Selasa, 26 Juli 2022

(90) KBM Pertemuan ke 2 : SKI K-13 Rasa IKM

 

KBM Pertemuan ke 2 : SKI K-13 Rasa IKM  

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tidak dipaksakan secara langsung. Hal ini merupakan bagian dari strategi pelaksanaan program yang dilandasi kesadaran bahwa proses perubahan pembelajaran di sekolah melalui penerapan program juga merupakan proses pembelajaran tentang perubahan proses pembelajaran seperti anak belajar berenang. Ada tahapan yang harus dilalui.


Pelaksanaan program pembelajaran merdeka lebih efektif jika setiap sekolah ingin melakukannya untuk motivasi intrinsik. Kemudian menerapkan program ini sesuai tingkat kerumitan tergantung kondisi sekolah. Untuk itu, baik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementrian Agama RI mengembangkan strategi implementasi kurikulum yang bersifat sukarela dan bertahap.


Hal ini tidak serta merta mengubah keseluruhan program, tetapi dapat dimulai dengan mengimplementasikan beberapa komponen prinsip-prinsip utama program merdeka sekolah siap pakai dapat diganti. Pada dasarnya adalah perjalanan untuk meningkatkan pembelajaran. Pemerintah tidak ingin sekolah mengubah kurikulum hanya pada materi tanpa mempengaruhi kualitas pembelajaran, meskipun itulah tujuan sebenarnya.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama RI telah menyiapkan serangkaian strategi strategi untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka dalam pengajaran unit. Mulai dari memberikan roadmap adopsi kurikulum secara bertahap, memberikan penilaian dan perangkat pendidikan melalui Platform Merdeka Mengajar, dan menyediakan sumber daya pelatihan dan pendidikan mandiri bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, penyediaan sumber daya manusia untuk pengembangan komunitas belajar.


Pemerintah mendukung sekolah yang ingin membuat program merdeka, memiliki mekanisme penilaian mandiri di mana sekolah dapat menilai sendiri berdasarkan kesiapan mereka. Selain itu, dukungan teknologi bagi sekolah dalam melaksanakan Program Merdeka diberikan melalui Platform Merdeka Mengajar.


Platform penting saat ini dan sistem pendidikan harus mengambil terobosan teknologi untuk mempercepat pemberdayaan guru di semua daerah. Jadi, sekarang belajar tidak lagi menunggu kesempatan yang tepat, siapa saja bisa belajar, di mana saja, waktunya bisa disesuaikan, tergantung kemauannya.  Merdeka Mengajar adalah jawaban bagi guru di Indonesia untuk mengatasi krisis belajar peserta didik.


Adapun Implementasi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang menggunakan K-13 tetapi mengadopsi gaya Kurikulum Merdeka telah diterapkan secara perdana khususnya di kelas IX-C pada awal KBM pada bulan Juli tahun 2022. Mengingat saat ini MTsN 2 Garut belum menjadi profile project Kurikulum Merdeka, namun sebagai solusi untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Kurikulum Merdeka dengan ini penulis akan mulai menerapkannya.


KBM Pertemuan ke 2 : SKI K-13 Rasa IKM  

1.      KBM berbasis Proyek

Pertemuan pertama membahas kontrak belajar dan pembagian kelompok presentasi virtual sebagai bahan produk dari model pembelajaran Project Based Learning. Kelompok I membahas tentang Sejarah masuknya Islam di Indonesia. Kelompok II membahas tentang Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Kelompok III membahas tentang Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di Indonesia. Kelompok IV membahas tentang Implementasi Nilai-nilai Islam Kearifan Lokal dari Berbagai Suku di Indonesia. Presentasi dilakukan secara virtual sehingga KBM terbentuk dari hasil budaya digital secara online via google drive yang berkolaborasi dengan pembelajaran tatap muka.

2.      Fleksibel dalam Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke dua peserta didik sudah menyiapkan video pembelajaran secara virtual yang dikirimkan melalui google drive untuk dipresentasikan di kelas secara tatap muka. Materi yang disajikan bukan hanya untuk satu pertemuan saja tetapi dari empat kelompok yang tersebar seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah membahas materi untuk satu semester seperti yang ada di platform ATP SKI IKM 2022.

Jadi pada pertemuan berikutnya peserta didik yang telah berkolaborasi (collaboration)  tinggal mempertajam tahap komunikasi (communication), tanya jawab (critical thinking) dan merangkum atau menyimpulkan hasil presentasi (creativity). Peserta didik yang lebih cepat dalam mengirimkan tugas harus melakukan tutor sebaya kepada temannya yang membutuhkan bantuan sehingga KBM berjalan dengan efektif dan efisien.

3.      Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin

Tema-tema yang terdapat dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin diantaranya adalah Berkeadaban (ta’adub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan Kebangsaan (muwatanah), Mengambil jalan tengah (tawassut), Berimbang (tawasut), Lurus dan Tegas (I’tidal), Kesetaraan (musawah), Musyawarah (syura), Toleransi (tasamuh), Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar).

Materi yang dibahas dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yaitu, Kelompok I membahas tentang Sejarah masuknya Islam di Indonesia, materi ini mengandung PPK sesuai dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yaitu Berkeadaban (ta’adub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan Kebangsaan (muwatanah), Mengambil jalan tengah (tawassut), Berimbang (tawasut), Lurus dan Tegas (I’tidal), Kesetaraan (musawah), Musyawarah (syura), Toleransi (tasamuh), Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar).

Kelompok II membahas tentang Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Materi bab II juga mengandung PPK sesuai dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yaitu Berkeadaban (ta’adub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan Kebangsaan (muwatanah), Mengambil jalan tengah (tawassut), Berimbang (tawasut), Lurus dan Tegas (I’tidal), Kesetaraan (musawah), Musyawarah (syura), Toleransi (tasamuh), Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar).

Kelompok III membahas tentang Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di Indonesia. Materi bab III juga mengandung PPK sesuai dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yaitu Berkeadaban (ta’adub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan Kebangsaan (muwatanah), Mengambil jalan tengah (tawassut), Berimbang (tawasut), Lurus dan Tegas (I’tidal), Kesetaraan (musawah), Musyawarah (syura), Toleransi (tasamuh), Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar).

Kelompok IV membahas tentang Implementasi Nilai-nilai Islam Kearifan Lokal dari Berbagai Suku di Indonesia. Materi bab IV juga mengandung PPK sesuai dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yaitu Berkeadaban (ta’adub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan Kebangsaan (muwatanah), Mengambil jalan tengah (tawassut), Berimbang (tawasut), Lurus dan Tegas (I’tidal), Kesetaraan (musawah), Musyawarah (syura), Toleransi (tasamuh), Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar).

4.      Student Centered

Selama peserta didik presentasi dan diskusi, saya sebagai guru memantau KBM agar berlangsung secara kondusif. Nyaris saya tidak pernah duduk di meja guru, saya berkeliling di kelas sambil memantau perkembangan semua kelompok.

Peserta didik yang ngobrol akan terpantau begitu pula peserta didik yang aktif akan saya catat untuk menambah poin nilai. Peserta didik yang melakukan presentasi dengan baik seperti menguasai materi tanpa text, menyampaikan dengan suara lantang dan penuh percaya diri, menjawab pertanyaan dengan benar, singkat, dan padat lalu peserta didik yang mampu menyimpulkan hasil diskusi dengan tepat maka mereka berhak menerima nilai terbaik.

Adapun peserta didik yang mulai berkembang maka tugas saya di sana memberikan motivasi dan apresiasi dengan pujian, tepuk tangan agar mereka terus berusaha dengan baik dan penuh percaya diri. Peserta didik yang masih pasif, saya dorong mereka untuk mau mencoba setidaknya menyiapkan satu pertanyaan saja kepada kelompok yang sedang presentasi.

Mengenai SKI K-13 rasa IKM disilahkan untuk menyimak langsung agar semakin jelas yaitu tertera dalam link youtube Nurul Jubaedah sebagai berikut. Presentasi virtual SKI Kelas IX-C Semester 1 TP. 2022/2023 MTsN 2 Garut : (1) https://youtu.be/JYFFqDocRYM Bab 1, (2) https://youtu.be/kvFaCJJAs2s Bab 2. (3)  https://youtu.be/6b_BfFOnHVk Bab 3. (4) https://youtu.be/clZ046xn-9E Bab 4. Semoga bermanfaat.

 

Daftar Pustaka

Abdullah, U. M. K., & Azis, A. (2019). Efektifitas Strategi Pembelajaran Analisis Nilai Terhadap Pengembangan Karakter Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,[SL]7(1), 51-62.

Aslan, A., & Suhari, S. (2018). Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Rahman, M. S., Nurhayati, N., & Luawo, D. W. M. (2021). Persepsi Guru Terhadap Kebeijakan Merdeka Belajar Tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Di MTs Negeri 1 Manado. Journal of Islamic Education: The Teacher of Civilization, 2(1).

Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.

Susanty, S. (2020). Inovasi pembelajaran daring dalam merdeka belajar. Jurnal Ilmiah Hospitality, 9(2), 157-166.

Yamin, M., & Syahrir, S. (2020). Pembangunan pendidikan merdeka belajar (telaah metode pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1).

 

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-Juli 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-Agustus 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

Minggu, 24 Juli 2022

(89) KBM H-1 : 5 Manfaat Kontrak Belajar

 

KBM H-1 : 5 Manfaat Kontrak Belajar  

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

 

Kontrak belajar pada dasarnya adalah kesepakatan antara guru dan peserta didik. Melalui kontrak belajar guru, hal ini sebenarnya dapat menjadi  strategi bagaimana menerapkan model dan metode pembelajaran yang berbeda di setiap mata pelajaran yang akan kita ajarkan, mulai dari persiapan, perencanaan, pengembangan, dan analisis hasil belajar peserta didik.

Kontrak belajar juga memiliki konotasi yang sangat fleksibel. Kontrak dimaksudkan sebagai upaya untuk menargetkan jalan kita. Katakanlah guru memberikan target untuk mata pelajaran yang kita ajarkan dengan nilai target  minimal. Penetapan tujuan muncul sebagai cara berpikir tentang bagaimana menuju ke sana dan dengan teknik apa untuk melewati berbagai hal, dan kita harus ingat bahwa kita berpacu dengan waktu. Di sisi lain, dengan memperhatikan kondisi peserta didik

Berikut 5 Manfaat Kontrak Belajar  :

1.      Membentuk sikap komitmen antara perkataan dan perbuatan.

Komitmen adalah  janji yang dibuat untuk diri sendiri dan orang lain. Komitmen untuk belajar adalah janji untuk melakukan yang terbaik di sekolah, mempelajari hal-hal baru, mengerjakan pekerjaan rumah, memperhatikan guru, dan membaca bukan hanya karena Anda merasa harus,  tetapi karena Anda membutuhkannya. Komitmen berarti menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencapai komitmen akademik?. (1) Bersiaplah untuk aktif belajar bersama. (2) Mengkomunikasikan harapan peserta didik di kelas. (3) Guru membantu peserta didik mengungkapkan pendapat dan pemikirannya. (4) Kembangkan kesepakatan tentang standar kelas bersama.  (5) Tindakan disiplin jika mereka melanggar komitmen yang telah disepakati.

2.      Membentuk kedisiplinan yang  bermanfaat untuk masa depan.

Disiplin akademik tidak dapat dicapai dengan memerintahkan atau menghukum peserta didik. Guru yang cerdas harus mampu menjadi contoh dan juga contoh perilaku disiplin. Misalnya, Guru Cerdas ingin peserta didik datang tepat waktu. Hal pertama yang harus dilakukan guru yang cerdas adalah menunjukkan kepada peserta didik bahwa ia selalu tepat waktu dan tidak terlambat kecuali ada sesuatu yang mendesak. Bagaimana peserta didik akan memiliki sikap disiplin jika melihat gurunya tidak disiplin?.

Peningkatan kedisiplinan peserta didik di sekolah dapat dilakukan dengan membuat daftar peraturan atau tata tertib yang jelas dan kokoh. Jangan biarkan aturan dibuat dengan makna ganda sehingga peserta didik merasa bingung karena aturan yang ditetapkan tidak mudah untuk diikuti atau menciptakan peluang bagi peserta didik untuk melanggarnya.

Konsistensi merupakan salah satu kunci penting kedisiplinan peserta didik. Karena semua guru terus memberikan contoh, mereka secara konsisten memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya disiplin akademik untuk hasil yang optimal dan juga disiplin untuk mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat. Melalui bimbingan dan keteladanan yang terus menerus, pembentukan kepribadian peserta didik yang disiplin dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

Menjadi kuat bukan berarti agresif, marah lalu menghukum peserta didik. Seringkali, hukuman yang dijatuhkan atas dasar penegakan disiplin tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Peserta didik yang sering dihukum cenderung mengulangi kesalahan yang sama berulang-ulang. Selain itu, hukuman hanya dapat menyadarkan peserta didik atas perbuatannya, yang pada gilirannya akan menimbulkan kebencian terhadap guru. Tegas artinya tidak hambar. Aturan yang ada digunakan sebagai dasar tindakan agar peserta didik tidak mengulangi tindakan yang tidak sesuai. Yang terakhir adalah bangunlah kerjasama yang baik dengan orang tua.

3.      Membangun budaya kesetaraan dan transparansi di sekolah.

Langkah pertama yaitu dengan cara mengakhiri diskriminasi dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap semua peserta didik perempuan baik di ranah publik maupun privat. Anti-perkawinan anak dan ablasi tradisional. Laki-laki dan perempuan memiliki potensi dan kesempatan pendidikan yang sama.

Gender sebagai konstruksi budaya dan persepsi publik perlu diciptakan kembali. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler merupakan upaya strategis dan wadah yang kondusif bagi peningkatan pemahaman kesetaraan gender. Rekrut dan kembangkanlah bakat peserta didik tanpa harus melihat gender seperti dalam kegiatan pramuka, drumb band, pencak silat, lari balok, dan lain sebagainya.

Warga belajar sudah selayaknya saling menghargai dan menganggap bahwa setiap orang, termasuk perempuan, memiliki nilai-nilai dan potensi. Nilai-nilai ini harus dipraktikkan oleh semua orang, termasuk wanita. Idealnya, setiap kebijakan, rencana dan evaluasi program harus memasukkan kesetaraan gender sehingga setiap program memiliki dampak dan manfaat bagi kesetaraan gender dan peningkatan potensi perempuan.

 

4.      Membangun pola pikir yang konsisten dengan aturan. 

Agar peserta didik dapat memaksimalkan potensi mereka untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana dapat membantu peserta didik tetap konsisten dengan tujuan tersebut. Jadi detailkan apa yang ingin peserta didik rencanakan dalam waktu dekat dan seterusnya. Setiap rencana tentu tidak bisa langsung dilaksanakan. Tetapi peserta didik harus melangkah selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan. Buatlah jadwal tentang apa  yang perlu peserta didik lakukan untuk mencapai tujuan. Setiap program harus jelas dan terkait satu sama lain.

Hambatan terbesar untuk kegigihan adalah ketika kita tidak dapat bereaksi dengan baik terhadap kegagalan. Inilah cara memeriksa konsistensi peserta didik. Sering terlihat ketika seseorang mengejar mimpi, akhirnya berhenti di tengah jalan karena hasil sementara yang tidak sesuai keinginan. Bahkan, jika dia terus melakukannya meski banyak rintangan, hasilnya pasti akan lebih baik dari yang dia tuju. Jangan membuat janji ketika kita belum tentu bisa menepatinya.

Konsistensi dibangun untuk memastikan bahwa peserta didik benar-benar akan berusaha untuk mencapai tujuan. Jika apa yang Anda lakukan tidak dijamin, cobalah sesuatu yang sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan hambatan saat mencoba menjalankannya. Adalah penting bahwa guru dan peserta didik merencanakan sesuatu sesuai dengan sarana dan kapasitas harus konsisten.

Tidak apa-apa untuk memiliki impian besar, tetapi Anda harus selalu mempertimbangkan kemungkinan untuk mencapainya, kecuali jika Anda dapat memastikan bahwa Anda tetap konsisten dengan apa yang Anda lakukan. Apakah Anda sudah mengetahui manfaat dari setiap tujuan yang ingin dicapai?

Konsistensi juga membutuhkan penilaian tentang apa yang guru dan peserta didik inginkan di masa depan. Untuk melakukan ini, evaluasi setelah selesainya setiap program dan proses pencapaian sementara. Dengan cara ini, guru dan peserta didik akan mengetahui kemajuan yang telah mereka buat, serta masalah yang perlu guru dan peserta didik tangani untuk langkah/proses berikutnya. Tinjauan rutin juga dapat membantu mereka menjadi lebih konsisten, terutama jika apa yang Anda lakukan memberikan indikasi positif tentang tujuan yang Anda inginkan.

Menemukan motivasi yang dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan konsisten dalam mencapai tujuan adalah salah satu cara untuk melakukannya. Motivasi dapat dicapai dengan berbagai cara mengikuti webinar, pelatihan online, aktif ikut serta dalam berbagai macam perlombaan, berbagi dengan orang-orang sukses, dan lebih banyak cara untuk memotivasi diri sendiri.

5.      Menciptakan rasa saling percaya antara guru dan peserta didik.

Hal pertama yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik adalah memastikan semuanya baik-baik saja. Guru dan peserta didik memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan belajar. Guru mengingatkan kembali tentang harapan, pedoman, dan tujuan belajar yang akan dicapai.

Oleh karena itu, penting bagi guru dan peserta didik untuk berbicara dengan tenang dan nyaman, cari tahu apa tujuan belajar yang diinginkan peserta didik, lalu tujuan belajar apa yang mereka harapkan, sehingga menjadi pedoman peserta didik dalam proses belajar. penelitian mereka.


Tanpa ragu, membiarkan peserta didik menilai diri mereka sendiri dan teman sekelas mereka dapat meningkatkan pembelajaran, mendorong rasa memiliki dan saling membantu. Selain itu, ini juga merupakan langkah besar untuk membangun kepercayaan diri peserta didik. Sebisa mungkin, peserta didik harus menjadi bagian dari perkembangan, kinerja dan evaluasi. Ini adalah cara yang terbukti untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, rasa memiliki, antusiasme untuk belajar dan tentu saja, kepercayaan diri.


Guru memberi peserta didik respons yang tepat dan konsisten setiap saat. Hal ini bisa menjadi dua keuntungan penting dalam kehidupan seorang anak. Pertama, memberikan peserta didik kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan sekali lagi, untuk mengalami bagaimana rasanya mengendalikan pembelajaran. Kedua, berhasil membangun rasa percaya diri anak.


Selain itu, saat memberikan jawaban, peserta didik bisa merasakan betapa sulitnya mereka. Jawabannya harus membuat peserta didik merasa nyaman tentang di mana mereka berada dan merangsang mereka tentang ke mana mereka bisa pergi.


Menjernihkan pikiran alias dumping ground adalah cara meminta peserta didik untuk mengungkapkan apa pun yang ada di pikirannya melalui diskusi atau pemeriksaan terbuka, untuk menunjukkan kepada guru semua yang telah ia capai dan pelajari.


Apa yang terjadi ketika peserta didik mengalami kesulitan di kelas?. Sekolah bukanlah kompetisi di mana peserta didik harus lebih pintar dari yang lain. Hal ini menumbuhkan kesalahpahaman pada peserta didik, karena mereka mungkin merasa dikucilkan oleh teman-teman di sekitar mereka, yang menyebabkan mereka berhenti belajar untuk lebih diterima. Jika hal ini terjadi, guru dapat mengingatkan peserta didik bahwa perjuangannya tidak sia-sia, karena menjadi langkah lain dalam perjalanan anak menuju pembelajaran konseptual.


Keberhasilan pembelajaran apa pun, besar atau kecil, patut mendapat pengakuan dan perayaan. Ini mungkin lebih berarti bagi beberapa anak daripada yang lain, tetapi hal itu masih merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Jadi, sebagai guru, Anda perlu membantu peserta didik untuk terus belajar, berusaha, dan saling mendukung untuk mencapai hasil terbaik.


Daftar Pustaka

AT, A. M. (2010). Model Kontrak Belajar Bermuatan Nilai Sosial-Budaya dalam Bimbingan Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP)17(1), 48-58.

Junaidi, J. (2021). Manfaat Building Learning Commitment (BLC) dalam Pendidikan dan Pelatihan. Diklat Review: Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan5(1), 1-7.

Maqbulin, A. (2018). KONTRAK BELAJAR MELALUI HIDDEN CURRICULUM SEBAGAI BAGIAN DARI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MADRASAH ALIYAH. Inovasi-Jurnal Diklat Keagamaan12(2), 141-148.


Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-Juli 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 100 artikel (Oktober 2021-Agustus 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...