Jumat, 31 Januari 2025

BAB V Walisanga dalam Dakwah Islam di Indonesia (Pertemuan 1)

 

Pertemuan 1

Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Gelar sunan atau susuhunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun dalam bahasa Jawa kuno yang berarti menghormati. Lazimnya, gelar tersebut digunakan untuk menyebut guru suci (mursyid thariqah dalam Islam).

Istilah walisongo adalah nama sebuah dewan yang beranggotakan 9 orang. Anggota walisongo merupakan orang-orang pilihan dan oleh karena itu oleh orang jawa dinamakan wali. Istilah wali berasal dari bahasa arab aulia, yang artinya orang yang dekat dengan Allah Subhaanahu wa ta’aala karena ketakwaannya. Sedangkan istilah songo merujuk kepada penyebaran agama Islam ke segala penjuru. Orang jawa mengenal istilah kiblat papat limo pancer untuk menggambarkan segala penjuru, yaitu utara-timur-selatan-barat disebut kiblat papat dan empat arah diantaranya ditambah pusat disebut limo pancer. Perkembangan Islam di Jawa tidak dapat dipisahkan dari peranan para Wali. Walisongo" berarti sembilan orang wali" 

Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

A.       Biografi walisongo

1.         Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana Malik Ibrahim diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Nama lain Maulana Malik Ibrahim adalah, Sunan Gresik, Syech Maghribi, Kakek Bantal. Nama ayahnya adalah Maulana Jumadil Kubro keturunan Sayyidina Hussein Bin Ali, cucu Rasululloh. Saudara Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Ishak yang merupakan ayah dari Raden Paku (sunan Giri).

Maulana Malik Ibrahim pernah tinggal di Campa (Kamboja) sejak tahun 1379 M. dan menikah dengan putri raja Campha yang memberinya dua putra. yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri.

Dakwah Islam di Jawa dipandang sukses ketika dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim. Pada akhir Abad ke-14 ia mendarat di pantai Jawa Timur beserta beberapa orang kawannya untuk selanjutnya menetap di Gresik.

Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Maulana Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.

Terdapat beberapa versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim. Ia pada umumnya dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW; melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim.

Maulana Malik Ibrahim memilih jalur Pendidikan sebagai media dakwahnya. Pesantren merupakan bentuk pendidikan yang digagasnya. Pendirian pesantren dimaksudkan untuk menampung dan menjawab permasalahan-permasalahan sosial kegamaan serta menghimpun santri.

Sunan Gresik/Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai “Bapak Spritual Walisongo”. Maulana Malik Ibrahim tetap tinggal di Gresik untuk menyiarkan ajaran Islam hingga wafatnya pada 12 Rabiulawwal 822 H / 8 April 1419 M. Makamnya terletak di Kampung Gapura Wetan, Gresik. Makamnya banyak diziarahi oleh masyarakat hingga sekarang. Sunan Gresik dipandang sebagai penyiar Islam pertama di Jawa.

2.         Sunan Ampel

Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Ia lahir di Campa tahun 1401 M, Raden Rahmat adalah putera dari Sunan Gresik dengan Dewi Chnadrawulan dan ia merupakan penerus perjuangan ayahnya dalam menyiarkan agama Islam di Jawa.

Istri Sunan Ampel ada dua yaitu: Dewi Karimah dan Dewi Chandrawati (Nyi ageng Manila). Dengan istri pertamanya, Dewi Karimah, dikaruniai dua orang anak yaitu: Dewi Murtasih yang menjadi istri Raden Fatah (sultan pertama kerajaan Islam Demak Bintoro) dan Dewi Murtasimah yang menjadi permaisuri Raden Paku atau Sunan Giri. Dengan Istri keduanya, Dewi Chandrawati, Sunan Ampel memperoleh lima orang anak, yaitu: Siti Syare’at, Siti Mutmainah, Siti Sofiah, Raden Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, serta Syarifuddin atau Raden Kosim yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Drajat atau kadang-kadang disebut Sunan Sedayu.

Langkah awal Sunan Ampel membangun pesantren di Ampel Denta,  Surabaya. Melalui pesantrennya Sunan Ampel  mendidik kader-kader da’i yang kemudian dikirim ke seluruh Jawa. Murid-murid Sunan Ampel yang terkenal antara lain: Raden Paku (Suna Giri), Raden Fatah (Sultan Demak), Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak (penyebar Islam di Blambangan)

Sunan Ampel Dikenal sebagai tokoh pencipta dan perencana kerajaan Islam pertama di Jawa. Dialah yang mengukuhkan Raden Fatah sebagai sultan pertama kesultanan Demak. Dari kesultanan inilah penyebaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara dilancarkan. Hal lain yang perlu diketahui, Sunan Ampel bersama para wali telah mendirikan masjid Demak tahun 1479 M.

Dalam dakwahnya, Sunan Ampel mengkhawatirkan penyimpangan aqidah akibat tradisi masyarakat Jawa, seperti Kenduri, slametan dan sesaji yang hidup di kalangan masyarakat, namun ia tetap toleransi dengan cara memasukkan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam tradisi-tradisi tersebut. ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah kepada para santrinya. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon).  Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.”

   Dua Orang muridnya yang sangat terkenal yaitu mbah sholeh (Penjaga Masjid Ampel yang makamnya ada 9) dan mbah bolong (Melubangi pengimaman untuk melihat ka’bah/arah kiblat dalam pembangunan Masjid Ampel)

   Sunan Ampel wafat tahun 1481 M makamnya bisa kita jumpai di Masjid Ampel, Surabaya.

3.         Sunan Giri

Nama lain Sunan Giri adalah Raden Paku, Jaka Samudera, dan Muhammad Ainul Yakin, Prabu Satmata, Sultan Abdul Fakih. Masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma).        

Raden Paku adalah putra Maulana Ishak saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Raden Paku lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada 1442 M. Sunan Giri menuntut ilmu di Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel. Di sini dia bertemu dengan putera Sunan Ampel yang bernama Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).

Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri sebagai basis dakwahnya. Giri Kedaton tumbuh bukan hanya sebagai tempat pesantren tetapi juga menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Ia dikenal sebagai seorang pendidik yang menerapkan metode permainan yang bersifat agamis. Ia  pencipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, cublak suweng, gending asmaradana, dan pucung.

Sunan Giri wafat sekitar abad ke-16, dan makamnya bisa kita jumpai di Bukit Giri, Gresik.

Soal Latihan

a.     Bagaimana cara pendekatan Sunan Gresik dalam mengambil simpati masyarakat sekitar sehingga tertarik dengan Islam ?

b.    Sunan Ampel mengenalkan istilah “Mo limo” yang merupakan penyakit masyarakat. Sebutkan istilah tersebut !

c.     Sunan Giri adalah seorang pencipta karya seni yang luar biasa. Sebutkan nama permainan anak yang diciptakannya !

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB VII Biografi Tokoh Pendiri Organisasi Keagamaan di Indonesia (Uji Kompetensi)

  Uji Kompetensi 1 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu hurufa, b, c atau d pada ...