Penerapan Metode Sorogan
dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an
Saya sebagai wali kelas IX-B membimbing hafalan juz ke 30 sampai kelulusan tahun pelajaran 2021/2022. Berbagai macam cara telah saya tempuh agar peserta didik berhasil sampai menyelesaikan 37 surat. Dari beberapa metode yang telah saya terapkan salah satunya adalah metode Sorogan. Tujuan dari metode sorogan adalah terciptanya kedekatan antara wali kelas dengan peserta didik secara individu baik ikatan batin maupun spiritual. Manfaat dari metode sorogan bagi wali kelas dan peserta didik adalah saling mengingatkan kembali hafalan surat dan menambah pahala ketika terjadi interaksi/bimbingan diantara keduanya.
Metode Sorogan
Metode sorogan merupakan salah satu metode pembelajaran di pesantren tradisional, adapun istilah sororgan berasal dari kata sorog (Jawa) yang berarti menyodorkan. Sebab setiap santri saling bergiliran menyodorkan kitab di hadapan kyai atau badal (pembantu kyai). Marwan menjelaskan, bahwa sistem sorogan sangat efektif di gunakan, karena dengan system ini seorang santri dapat menerima pelajaran dan pelimpahan nilai-nilai sebagai proses deliveri of culture di pesantren .
Pendapat demikian di dukung oleh Geertz dengan mengatakan bahwa metode sorogan memiliki ciri pemahaman yang sangat kuat pada pemahaman tekstual atau literal. Namun kerapkali tidak semua orang bisa menggunakan metode yang sama, karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti yang di ungkapkan Mujammil Qomar, bahwa penerapan metode sorogan menuntut kesabaran dan keuletan pengajar, dan juga santri yang di tuntut untk memiliki kedisiplinan yang tinggi, disamping itu penerapan metode ini membutuhkan waktu yang lama yang berarti pemborosan, kurang efektif dan efisien.
Pembelajaran Al-Qur’an
Peran guru untuk membimbing para santri supaya dalam penguasaan pembelajaran Al-Qur’an dan mencetak santri yang fasih dalam membaca Al-Qur’an ini sangat diperlukan. kemudian metode atau cara-cara untuk mengantarkan santri supaya dapat membaca Al-Qur’an dengan benar dan fasih itupun sangat diperlukan pula, maka metode hafalan juz ke 30 yang digunakan di kelas IX-B adalah mengadopsi salah satu dari metode tradisional yaitu metode sorogan. Sorogan artinya belajar secara individu dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi interaksi saling mengenal antara keduanya.
Dalam pembelajaran di pesantren, metode itu termasuk pembelajaran kitab secara individual, dimana setiap santri menghadap secara bergiliran kepada kyai atau pembantunya untuk membaca, menjelaskan, dan atau menghafal pelajaran yang diberikan sebelumnya. Namun, dalam tulisan ini saya khusus menjelaskan metode yang diadopsi dari pesantren diterapkan di kelas IX-B yang dilaksanakan pada jam literasi setiap hari Sabtu pukul 07.00-07.20 juga selain tatap muka bimbingan juz ke 30 ini dilakukan melalui metode sorogan secara daring (Blended learning) dimana konten hafalan juz ke 30 ini telah saya upload di channel youtube pendidikan, instagram, whatsapp dan facebook atas nama Nurul Jubaedah.
Sebagai wali kelas, saya berpendapat ada beberapa manfaat dalam metode sorogan berdasarkan observasi selama bimbingan juz ke 30 di kelas IX-B diantaranya yaitu. 1) Ada interaksi individual antara guru dan peserta didik, 2) Peserta didik lebih dapat dibimbing dan diarahkan dalam pembelajarannya, baik dari segi tajwid maupun makhroj. 3) Dapat dikontrol, dievaluasi dan diketahui perkembangan dan kemampuan peserta didik. 4) Ada komunikasi efektif antara guru dan peserta didik. 5. Ada kesan yang mendalam dalam diri guru dan peserta didik. Metode sorogan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah waktu yang dibutuhkan cukup panjang karena harus diadakan evaluasi dari guru , peserta didik harus memiliki persiapan yang matang sebelum maju dalam pembelajaran metode sorogan.
Hasil bimbingan juz ke 30 diantaranya Amelia dan Fathya telah berhasil menghafalkan 37 surat, 28 orang masih dalam proses hafalan menuju 30 surat, dan 2 orang belum sama sekali bimbingan. Batas hafalan masih berlangsung sampai kelulusan di akhir tahun pelajaran 2021/2022 nanti. Bimbingan juz ke 30 ini berlangsung sejak awal tahun pelajaran 2021 sampai akhir nanti di kelas IX-B yang berjumlah 32 orang. Bagi peserta didik yang terindikasi belum hafal maka resikonya kelulusan akan tertunda.
Program Wali Kelas IX-B TANGGUH bisa dilihat di :
https://youtu.be/LljSiAyLQsY Metode Bandongan (Part 4)
https://youtu.be/mJ-uKrhsOSM Metode Sorogan berbasis Video (Part 3)
https://youtu.be/h7YkscImtI0 Metode Blended learning (Part 2)
https://youtu.be/4pG0NkCzn7I Metode Sorogan Tatap Muka (Part 1)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011).
Armai Arief, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002).
Arwani. Ulil Albab, dkk. Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qu’an Yanbu’a. (Kudus: PP. Tahfidzul Qur’an Yanbu’a Qur’an, 2004).
Dalman, 2014. Keterampilan Membaca, Depok: PT Raja Grafindo Persada
Fatahudin. Pedoman Pengajaran Membaca dan Menulis Huruf AlQur’an. (Jakarta: CV. Serajaya, 1975).
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research II. (Yogyakarta : Andi Offset, 1992).
Haedari, Amin dan Ishom El-Saha. Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah. (Jakarta : Diva Pustaka. 2004).
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta : PT.Grafindo Persada, 1999).
Marwan Saridjo, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta: Dharma Bhakti, 1982).
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta : Erlangga, 2002)
Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Al-Qur’an Yanbu’a (Kudus : Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2004).
Ridlwan Nasir, format pendidikan pesantren (pustaka pelajar:Yogyakarta, 2005)
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Bumi Aksara)
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: CV Alfabeta).
Biodata
Nama lengkap Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Pangkat/golongan Pembina/IV-a. Latar belakang pendidikan D1 Akuntansi tahun 1995, S1 PAI di UNIGA tahun 2001, S1 Bahasa Inggris di STKIP Siliwangi Cimahi tahun 2007, S2 PAI di UIN SGD Bandung tahun 2012. Pengalaman mengpembelajaran yaitu sebagai guru Bahasa Inggris di beberapa SDN tahun 2000-2003, guru Bahasa Inggris di SMP Sukasono pada tahun 2000, guru Bahasa Inggris di MTs dan SMA Al Hikmah tahun 2000-2010, guru Bahasa Inggris dan SKI di MTs Al Hidayah Karoya tahun 2010-2013, menjadi asdos Bahasa Inggris di IAILM Suryalaya tahun 2004-2008, guru SKI di MTsN 2 Garut mulai tahun 2013-sekarang, guru KIR di MTsN 2 Garut 2019-September 2021. Pengalaman pelatihan yaitu meyusunan naskah PAS di BDK Bandung Jabar tahun 2017, meyusunan naskah UAMBN di Makassar, Surabaya dan Bali tahun 2018, pendampingan kurikulum 2013 ARD di Makassar tahun 2018, konsinyering bahan pembelajaran PAI di Bandung, Yogyakarta, Bogor dan Malang tahun 2018, bedah SKL UAMBN di Bogor dan Surabaya 4-10 Februari tahun 2019, workshop KIR di Kediri/4-6 Juli tahun 2019. Mengikuti Webinar Nasional dengan bukti fisik120 sertifikat mulai Maret 2020 sampai sekarang. Lolos guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah tahun 2021.
Kereen bunda, ayook tuliskan kembali di media pembelajaran seri 2🥰🤭
BalasHapusSudah dikirim tinggal menunggu dicetak bukunya terima kasih banyak 🙏
Hapus