merupakan bagian dari organisasi pendidikan yang perannya sebagai
penyelenggara pendidikan, yaitu penyelenggara dan pemimpin penciptaan. Secara formal (bagi mereka yang menentukan dan menetapkannya) dan proses
pendidikan yang diperlakukan secara moral. kepada siswa sasaran dan kepada
Tuhan yang menciptakannya).
Peran guru sebagai organisator,
yaitu:
1. Pengelolaan kalender akademik,
kurikulum, workshop, RPP dan lainnya;
2. Membuat dan melaksanakan RPP
serta menyampaikan materi sesuai dengan
RPP;
3. Penyusunan tata tertib sekolah,
dst.
Guru menyelenggarakan kegiatan pembelajaran sedemikian rupa sehingga
tercapai efisiensi dan efektivitas pembelajaran baik bagi siswa maupun guru.
8.
Consultant (Penasihat)
Tugas utama guru
konsultan adalah
memberikan saran dan membantu sekolah inklusi yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus/berkebutuhan pendidikan khusus.
Guru adalah konselor bagi peserta didik dan orang tua, meskipun mereka tidak
dilatih secara khusus sebagai konselor dan dalam beberapa kasus tidak dapat
diharapkan untuk menasihati orang.
Peserta didik selalu
dihadapkan pada kebutuhan untuk mengambil keputusan dan prosesnya berjalan
kepada guru. Agar guru mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perannya
sebagai orang kepercayaan dan konselor, ia perlu memahami psikologi kepribadian
dan ilmu kesehatan mental.Peserta didik akan mendapatkannya sendiri, dan yang
mengejutkan, mereka bahkan mungkin menyalahkan apa yang mereka temukan dan
keluhkan. guru. guru untuk membuat mereka percaya.
9.
Content Creator (Pembuat konten)
Di era digital ini, guru harus memiliki keterampilan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Kemampuan membuat vlog, film pendek, podcast, majalah digital, video editing dan media sosial sangat dibutuhkan oleh guru untuk pembelajaran mandiri.
Di era digitalisasi pendidikan, membutuhkan
kesempatan belajar yang fleksibel untuk memfasilitasi di mana saja dan kapan
saja, membuat waktu belajar lebih fleksibel dan memberikan variasi untuk
meningkatkan hasil belajar
10. Second Parent (Orangtua ke dua)
Dalam bidang
kemanusiaan, guru berperan sebagai orang
tua kedua di sekolah yang memampukan dan mendorong peserta didik untuk belajar
dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai persoalan. Di bidang sosial, tugas
guru di sekolah adalah mendidik dan mengajar orang menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab, guru juga mendidik kita, merawat kita di sekolah. Guru mendidik peserta didik bagaimana
menjadi anak yang baik, taat kepada orang tua, mendengarkan nasihat orang tua,
menghormati orang tua, mencintai teman-teman.
Daftar Pustaka
Hanafi, M.,
& Rappang, S. M. (2017). Membangun Profesionalisme Guru Dalam Bingkai
Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmu Budaya, 5(1), 35-45.
Mulyati, Y.
S. (2013). Pengembangan kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689-1699.
Sunarto, S.
(2018). Pengembangan kreativitas-inovatif dalam pendidikan seni melalui
pembelajaran mukidi. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
Wardani, K.
(2010, November). Peran guru dalam pendidikan karakter menurut konsep
pendidikan Ki Hadjar Dewantara. In Proceeding of The 4th International Conference on Teacher
Education; Join Conference UPI &UPSI (pp. 8-10).
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei
1978. Mengajar di MTsN 2
Garut. Pendidikan
: D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi
Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi :
Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial
budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2
(tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1
di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya
: 4 buku solo, 25
buku antologi (Januari-November
2022). Memiliki 750
konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-November 2022). Blog :
http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram
(nj_78). Email
: nuruljubaedah6@gmail.com.
Tiktok @nurjube, Whatsapp : 081322292789.
Maa syaa Allah, mantap
BalasHapusTerimakasih banyak atas support dan kunjungannya pak
HapusMasyaaa Allah luar biasa.semoga semangat ibu bisa tertular kepada yang lain
BalasHapusTerimakasih banyak atas support dan kunjungannya bu
Hapus