Senin, 31 Oktober 2022

(98) 5 Jurus Jitu Trauma Broken Home menjadi Sukses

 


5 Jurus Jitu Trauma Broken Home menjadi Sukses

(Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Anak-anak Broken Home adalah korban perselisihan keluarga. The University of New Hampshire Cooperative Extension menjelaskan bahwa dampak keluarga yang rusak terhadap perkembangan anak tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia anak pada saat orang tua berpisah, kepribadian anak dan hubungan keluarga. Tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang harmonis dapat menimbulkan gangguan psikologis bagi anak. Anak-anak dari keluarga broken home lebih memahami apa arti kehilangan yang sebenarnya, terkadang mereka juga merasa bahwa dunia ini tidak adil.

Banyak orang berspekulasi bahwa anak-anak dari keluarga yang tidak sempurna menjadi nakal, lalai, tidak berekspresi dengan baik dan tidak bisa mengatasi masalah  seperti orang lain. Semua ini salah karena anak-anak dari keluarga broken home memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak normal lainnya.

Misalnya, karena semua peristiwa yang dialami sejak masa kanak-kanak, hanya sedikit dari mereka yang menjadi dewasa sebelum waktunya. Ketiadaan salah satu atau bahkan kedua orang tuanya membuatnya sangat mandiri. Jadi dia sangat sadar, jika dia tidak bisa melakukannya sendiri, lalu siapa lagi yang akan membantu.

Mereka juga memiliki pikiran yang keras, karena biasanya mereka terbiasa menerima hinaan dan hinaan sejak kecil. Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga broken home biasanya memiliki motivasi tersendiri untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka bisa sukses seperti orang lain.

Generalisasi bahwa anak-anak dari keluarga broken home sulit dijangkau tidaklah benar. Banyak anak dari keluarga  broken home menerima kasih sayang dari orang tuanya meskipun mereka telah bercerai. Namun di balik semua itu, banyak dari mereka yang berpikir bahwa ketika mereka dewasa, mereka tidak ingin melakukan  apa yang dilakukan keluarga mereka. Apalagi jika mereka juga menjadi korban pelecehan dari orang tua mereka untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mereka, mereka tidak ingin melakukan itu kepada anak-anak mereka di masa depan.

Tentu  tidak ada anak yang mau menderita lagi karena masa lalunya, mereka pasti punya cita-cita yang ingin dicapai. Seperti  yang dialami  A, ia menjadi anak yang keluarga asalnya terpisah sejak usia 9 tahun. Dia sering mendengar orang tuanya bertengkar, yang kemudian membuatnya  trauma. Kemudian dia harus mengadu kepada ayah atau ibunya. Selama di sekolah, A juga menunjukkan bahwa ia mampu meraih juara pertama hingga kelulusan dan mewakili sekolahnya dalam Olimpiade Sains se-Jakarta. Menurutnya, perceraian  orang tuanya tidak menjadi halangan baginya untuk melanjutkan kesuksesannya. Banyak juga tokoh masyarakat yang berasal dari keluarga yang tidak sehat namun tetap bisa berkarir dengan baik, seperti Nia Ramadhani, Naysila Mirdad, Eva Celia dan masih banyak lagi.

10 Sifat Anak Broken Home Wajib Diketahui

1.      Emosional Tinggi

2.      Pendiam

3.      Menjadi Anak yang Unggul

4.      Selalu Sedih

5.      Anak Nakal

6.      Bijaksana

7.      Lebih Peka/Peduli

8.      Tidak Sopan

9.      Pemberontak

10.  Pendendam

Bagi Anda yang ingin sembuh dari trauma broken home, ada 5 jurus jitu menuju sukses pilihan :

1.      Belajar menerima keadaan atau kenyataan. Mungkin sulit pada awalnya, tetapi itu akan membantu Anda menjadi lebih kuat dan lebih dewasa. Terima kenyataan dengan lapang dada dan tetap bersyukur. “Wahai Rabb-ku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah semua urusanku” (QS. Thaha: 25). “Bukankah kami telah melapangkan dadamu (wahai Muhammad)?” (QS. Asy-Syarh: 1). Dari kedua ayat ini bisa kita ketahui bahwa hakikat lapang dada yang sebenarnya adalah yang bersumber dari Allah Ta'ala semata.

2.      Tetap optimis. Lakukan hal yang benar dan cara yang benar. Jangan takut untuk beralih ke ahli jika Anda benar-benar membutuhkan bantuan profesional. Isi Kandungan Surat Az Zumar Ayat 53, Perintah untuk Bertaubat dan Optimistis. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Namun, Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk terus optimis dan tidak berputus asa.

3.      Fokus pada tujuan hidup Anda. Lakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan Anda, tidak peduli seberapa besar tantangan yang Anda hadapi. Surat Al Baqarah ayat 286 yang berbunyi: Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” Ayat ini memberikan penjelasan yang singkat dan padat bahwasanya ketika kita mendapatkan musibah, Allah SWT tidak menurunkan suatu ujian atau cobaan kepada hamba-Nya melainkan karena hamba tersebut mampu untuk menanggungnya. Maka dari itu, janganlah berputus asa atau berprasangka ketika berada dalam posisi terpuruk.

Jika Anda merasa ujian Anda sangat berat, itu artinya Anda adalah hamba Allah SWT yang kuat sehingga cobaan atau ujiannya pun berbeda. Justru dengan ujian tersebut, ketika Anda berhasil melaluinya, Allah SWT akan menaikkan derajat Anda ke tempat yang lebih mulia. Oleh karenanya, janganlah berputus dari rahmat Allah SWT, apapun yang terjadi tetaplah semangat terus berikhtiar sambil meningkatkan ketakwaan. Semoga Allah SWT segera mengangkat ujian dan cobaan yang sedang Anda hadapi.

4.      Berpikirlah positif dan hindari berpikir negatif yang menghancurkan Anda. Percaya bahwa Anda akan mencapai tujuan hidup Anda. Misalnya, Anda berpikir tentang bagaimana Anda dapat mencapai tujuan hidup Anda terlepas dari semua yang telah terjadi dalam hidup Anda. "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang mengunjing sebagian yang lain. Apakah ada sebagian kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat Lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat: 12). Dalam ayat tersebut, Allah melarang kaum muslimin untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Dan mengajurkan untuk selalu berprasangka baik atau berpikir positif.

5.      Selalu bersyukur. Bersyukur adalah salah satu cara untuk menghargai apa yang sudah kita miliki dan keluar dari "jebakan" untuk selalu membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih beruntung. Bunyi surat Luqman ayat 12 adalah: Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Siapa sangka mantan orang nomor satu Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menjadi salah satu korban broken home. Orang tuanya bercerai ketika dia masih remaja. Terkejut dengan perceraian orang tuanya, dia memutuskan untuk mengubah hidupnya, mengatakan bahwa "di persimpangan ini, saya bersumpah untuk menyingkirkan situasi keluarga yang rusak dan menjadi seseorang." Kata-kata tersebut juga dibuktikan dengan menjadi Presiden Republik Indonesia selama 2 periode.

Jadi, bahkan jika orang tua Anda bercerai atau Anda merasa bahwa keluarga Anda tidak sama, itu bukanlah akhir. Anda mengangkat bahu dan membuktikan kepada semua orang bahwa Anda hidup lebih baik daripada orang lain.

Daftar Pustaka

Alfauziyah, A., & Daliman, S. U. (2020). Konsep Diri Pada Remaja Broken Home (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Ardini, P. P., Utoyo, S., & Juniarti, Y. (2019). Tumbuh Kembang Anak Broken Home. Jurnal Pelita PAUD4(1), 114-123.

Ermayani, N., & Marleni, L. (2021). Analisis Perbedaan Belajar Terhadap Siswa yang Berasal Dari Keluarga Broken Home. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK)3(1), 110-116.

Fahrurrazi, F., & Casmini, C. (2020). Bimbingan Penerimaan Diri Remaja Broken Home. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam3(2), 142-152.

Moko, C. (2013). Broken Home≠ Broken Dreams. MediaKita.

Setyaningsih, T. S. (2011). Pendekatan konseling realita dalam mengubah konsep diri negatif siswa broken home. Skripsi. Semarang: Jurusan Bimbingan Dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 25 buku  antologi (Januari-November 2022). Memiliki 750 konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-November 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Tiktok @nurjube, Whatsapp : 081322292789.

Selasa, 25 Oktober 2022

(97) Habis Gelap Terbitlah Terang

   

Habis Gelap Terbitlah Terang

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini berbicara tentang perjuangannya untuk mencapai persamaan hak bagi perempuan dan laki-laki. Penulis menemukan kata-kata seperti nasionalisme, demokrasi, negara, bangsa, kemerdekaan, kesadaran nasional. Kartini juga menyampaikan pemikirannya tentang bagaimana seharusnya peran perempuan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Buku Habis Gelap Terbitlah Terang dapat mengangkat semangat perjuangan bangsa di kalangan pemuda Indonesia. Keterpaparannya pada dunia literasi Belanda membuka pikiran gadis muda ini. Bahkan, Kartini juga membaca majalah dan surat kabar Eropa, yang tentu saja membuka wawasannya.

Berdasarkan pernyataan di atas penulis mencoba menganalisis sebuah makna yang tersurat lalu menarik sebuah refleksi yang akan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari khusunya bagi perempuan Indonesia. Kata kunci yang penulis ambil adalah perjuangan, persamaan hak, nasionalisme, demokrasi, kesadaran nasional, dan literasi. Mari kita uraikan satu persatu sebagai berikut.

Analisis

1.      Perjuangan

Kedudukan R.A Kartini saat membesarkan anak, beliau menjadi pendidik yang pertama kali mempengaruhi perkembangan karakter anaknya. Kartini percaya bahwa membesarkan anak adalah pekerjaan besar. Pembentukan kepribadian seseorang pertama-tama berasal dari rumah. Ibu kandung harus diberikan pendidikan dan pengembangan keluarga. Bagaimana bisa mendidik keluarga dengan baik sekarang, ketika unsur terpenting keluarga, yaitu perempuan, sama sekali tidak mampu belajar (Arbaningsih, 2005:127). Oleh karena itu,

Kartini meminta pemerintah Hindia Belanda untuk serius dalam mengenyam pendidikan, terutama mengenai kebutuhan dana dan tenaga pengajar. Pendidikan dan pembelajaran Bumiputra harus berorientasi pada masalah praktis untuk meningkatkan kecerdasan dan kualitas hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pemikiran Kartin tentang sistem pendidikan sangat modern, karena ia menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran dan kegiatan pendidikan, dan bukan sebagai objek pengajaran, seperti biasa dalam pendidikan pada waktu  (Arbaningsih, 2005: 133).

Pendidikan merupakan salah satu perhatian Kartin yang paling penting dalam memajukan perempuan dan masyarakat adat pada umumnya. Mengenai  pendidikan Bumiputra, Kartini ingin agar semua Bumiputra mengenyam pendidikan di kabupaten manapun dan berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin. Kartini adalah orang Jawa pertama yang memikirkan pendidikan gadis remaja Jawa dan menyatakan keyakinannya akan perlunya pendidikan. Kartini sangat menginginkan sekolah putri (Soeroto, 1979:320).

2.      Persamaan Hak

Kartini adalah  pelopor kesetaraan perempuan di nusantara yang memiliki kecerdasan, ide dan perjuangannya untuk memberantas ketidakadilan yang dihadapinya. Sebagai pemikir dan promotor emansipasi perempuan, Kartini menjadi sumber inspirasi perjuangan perempuan yang merindukan kebebasan dan kesetaraan status sosial karena ia berhasil menuliskan pemikirannya secara detail dan detail.

Kartini juga sangat erat kaitannya dengan isu gender saat ini. Menurut KMK 807 Tahun 2018, konsep gender adalah peran dan kedudukan yang dimiliki laki-laki atau perempuan, berdasarkan struktur sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang lebih luas dan dapat berubah dari waktu ke waktu, bukan berdasarkan perbedaan biologis. 

Apa itu seks? Gender adalah perbedaan  antara laki-laki dan perempuan dalam hal peran, tugas dan tanggung jawab yang dihasilkan dari struktur sosial dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Istilah gender  pertama kali dicetuskan oleh para ilmuwan sosial. Mereka bermaksud menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi kodrat bawaan (ciptaan Tuhan) dan formasi budaya (konstruksi sosial).

Banyak orang menafsirkan atau mengacaukan karakteristik manusia yang alami (tidak berubah) dengan karakteristik yang tidak alami (gender) yang dapat dan memang berubah seiring waktu. Perbedaan gender ini juga membuat orang memikirkan kembali  peran mereka sendiri bagi laki-laki dan perempuan.

Kartini adalah pelopor keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia  sejak tahun 1908. Perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, khususnya di bidang pendidikan, dimulai oleh Kartini sebagai  perlawanan  terhadap ketidakadilan terhadap perempuan saat itu. Dalam perjalanan selanjutnya, semangat juang Kartini dilanjutkan dengan Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928  yang kemudian disebut sebagai Hari Ibu.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu terus disosialisasikan bahwa perempuan juga memiliki hak untuk  setara dengan laki-laki. Dan penting bagi perempuan untuk mengetahui seberapa jauh mereka dapat dibandingkan dengan pria. Karena dalam beberapa hal, perempuan tidak bisa berada di posisi laki-laki dalam menjaga kehormatan dan melindungi perempuan itu sendiri.

Selain itu, memberikan laki-laki hak yang sama sekaligus melindungi mereka membuat perempuan merasa bahwa keadilan mereka telah diperoleh sepenuhnya. Kemudian keseimbangan hidup terwujud.

Untuk mencapai kesetaraan gender secara optimal, perlu pula  penyempurnaan perangkat hukum untuk perlindungan dan akses informasi setiap individu  serta peningkatan partisipasi masyarakat. Tujuannya sebenarnya cukup sederhana, bahwa semuanya harus seimbang, setara, adil, untuk mewujudkan impian kita.

3.      Nasionalisme

Kartini menunjukkan dengan kata dan perbuatan keberpihakan beliau pada kesatuan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita dapat menghidupkan kembali semangat Kartini yang menunjukkan sikap nasionalisnya, suratnya sebagai  agenda untuk meyakinkan Belanda bahwa orang Jawa memiliki makna, bahwa mereka memiliki kehendak sendiri. Kami hanya ingin mereka mengendalikan masa depan mereka dukungan Anda.

Nasionalisme Kartin dapat digolongkan sebagai nasionalisme kemanusiaan (humanistic nationalism), yang mencirikan nasionalisme dari perspektif budaya. Nasionalisme humanistik Kartini terlihat dalam pemikiran-pemikirannya tentang nilai-nilai bangsanya. Meskipun ia tidak menemukan konsep ideologis  bangsa dan negara (nation-state) dalam pemikirannya yang cemerlang, namun dalam surat-suratnya disarankan agar Kartini berideologi “Cintai Rakyat dan Tanah Air”, “Jaga Tingkat Kependudukan”,  "bangsa",  Kemanusiaan" dan "Berjuang untuk Kemanusiaan", Kemajuan Umat Bumiputera".

Kartini berjuang tanpa dukungan massa dan organisasi. Ia hanya bisa menggunakan korespondensi tertulis yang sangat tajam dan membangkitkan semangat  untuk mengungkapkan pemikirannya untuk memperbaiki dan memajukan kehidupan penduduk asli Hindia Belanda (Indonesia). Betapa sakit hati Kartini  ketika melihat dan mengalami poligami, kebodohan kaum pribumi, konflik-konflik sosial karena agama, sifat golongan bangsawan/bangsawan dan adat-istiadat yang menindas kaum pribumi, sehingga pemikiran-pemikiran membengkak dalam keterasingan. dalam tulisan yang bermakna dan indah.

 

 

 

4.      Literasi.

Di Europe Lagere School (ELG) Kartini belajar bahasa Belanda sampai dia bisa berbahasa Belanda dengan baik. Kartini dikenal gemar membaca, meski menikah muda, ia  mengurung diri di kamar dan menghabiskan waktunya dengan membaca dan menulis surat. Akhirnya  RA Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat pada tanggal 12 November 1893.

Setelah menikah, Kartini tidak pernah berhenti belajar dan terus menimba ilmu di rumah dengan banyak membaca  buku, majalah dan surat kabar Eropa. Berkat membaca buku dan koran ini, Kartini menyadari perbedaan  besar antara kehidupan perempuan Eropa dan nasib perempuan di tanah airnya. Perempuan di Eropa memiliki kehidupan yang lebih bebas dan tidak dibatasi seperti dirinya, meskipun mereka memiliki status yang sama dengan  laki-laki.

Berdasarkan fakta ini, dia memiliki ide untuk meningkatkan kehidupan perempuan di negaranya. Kartini sering membaca koran Semarang De Locomotief, juga berlangganan majalah  Leestrommel tentang berbagai topik budaya, ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik, termasuk  majalah Belanda De Hollandsche Lelie. Kegiatan literasi berujung pada surat-surat  berkorespondensi dengan Miss Zeehandelaar, yang kini menjadi inspirasi dunia, Door Duisternis tot Licht, diterjemahkan oleh Armijn Pane, Dari kegelapan menuju terang.

Sikap dan pemikiran Kartin sejalan dengan prinsip-prinsip Islam tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Mengenai isu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam, Nasaruddin Umar dalam bukunya The Argument for Gender Equality Perspective Al-Quran menyebutkan bahwa setidaknya ada empat dalil yang dapat dijadikan dasar kesetaraan status perempuan dan laki-laki: Pertama, sama dari titik awal. Kedua, tanggung jawab dan manfaat yang setara  dan; Ketiga, sama dalam  pendidikan dan keempat, sama dalam hukum.

Refleksi

Islam tidak melarang kaum perempuan bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangga sepanjang tidak melanggar syariat agama. Allah berfirman, "Katakanlah (wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Allah, Rasul-Nya, dan para mukminin akan melihat pekerjaanmu." (QS. At-Taubah: 105).

Baik itu bekerja di rumah atau di luar rumah, keduanya bisa sama-sama bagus. Ini tidak berarti bahwa perempuan yang bekerja di luar rumah lebih sukses daripada ibu rumah tangga biasa. Di sisi lain, perempuan yang tinggal di rumah mungkin tidak lebih mulia dari mereka yang bekerja di luar rumah. Itu semua tergantung pada seberapa berguna itu. Dengan kecepatan perkembangan, seseorang bahkan dapat melakukan maksiat atau dosa  di rumah hari ini.

Di sisi lain, kebaikan dan keuntungan juga bisa tercipta di luar rumah. Jadi hindari kerusakan di mana-mana. Baik di rumah maupun di luar rumah, perempuan harus berusaha untuk pelayanan yang salehah, menjauhi segala maksiat dan dosa, berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki diri dan  bermanfaat bagi orang lain.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-Juli 2022). Memiliki 750 konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-Agustus 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...