Sabtu, 25 Februari 2023

(107) Don’t Judge A Book by It’s Cover

 

Don’t Judge A Book by It’s Cover

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Peran wali kelas sangat penting dalam mengelola kelas, mengendalikan, mengarahkan, dan membina peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi peserta didik yang diinginkan. Selain mengajar mata pelajaran tertentu, wali kelas juga bertugas mengawasi perkembangan psikis setiap peserta didik di kelasnya.

Dalam hal ini tugas wali kelas tentu saja berbeda dengan tugas guru bimbingan dan konseling yaitu melayani dan membimbing peserta didik serta membantu mengatasi masalah mereka, yaitu peserta didik dengan masalah perilaku atau moral.

Pada tanggal 21 Februari 2023, penulis menerima 23 masalah melalui tulisan tangan dalam selembar kertas. Sebagai wali kelas IX-C penulis berusaha untuk meningkatkan pelayanan prima terhadap peserta didik agar terjalin secara efektif dan efisien.

Dari 23 masalah yang terdata, penulis menyimpulkan masalah peserta didik berada di sekitar permasalahan keluarga dan pertemanan. Sisanya adalah mereka yang tidak mampu menuangkan dalam tulisan sehingga mereka mengatakan, “maaf bu, saya tidak mempunyai masalah!”.

Penulis harus banyak belajar dari peserta didik yang wajahnya datar, berpikirnya polos seadanya, mentalnya sehat, langkahnya ringan, sikapnya tenang meskipun mereka sebenarnya tengah berada dalam keadaan yang belum tentu baik-baik saja. Namun, penulis juga tetap harus peka dan terus memberikan dorongan kepada peserta didik yang rawan dengan kerapuhan hidup.

Berikut ini salah satu contoh masalah yang ditulis oleh beberapa peserta didik tanpa nama sehingga penulis sebagai wali kelas tidak akan canggung ketika mengemukakan pendapat, nasihat, motivasi, dukungan, dan penguatan di kelas nanti.

 




Penulis memberikan jawaban menyeluruh terhadap semua masalah yang dikeluhkan peserta didik kelas IX-C. Bahwa sebagai manusia sudah sepantasnya kita harus belajar hidup mandiri. Kurangi ketergantungan kepada orang lain.

Menjadi mandiri bukan berarti tidak membutuhkan orang lain sama sekali. Di sisi lain, kemandirian sebenarnya mencakup kemampuan untuk mengurus diri sendiri secara lebih mandiri dan fleksibel. Namun, kemandirian bukan berarti harus mengandalkan diri sendiri sepenuhnya dan tidak membutuhkan orang lain.

Sebagai manusia, kita selalu membutuhkan orang lain dalam berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan sosial, keuangan, dan emosional. Kita bisa mendapatkan dukungan, bantuan, dan nasihat dari orang-orang terdekat kita, seperti keluarga, teman, dan kolega.

Namun, kemandirian berarti kita memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Itu juga berarti kita dapat mengatasi hambatan dan masalah yang kita hadapi dengan lebih mandiri, tanpa terlalu bergantung pada orang lain.

Dalam hal ini kemandirian mengajarkan kita inisiatif, berpikir kreatif dan berani mengambil resiko dalam hidup. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus mengabaikan kebutuhan kita akan dukungan sosial dan hubungan dengan orang lain.

Jadi kemandirian sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat, lebih tegas dan lebih bertanggung jawab atas hidup kita, tetapi juga untuk memahami betapa pentingnya kita membutuhkan hubungan dan dukungan orang lain termasuk ada tidaknya kehadiran orang tua di dunia ini.

Allah SWT berfirman : “Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah dan Alah Dialah yang Maha Kaya (tidak  memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (Q.S Fathir: 15). Oleh karena itu seorang Muslim tidak memiliki harapan selain Allah SWT. Karena jika itu terjadi, maka dia memang telah melupakan ayat-ayat Allah dan semakin mereduksi hidupnya menjadi kehinaan dan kesengsaraan.

Penulis juga akan terus memberikan motivasi, dorongan, dan sugesti positif tanpa pandang bulu. Semua anak memiliki potensi yang berbeda. Sebagai pendidik memiliki kewajiban mengarahkan saja agar kelak masa depan mereka cerah dan tepat sasaran. Don’t judge a book by it’s cover, semua anak memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

  

 

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021) dan juara favorit (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 25 buku  antologi (Januari 2021 -Maret 2023). Memiliki 900 konten pendidikan di canal youtube dan 110 artikel (Oktober 2021-Maret 2023). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

Rabu, 22 Februari 2023

(106) 5 Kisah Inspiratif yang Bisa Mengubah Duniamu

5 Kisah Inspiratif yang Bisa Mengubah Duniamu

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

“Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah telah diberi keputusan (di dunia) di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.” (QS Yunus: 19)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kisah Pertama

Ada seorang ibu beranak tiga. Penulis fokus menceritakan anak yang ke dua saja. Anak itu aktif, cerdas, menarik, supel, dan periang. Sejak kecil sudah terlihat bakat yang berbeda dari teman-temannya. Dia bisa puisi, menari, menyanyi, menjadi MC di usia muda dalam acara Agustusan dikampungnya, menulis cerpen, dan segudang bakatnya yang penulis belum ketahui. 

Ibunya jualan cilok di Sekolah Dasar. Ayahnya bekerja serabutan. Sehingga suatu hari ada tetangganya yang meremehkan dia. “Anak tukang cilok mau jadi apa? Gakan kuliah, biaya dari mana?. Mending saya saja yang sudah pasti memiliki masa depan”. Kalimat tersebut nyaring terdengar ke telinga penulis karena ibuku seorang guru Sekolah Dasar, tempatnya sama dengan ibu tukang cilok tersebut. 

Beberapa tahun kemudian gadis itu kuliah S1 di UPI, S2 di Australia, dan S3 di Amerika. Sekarang dia sudah berbahagia dan memiliki dua anak. Suaminya pun ikut bekerja bersamanya di Negara Paman Sam. Penulispun takjub dengan kemajuan hidupnya yang pesat dan sangat inspiratif.

Pesan Moral : 

Jadikan hinaan dan pandangan sebelah mata sebagai busur panah semangat untuk mencapai cita-cita. Ingatlah terus firman Allah SWT QS. Ar-Rad ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” 



Kisah Kedua

Gadis kecil baru selesai Sekolah Dasar melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di luar kota. Keadaan ekonomi orang tua yang miskin membawanya pada sebuah tekad dan mimpi besar. Dia ingin mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Dia kokoh dan tangguh dalam menjalani kehidupannya.

Gadis yang masih berusia 13 tahun itu berada di kota besar sendirian dengan bekal sedikit beras dan satu baju saja. Dia menggadaikan hidupnya dengan keringat dan air mata. Alkisah bersabda, dia pernah mengambil kembali ikan asin yang sudah terbuang di tempat sampah demi penghematan untukn mengganjal perutnya yang lapar. 

Hidupnya sangat sederhana jauh dari kemewahan dan hingar bingar duniawi. Saat teman-temannya malas memasak, dia rela menjadi koki. Saat temannya terlelap tidur, dia rela menjadi tukang cuci. Sehingga saat dia pulang ke kampungnya, orang tuanya heran kenapa dia tidak pernah meminta uang untuk bekal sekolah.

Dalam kurun waktu 6 tahun dia berada di kota besar, semua usahanya berbuah manis. Modal niat dan tekad ingin menuntut ilmu tanpa bekal akhirnya dia berhasil melalui masa sulitnya. Perempuan cantik, langsing, dan mungil itu kini menjadi perempuan tangguh. 

Cerita pilu pun belum berakhir. Ketika dia mengarungi rumah tangga, suaminya memiliki banyak istri namun, dia tak goyah dan menyerah begitu saja. Selama 40 tahun berumah tangga, dia berhasil melalui semua ujiannya. 

Mulai dari membesarkan anak dari suaminya, membiayai empat anak kandungnya, sampai mengurus mendiang suaminya menjelang ajalnya. Ujian berlalu, kini dia tengah menikmati masa tuanya bersama sembilan cucu tercinta. Perempuan kuat itu menikmati hasil jerih payahnya. Rumahnya empat, anak-anaknya sudah  dewasa dan hidup bahagia bersama keluarga tercinta.

Pesan Moral :

Dalam surat Al Baqarah ayat 46 bahwa yang dimaksud dengan orang khusyu' adalah mereka yang meyakini akan perjumpaan dengan Allah SWT dan yakin akan kembali kepada Allah SWT. Perempuan dalam kisah di atas telah meneyerahkan seluruh hidupnya untuk mengabdi dan berserah diri pada ketentuan Tuhan karena dia yakin kelak akan berjumpa dengan Yang Menciptakannya. Sabar, syukur, dan taqwa.

Dalam Surat Ar-Rum ayat 54 Allah SWT menegaskan yang artinya “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.”



Kisah Ketiga

Gadis belia hidup bersama kakak dan adiknya tanpa orang tua. Mereka hidup di sebuah rumah yang masih berdekatan dengan kerabat dekatnya. Dahulu kedua orangtua mereka berpisah lalu setelah itu ibu mereka meninggal dunia. 

Penulis heran dengan cara bertahan hidup mereka. Anak sulungnya kuliah, anak ke dua sekolah dan juara pertama di kelasnya. Pertumbuhan jasmani dan rohaninya sehat. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala ini. Mengapa banyak anak yang hidup dengan orang tua lengkap tetapi prestasi di sekolah biasa-biasa saja?. Mengapa banyak anak yang tumbuh dewasa karena tuntutan keadaan yang keras justru mereka berhasil?

Penulis menganalisis fenomena yang terjadi di lingkungan terdekat. Usul punya usul ternyata anak yang lahir mandiri jauh lebih kuat bisa bertahan hidup. Asalkan, mereka hidup di lingkungan terdidik dan terawat. Artinya masih ada keluarga terdekat yang memantau perkembangan hidup mereka. Masih memiliki guru yang peduli dengan perkembangan psikis mereka.  

Sebaliknya anak-anak yang dibesarkan di lingkungan serba terpenuhi. Mereka membentuk pribadi manja, tidak mandiri, tergantung dengan ibunya, kurang disiplin, dan cenderung pemalas. Itu pun jika asuhan orang tuanya tidak mendidik. Berbeda hal jika tumbuh dan berkembang di bawah asuhan keluarga utuh dan didikan yang sempurna, sungguh luar biasa hasilnya kelak.

Pesan Moral :

Artinya: "Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda." (Q.S Ali 'Imran: 125). Ayat tersebut menjelaskan tentang pertolongan Allah SWT terhadap orang-orang yang sabar dengan ujian hidup. Janji Allah SWT itu pasti dan nyata adanya. Maka apapun yang sedang kita hadapi, tetaplah tenang dan hadapi dengan senyuman.



Kisah Keempat

Seorang pemuda memiliki 9 saudara. Dia anak kedua dari seorang ibu rumah tangga dan ayahnya bekerja di perkantoran. Sejak kecil didikan orang tuanya yang otoriter sudah membentuk karakter keras, buas, dan agak liar. Apa yang menyinggungnya akan membuatnya marah seketika.

Berjodohlah dia dengan seorang gadis lugu dan polos. Setelah memiliki satu anak, kekerasan dalam rumah tangga mulai muncul dan menggoncang bahtera rumah tangganya. Adik dari istrinya bersaksi ketika kakaknya berselesih paham dan menangis, laki-laki itu menyiksanya dengan sikat cuci. 

Ibu beranak satu adalah seorang guru Sekolah Dasar. Setelah memiliki tiga anak, perempuan itu menjaga anak-anaknya ke sekolah bersama-sama. Suaminya bekerja di luar kota. Suatu hari mendapat kabar bahwa suaminya memiliki istri lagi di kota besar.

Sang istri tidak bereaksi keras dengan keadaan. Sebagai manusia biasa dia hanya mampu menangis dan meratapi nasib. Jatuh bangun dia lalui hingga suatu hari suaminya pindah ke kampung halaman hidup bersamanya. Rumors mengenai menikah dengan banyak istri tinggallah cerita belaka. Merupakan salah satu bukti adalah istrinya harus mengurus anak suaminya dari salah satu istri mudanya. Jadi kisah nyata atau rumors?

Anak suaminya dibesarkan sampai SMA. Setelah itu dia kembali ke ibu kandungnya dan bekerja di sana sampai sekarang. Anak itu sering video call bersama ibu sambungnya. Seperti ibu dan anak kandung tampak tidak ada kejanggalan. Di sisi lain ulah suaminya pun bertambah banyak.

Suaminya menjual rumah tanpa sepengetahuan istrinya. Uangnya dia habiskan sendiri. Istrinya masih juga bertahan. Dalam kasus ini perkara istrinya masuk ke dalam kategori lugu, polos, atau bego?. Kenapa dia masih bertahan dan tabah dalam menghadapi kejahatan suaminya seumur dia hidup berumah tangga?.

Di akhir cerita suaminya meninggal. Istrinya hidup bahagia memiliki uang pensiun sendiri sekaligus mendapatkan uang pensiun dari mendiang suaminya. Wanita mandiri itu memiliki banyak rumah hasil jerih parahnya ketika muda. Kini dia hidup bahagia bersama ke empat anaknya. Meskipun anak sulungnya mengalami nasib seperti mendiang ayahnya yang  mengalami berkali-kali pernikahan. Apakah ini yang namanya karma?

Pesan Moral :

Firman Allah SWT dalam Alquran: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan kepada mereka (jalan lurus.” (QS An-Nisa: 168). Zalim kepada sesama manusia dibenci Allah SWT.

Pasal 45: 1) . “Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp9.000.000,00 (sembilan juta rupiah).”



Kisah Kelima

Gadis kecil kurus lahir dari keluarga broken home. Dia sudah terbiasa dengan didikan keras sejak kecil hingga dewasa. Alkisah dia kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Namun nasib membawanya untuk segera memiliki anak di usia muda. Teman-temannya masih menikmati bangku kuliah. Gadis itu sudah harus bertanggung jawab menjadi ibu serta istri dari seorang laki-laki pengangguran.

Meskipun keadaan tidak sesuai dengan harapan, gadis itu tetap memiliki harapan besar untuk memperjuangkan masa depan. Putus kuliah pada semester 5 tidak membuatnya patah semangat. Dia melanjutkan kuliah di kampung halamannya. Ibu muda tersebut berhasil membereskan kuliah S1. 

Ibu satu anak yang masih berusia 20 tahunan itu mulai mengajar sambil membuka kursus bahasa Inggris di rumah ibunya. Dia berjuang untuk memberikan nafkah anak semata wayangnya. Tiga tahun berlalu, dia mengikuti kuliah S1 kelas karyawan sebagai batu loncatan dan harapan agar kelak di angkat ASN jurusan Bahasa Inggris karena sebelumnya dia mengambil jurusan PAI. 

Kuliah ke duanya nyaris selesai, nasib baik menghampirinya. Dia diangkat menjadi ASN. Sebagai bukti rasa syukurnya, dia melanjutkan kuliah S2 di Bandung. Jurusan yang dia ambil linier dengan jurusan PAI. Meskipun mimpinya ingin menjadi guru bahasa Inggris kandas namun, dia bersyukur bisa mewujudkan plan B. Dia juga harus menanggung resiko sebagai single fighter, ibu tunggal beranak tiga.

Kini, perempuat kuat itu sudah memiliki keluarga baru. Beberapa piagam penghargaan pernah diraihnya. Karirnya maju, rumah tangga sesuai harapannya sudah terwujud, Hidupnya sudah lengkap. Mereka bahagia sampai akhir hayat.

Pesan Moral :

Jauhi bersikap lemah dan selalu sedih dalam ujian, karena ujian dapat meningkatkan kedewasaan dan kecerdasan berpikir. Sebagaimana tertuang dalam surat Ali Imran ayat 139. Artinya: "Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman".


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Setelah memaparkan beberapa kisah di atas, penulis menemukan banyak masalah yang harus dipecahkan di kelas IX-C.  Sebagai wali kelas, penulis akan terus berusaha keras untuk membantu jalan keluar dan memecahkan persoalan hidup mereka. Guru dituntut tidak hanya profesional sebagai pengajar tetapi juga harus mampu berada pada posisi pendidik yang diharapkan kehadirannya oleh peserta didik. 

Masalah mereka sangat beragam dan kompleks. Minggu depan akan penulis coba berikan solusinya satu persatu setelah KBM berakhir. Tidak hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi juga seringkali penulis berbagi mengenai bagaimana cara menghadapi kerasnya kehidupan dunia.

Mereka harus belajar arti kehidupan. Mereka yang masih berusia rata-rata 15 tahun adalah usia berharga bagi pembentukan karakter. Kebiasaan mereka akan terbawa sampai dewasa kelak. Maka dari itu sebagai orang tua selayaknya bisa bekerja sama dan bertanggung jawab atas tumbuh kembangnya mereka baik jasmani maupun rohani. Mereka berhak atas terpenuhinya kebutuhan ekonomi, pendidikan, kasih sayang, agama, dan hal-hal positif lainnya yang menunjang masa depan cerah.

 


Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021) dan juara favorit (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 25 buku  antologi (Januari 2021 -Maret 2023). Memiliki 750 konten pendidikan di canal youtube dan 110 artikel (Oktober 2021-Maret 2023). Blog :  http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.


Rabu, 08 Februari 2023

(105) Eksistensi Tuhan

 Eksistensi Tuhan 

oleh Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (guru SKI di MTsN 2 Garut)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan al-qadar (takdir)” (QS al-Qamar: 49). “Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (al-Lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Berbagai peristiwa hidup, sudah pernah saya lewati dari sudut pandang pertumbuhan karir mulai dari nol sampai ke gerbang impian. Ada suka, ada duka, ada tawa, dan ada air mata. Semua saya jalani dengan penuh lapang dada. Ujian hidup ini menumbuhkan kedewasaan berpikir, membentuk mental kuat dan menata kepribadian mandiri pada diri saya.

Manusia hanya mampu memaksimalkan iktiar dan doa, selanjutnya Tuhanlah yang menangani. Surah At-Taubah ayat 105 berisikan perintah Allah SWT kepada hamba-Nya agar selalu bekerja sesuai dengan kebutuhan. Pekerjaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dapat bernilai ibadah.

Firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 105 berbunyi,  yang artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

Berikut ini adalah serangkaian metamorfosis kehidupan yang pernah saya lalui from zero to hero, dari mulai penderitaan melanda sampai takdir manis menghadiri kehidupan saya saat ini sebagai wujud dari eksistensi Tuhan :

2000 – 2007 : 

Saya mengawali karir menjadi guru honorer di MTs dan SMA Al-Hikmah (tahun 2000). Sebelumnya saya pernah mengambil jurusan Sastra Arab UIN SGD Bandung sampai semester 5 namun dikarenakan ada musibah dalam hidup saya maka saya melanjutkan kuliah di Universitas Garut (UNIGA) jurusan Kependidikan Islam lulus tahun 2021. Saat Kuliah di Universitas Garut saya masih dibiayai oleh orang tua sampai ke jenjang S1. 

Saya mulai membiayai kuliah sendiri pada jurusan Bahasa Inggris dari gaji sebagai guru honorer di STKIP Cimahi dan lulus tahun 2007. Saat itu saya sudah memiliki satu anak perempuan yang berusia sekitar 7 tahun.

2007 : 

Kementrian Agama RI telah menempatkan saya sebagai PNS hasil validasi tanpa test  di MTs Negeri 2 Garut. Pro kontra mulai merajalela. Di satu sisi saya mengajar di madrasah swasta tetapi langsung diangkat PNS di MTsN 2 Garut. Ketika itu sebagian besar warga MTsN 2 Garut protes keras terhadap kehadiran SK PNS saya, kenapa bisa terjadi sementara warganya sendiri yang masih honorer tidak ada satupun yang diangkat PNS. 

Saya menjawab dalam hati, “Tanyakan saja sendiri pada Tuhan, kenapa saya yang bisa menjadi kambing hitam di sini sementara saya hanya menjadi guru yang mengikuti pemberkasan yang diajukan dari madrasah swasta. Bahkan saya tidak mengerti dengan birokrasi yang terjadi, apa saya harus menolak peluang emas?”. Saya pun bertanya pada diri sendiri, “Kenapa saya bisa dipilih Tuhan untuk menjadi PNS tanpa sogok tanpa testing sedangkan Anda hanya penjadi para pembenci!”. Fitnah bertebaran dan merajalela tak terbendung. Tahun ini telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi saya. Horor!.

2010 : 

Saat itu menjadi awal yang baik karena gaji PNS saya cair untuk pertama kalinya. Saya mendapatkan rapel gaji sejak tahun 2007 sampai tahun 2010, tidak besar tapi lumayan bisa memenuhi kebutuhan pokok sebagai ibu beranak dua. Setelah itu saya pindah ke MTs Al-Hidayah Karoya. Saya masih ingat kepala madrasahnya ramah, menyambut, menyanjung, dan memuliakan saya. 

Saya merasa dihargai dan leluasa untuk menghirup udara segar. Saya seperti keluar dari kandang macan ke kandang beruang lalu akhirnya masuk ke taman miniatur syurgawi.  Di madrasah ini saya mulai bernafas kembali setelah sekian lama kehilangan hak untuk bebas berekspresi. Saya mulai mendaftarkan diri ke S2 PAI UIN SGD Bandung dan alhamdulillah lulus.

2012 : 

Karir lancar, saya lulus S2 dengan nilai sangat memuaskan IPK 3.52, tetapi pernikahan gagal. Ujian mulai terasa berat saat hidup tanpa pendamping. Namun, hal ini sudah merupakan keputusan akhir yang matang setelah melalui banyak pertimbangan selama 16 tahun lamanya. 

Saya berpikir untuk apa saya mempertahankan pernikahan yang sakit kalau saya masih bisa memiliki hak perceraian yang sehat. Saya merasa wajib mengesampingkan masalah pribadi supaya tidak banyak pihak yang menabuh genderang perang, apalagi para pembenci saat itu mulai menjamur. Saat itu pula saya bertekad untuk lebih fokus terhadap karir saya.

2013- 2017: 

Tahun 2013 saya lulus sertifikasi, secara otomatis gajipun bertambah dua kali lipat. Tahun pertama mengajar di MTsN 2 Garut rasanya seperti mendapatkan tantangan besar. Di samping saya diangkat PNS dari MTs swasta, saya juga tidak memiliki teman akrab satu orang pun di sini. Lengkap sudah penderitaan hidup. 

Lima tahun lamanya saya seperti berada di penjara. Saya merasa menjadi tamu di rumah sendiri. Pro kontra bukan saja tertuju pada keberadaan saya bekerja di sana terlebih lagi saya memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang kebanyakan mengenai kehidupan pribadi, cara berpakaian, dan gaya hidup saat itu. 

Jika saat itu saya ingin aman mungkin seharusnya saya menyamakan diri dengan lingkungan. Namun, saya enggan dan tidak biasa jika cara hidup saya harus memaksakan diri diterima oleh lingkungan.

Tahun 2016 tahun berkabung karena gagal ikut test Pengawas. Katanya saya masih mentah dan belum memiliki pengalaman menjadi wakil kepala maka hal inilah yang menjadi alasan saya gagal test. Saat itu memang kecewa karena memang saya akui juga karena saya sudah salah dari awal. 

Niat saya ingin mengikuti test pengawas dikarenakan saya sudah tidak betah mengajar di MTsN 2 Garut. Dulu saya merasa seperti tengah berada di kandang singa. Para predator seolah siap memangsa saya. Perasaan tidak nyaman dan kekacauan pikiran membuat saya ingin segera pindah dankeluar dari sini.

Ujian hidup pun bertambah kian kencang. Dan Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; kepada Kamilah kalian kembali.” (QS al-Anbiya': 35). Ujian baik berupa keburukan maupun kebaikan sejatinya untuk meningkatkan derajat di sisi Allah.

2018 : 

Pindah satmingkal ke MTsN 2 Garut.  Karena apa bisa pindah? Karena eksistensi Tuhan. Kenapa disebut begitu? Karena jika saat itu tidak ada guru PAI yang meninggal maka saya tidak akan sampai bisa masuk ke MTsN 2 Garut. 

PNS DPK di MTs Al-Hidayah Karoya hanya 3 tahun lamanya (2010-2013). Pada tahun 2018 saya lulus test menulis yang diadakan oleh KSKK Kementrian Agama RI. Yang mengikuti test sebanyak 1.800 dan yang lulus hanya 30 guru se Indonesia. Akhirnya saya bisa mengikuti 12 x Workshop Keliling Indonesia.

2019 : 

Pengalaman pertama menjadi Instruktur Nasional Penulis soal HOTS UNBK dan UAMBNBK, rasanya seperti menantang adrenalin. Kenapa? Bisa dibayangkan pilihan diantara pilihan peserta workshop Nasional dari sekian banyak peserta sekitar 120 guru pilihan se Indonesia. Saya juga sempat menjadi perintis madrasah riset, membimbing 27 karya ilmiah remaja (KIR), menghantarkan juara 1,2,3,dan harapan 4 level Nasional dan provinsi (2019-2021).

2020 : 

Mengikuti 120 webinar beserta 120 sertifikat (Selama musim corona atau pembelajaran daring). Webinar merupakan tempat terbaik bagi guru untuk mengembangkan karier mereka. Tak hanya sebagai wadah menambah pengetahuan, webinar selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga memiliki beragam manfaat lain sebagai guru profesional.

2021 : 

Gagal kembali ikut test Pengawas untuk yang ke dua kalinya. Saya berkata pada diri saya sendiri, “Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru. Einstein tak pernah takut dengan kesalahan. Tak perlu alergi dengan kesalahan. Catat baik-baik, kesalahan bukan kegagalan.”

Release 3 buku solo dan 20 buku antologi. 

2022 : 

Salah satu penulis di grup pegiat literasi Whatssapp mempertemukan saya dengan jodoh yang selama sepuluh tahun saya nantikan. Kami berkenalan tanggal 16 Mei 2022, bertemu tanggal 20 Mei 2022 dan menikah pada tanggal 8 Oktober 2022.  

Pada dasarnya, jodoh manusia telah dijamin oleh Allah. Allah menjamin menciptakan segala sesuatu beserta pasangannya. Hal ini berdasarkan isi surat Az-Zariyat ayat 49, yang artinya: "Dan dari segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kalian mengingat kebesaran Allah."

Pada tahun ini saya lulus juara favorite GTK Madrasah. Pembuktian ini menjadi awal dari personal branding sekaligus mematahkan pendapat yang mengatakan ,”cuma cari nama, prestasi itu harus kata orang bukan kata sendiri, oh pantes lulus juga karena Nurul itu kan aktif di MGMP, dan yang lainnya yang pernah memandang sebelah mata.” 

2023 :  

Release buku solo ke 4 dan 25 buku antologi Februari 2023. Saya menulis tidak seproduktif tahun lalu namun, saya berusaha tetap konsisten menulis walau agak terlambat. Seharusnya bulan Februari 2023 ini saya sudah release buku solo ke 4 tapi karena kesibukan di sekolah yang sangat padat akhirnya tersendat-sendat. Alhamdulillah sudah fix dengan penerbit buku dan siap launching. Tidak masalah jika terbit bulan Maret yang terpenting adalah tetap menulis.

Di luar agenda, saya telah terpilih menjadi wakil kepala kurikulum di MTsN 2 Garut. Saya teringat kutipan kalimat berikut ini : Pemimpin besar itu menangis terisak-isak. Ia memasukkan kepalanya ke dalam dua lututnya dan menangis sesegukan seraya berkata, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun.”. Kemudian ia berujar, “Demi Allah, sungguh aku tidak meminta urusan ini sedikitpun, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang-terangan.” (Kisah Umar Bin Abdul Aziz)


Biodata

 Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021) dan juara favorit (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 25 buku  antologi (Januari 2021 – Februari 2023). Memiliki 900 konten pendidikan di canal youtube dan 110 artikel (Oktober 2021- Februari 2023). Blog :  http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.


P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...