Sabtu, 25 Februari 2023

(107) Don’t Judge A Book by It’s Cover

 

Don’t Judge A Book by It’s Cover

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Peran wali kelas sangat penting dalam mengelola kelas, mengendalikan, mengarahkan, dan membina peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi peserta didik yang diinginkan. Selain mengajar mata pelajaran tertentu, wali kelas juga bertugas mengawasi perkembangan psikis setiap peserta didik di kelasnya.

Dalam hal ini tugas wali kelas tentu saja berbeda dengan tugas guru bimbingan dan konseling yaitu melayani dan membimbing peserta didik serta membantu mengatasi masalah mereka, yaitu peserta didik dengan masalah perilaku atau moral.

Pada tanggal 21 Februari 2023, penulis menerima 23 masalah melalui tulisan tangan dalam selembar kertas. Sebagai wali kelas IX-C penulis berusaha untuk meningkatkan pelayanan prima terhadap peserta didik agar terjalin secara efektif dan efisien.

Dari 23 masalah yang terdata, penulis menyimpulkan masalah peserta didik berada di sekitar permasalahan keluarga dan pertemanan. Sisanya adalah mereka yang tidak mampu menuangkan dalam tulisan sehingga mereka mengatakan, “maaf bu, saya tidak mempunyai masalah!”.

Penulis harus banyak belajar dari peserta didik yang wajahnya datar, berpikirnya polos seadanya, mentalnya sehat, langkahnya ringan, sikapnya tenang meskipun mereka sebenarnya tengah berada dalam keadaan yang belum tentu baik-baik saja. Namun, penulis juga tetap harus peka dan terus memberikan dorongan kepada peserta didik yang rawan dengan kerapuhan hidup.

Berikut ini salah satu contoh masalah yang ditulis oleh beberapa peserta didik tanpa nama sehingga penulis sebagai wali kelas tidak akan canggung ketika mengemukakan pendapat, nasihat, motivasi, dukungan, dan penguatan di kelas nanti.

 




Penulis memberikan jawaban menyeluruh terhadap semua masalah yang dikeluhkan peserta didik kelas IX-C. Bahwa sebagai manusia sudah sepantasnya kita harus belajar hidup mandiri. Kurangi ketergantungan kepada orang lain.

Menjadi mandiri bukan berarti tidak membutuhkan orang lain sama sekali. Di sisi lain, kemandirian sebenarnya mencakup kemampuan untuk mengurus diri sendiri secara lebih mandiri dan fleksibel. Namun, kemandirian bukan berarti harus mengandalkan diri sendiri sepenuhnya dan tidak membutuhkan orang lain.

Sebagai manusia, kita selalu membutuhkan orang lain dalam berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan sosial, keuangan, dan emosional. Kita bisa mendapatkan dukungan, bantuan, dan nasihat dari orang-orang terdekat kita, seperti keluarga, teman, dan kolega.

Namun, kemandirian berarti kita memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Itu juga berarti kita dapat mengatasi hambatan dan masalah yang kita hadapi dengan lebih mandiri, tanpa terlalu bergantung pada orang lain.

Dalam hal ini kemandirian mengajarkan kita inisiatif, berpikir kreatif dan berani mengambil resiko dalam hidup. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus mengabaikan kebutuhan kita akan dukungan sosial dan hubungan dengan orang lain.

Jadi kemandirian sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat, lebih tegas dan lebih bertanggung jawab atas hidup kita, tetapi juga untuk memahami betapa pentingnya kita membutuhkan hubungan dan dukungan orang lain termasuk ada tidaknya kehadiran orang tua di dunia ini.

Allah SWT berfirman : “Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah dan Alah Dialah yang Maha Kaya (tidak  memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (Q.S Fathir: 15). Oleh karena itu seorang Muslim tidak memiliki harapan selain Allah SWT. Karena jika itu terjadi, maka dia memang telah melupakan ayat-ayat Allah dan semakin mereduksi hidupnya menjadi kehinaan dan kesengsaraan.

Penulis juga akan terus memberikan motivasi, dorongan, dan sugesti positif tanpa pandang bulu. Semua anak memiliki potensi yang berbeda. Sebagai pendidik memiliki kewajiban mengarahkan saja agar kelak masa depan mereka cerah dan tepat sasaran. Don’t judge a book by it’s cover, semua anak memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

  

 

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021) dan juara favorit (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 25 buku  antologi (Januari 2021 -Maret 2023). Memiliki 900 konten pendidikan di canal youtube dan 110 artikel (Oktober 2021-Maret 2023). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...