Senin, 30 Mei 2022

(56) Menulis sampai Mati

 

Menulis Sampai Mati

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Menulis Berarti Bersyukur

Karya adalah simbol rasa syukur kepada Sang Khalik yang telah memberikan ide, gagasan, dan pengetahuan. Semakin bersyukur maka kenikmatan dan keluasan ide akan semakin bertambah. Semakin banyak para penikmat karya maka semakin semangat penulis untuk berkarya lebih produktif lagi.

Banyak cara untuk bersyukur kepada Sang Pencipta, salah satunya adalah dengan menulis. Ya, dengan menulis berarti mensyukuri nikmat ilmu yang telah Tuhan berikan kepada makhluk-Nya, juga nikmat-nikmat lainnya yang begitu melimpah ruah meliputi kehidupan ini.

Bukankah Tuhan sendiri yang memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya?. Dalam Surat Ibrahim ayat 7 ditegaskan yang artinya, Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Inilah dasar hukum menulis berarti bersyukur. Penulis menorehkan tulisan berdasarkan pengalaman hidup dan pengetahuan yang selama ini telah dikumpulkan dalam file yang bernama memori otak. File ini mengikat makna, mengumpulkan tulisan hasil bacaan dari buku, majalah, artikel, atau bahkan film, kemudian penulis mengembangkan dan memperluas lagi dengan mengikat makna dari setiap peristiwa dan kejadian sehari-hari berdasarkan pengalaman dan perasaan yang berkecambuk sehingga tertuang dalam sebuah tulisan yang bermakna yang akan bermanfaat bagi setiap generasi.

Penulis meyakini bahwa setiap pengalaman berupa peristiwa atau fenomena yang terjadi baik berdampak terhadap perasaan sedih, bahagia, sakit hati, malas, kecewa, marah, ceria, atau pun menangis bahagia pasti didalamnya terdapat hikmah besar serta nilai moral yang bisa kita ambil sebagai bahan introspeksi dan refleksi diri.

Maka dari itu sebaiknya setiap peristiwa dan pengalaman hidup tidak terbuang begitu saja tetapi tulislah dalam sebuah karya agar kelak menjadi pahala yang tetap mengalir dan menjadi berkah bagi para pembaca sehingga tulisan-tulisan itu siapa tahu akan menjadi solusi bagi mereka yang sedang mencari inspirasi dalam hidupnya.

Kebermanfaatan sebuah karya tidak bisa terjadi begitu saja misalnya kita tulis saja di blog dan selesai. Tidak ya!. Penulis share hasil karya di blogger, website MTsN 2 Garut, Kompasiana, Gurusiana dan Retizen Republika sudah sampai di situ saja dulu karena akan sangat merepotkan jika terlalu banyak blog. Sisanya penulis share di whatsapp, facebook, telegram, instagram, dan youtube. Tentunya jika di share di instagram atau youtube harus diubah dulu tulisannya ke dalam sebuah konten video, sebuah karya kreatif dan menarik bukan?.

Tulisan akan jauh lebih memberi manfaat jika kita sering mengikuti lomba menulis. Manfaat mengikuti lomba menulis diantaranya : pertama, mengukur kemampuan kita baik secara intelektual maupun mental. Kedua, membentuk pribadi yang kompetitif, kritis, kreatif, melek informasi, dinamis, dan optimis.

Ketiga, menjadi bahan introspeksi dan refleksi sehingga hasil lomba bisa menjadi self-efficacy, self-reward, self-love, self-belief, dan self-goal. Penulis yang sering mangajukan diri untuk sebuah lomba akan lebih menghargai proses daripada hasil. Mengapa? Karena proses akan membentuk pribadi yang bersyukur. Mensyukuri waktu, usia, dan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk mengisi sisa waktu melakukan kegiatan positif dan bermanfaat.

Bukti menulis itu sebagai wujud syukur adalah hasil karya kita yang telah kita share ke media sosial selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku antologi atau buku solo. Inilah rasa syukur seorang penulis kepada Allah SWT terhadap ilmu yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya.

Setelah publik mengonsumsi karya kita melalui buku maupun blog maka ilmu pengetahuan yang telah kita miliki akan semakin berkembang, semakin banyak, dan semakin bermanfaat sehingga bisa dinikmati oleh orang lain tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Inilah yang dinamakan pahala jariyah semoga keikhlasan dan totalitas dalam berkarya suatu hari akan dipertemukan dengan yang namanya keajaiban. Sejarah kehidupan akan merekam jejak penulis melalui karyanya. Karya mereka tidak akan punah bahkan hilang ditelan zaman.

Menulis Adalah Jiwa

Menuangkan ide dengan hati dan jiwa yang utuh akan memberikan ruh pada setiap kalimat yang tertuang. Kesehatan akan meningkat saat menulis tentang pengalaman hidup. Stres akan menurun jika kita menulis secara terus menerus. Imun akan meningkat, tekanan darah akan turun, mood bekerja akan lebih baik, bahagia akan sering menghampiri, depresi akan berkurang. Otak kiri penulis semakin terasah terutama yang berkaitan dengan analisa dan rasionalitas. Otak kanan bebas berkreasi dan memperkuat institusi maka otak kiri dilatih untuk menulis.

Menulis adalah cara ampuh mengenali diri sendiri dan bermanfaat untuk kesehatan jiwa. Menulis mengikuti bakat dan selera penulis sesuai dengan genre yang dikuasai. Fiksi maupun nonfiksi tidak ada masalah karena keduanya bisa menjadi media untuk menyampaikan dan menyalurkan ide, gagasan, pengalaman, dan perasaan kepada pembaca.

Penulis fiksi maupun nonfiksi disarankan untuk bersikap fleksibel sehingga bisa melebur di antara keduanya meskipun karya yang mereka hasilkan akan menjadi ciri khas masing-masing kedepannya. Penulis yang mampu memilih dan menuangkan kata menjadi tulisan indah maka mereka sedang memanusiakan kehidupan melaui jiwa yang indah.

Menulis Sampai Mati

Penulis menuangkan pemikirannya dalam sebuah tulisan melalui tahapan yang ketat tapi tidak rumit. Jika telah terbiasa maka karya yang dihasilkan akan menjadi sebuah kewajiban yang jika ditinggalkan akan merasa berdosa. Proses menulis dimulai dengan research, record, recheck, dan refine.

Research. Mula-mula penulis menyiapkan sejumlah referensi, searching beberapa jurnal di  google scholarship atau sejumlah buku yang akan mengukur dan mendukung sejauh mana tingkat ilmiah sebuah tulisan yang akan kita tuangkan. Selanjutnya menyiapkan judul menarik, yang eye catching dan simple tapi menggigit para pembaca.

Record. Penulis membuat outline dalam word terlebih dahulu dan sudah disiapkan berdasarkan standard template seperti A4, front 12, times new roman, margin 2,2,3,3. Aturan seperti ini sebenarnya fleksibel mengikuti aturan yang diberlakukan sesuai dengan komunitas pegiat literasi yang para penulis biasanya ikuti, jadi tidak perlu ribet. Selanjutnya outline tersebut dikembangkan menjadi konsep, paragrap pembuka, isi, dan penutup. Kebetulan penulis bergenre non fiksi.

Recheck. Di tahap ini, proses pemeriksaan kembali dan memperbaiki tulisan jika masih ada yang perlu dikurangi atau ditambahkan. Jika diperlukan berkonsultasilah dengan orang lain. Masukan mereka bisa membantu melengkapi kekurangan atau hal yang terlewatkan dalam tulisan kita. Kesalahpahaman atau data yang kurang masih bisa dibenahi.

Refine. Menghaluskan tulisan di tahap ke empat ini bertujuan menguji setiap kata sekali lagi untuk meyakinkan bahwa setiap kata dan kalimat yang telah ditulis sudah komunikatif. Jika diperlukan mintalah bantuan orang lain untuk menyunting ulang agar hasilnya lebih teliti. Tulisan yang sudah selesai disunting selanjutnya diterbitkan di blog dan diserahkan ke penerbit untuk dicetak.

Akhir kata, ketika Tuhan memanggil saya sebagai penulis maka tulisan inilah yang akan menjadi bukti bakwa saya mengisi sisa hidup ini dengan menulis. Menulis menunggu kematian, menulis sampai mati.

Daftar Pustaka

Assingkily, M. S. (2021). Metode Penelitian Pendidikan (Panduan Menulis Artikel Ilmiah dan Tugas Akhir). Penerbit K-Media.

Darmalaksana, W. (2020). Menulis Artikel Cepat Meskipun Tidak Suka Menulis. Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung1.

Hermawan, M. (2021). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS JURNAL DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENILAIAN AUTENTIK. EDUTAMA.

Rusdiana, A. (2019). Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.

Safitri, V., & Dafit, F. (2021). Peran Guru dalam Pembelajaran Membaca dan Menulis Melalui Gerakan Literasi di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu5(3), 1356-1364.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 56 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

Minggu, 29 Mei 2022

(55) Generasi Literat Generasi Antiplagiat

 


Generasi Literat Generasi Antiplagiat

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Generasi literat adalah generasi yang memahami, menyadari, dan memaknai literasi termasuk dalam dunia pendidikan. Sebagai generasi fresh maupun experienced graduate yang membiasakan budaya literasi atau melekwacana bukan hanya sekedar budaya orasi atau berbicara saja.

Generasi yang dikatakan literat adalah generasi yang memahami, menelaah informasi, dan ikut terlibat dalam menulis dan mempublikasikan karya tulisnya. Baik melalui surat kabar cetak maupun digital, gagasan disampaikan mengenai wacana yang sedang ramai dibahas di tengah masyarakat luas. Sikap kritis dan peka terhadap informasi akan mampu meningkatkan skill baik secara kualitas maupun kuantitas intelekual.

Media cetak atau digital mampu membentuk generasi literat membiasakan berpikir memahami wacana melalui proses membaca, menulis, sampai menciptakan karya. Generasi literat erat kaitannya dengan pembiasaan kelompok yang gemar membaca atau reading society seperti halnya pembelajaran literasi yang diterapkan di sekolah. Budaya literasi membentuk generasi literat sebagai akar dari peradaban yang mampu mentrasformasikan mindset dan attitude.

Generasi antiplagiat adalah generasi yang anti atau tidak mengutip sebagian atau seluruh karya tulis pihak lain yang diakui sebagai haknya tanpa menyatakan sumber secara tepat dan akurat. Pengetahuan generasi fresh maupun experienced graduate terhadap antiplagiat akan meningkat jika sering mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, training, sosialisasi, atau pun base practice mengenai literasi dan plagiasi.

Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak mengetahui tentang plagiat beserta sanksinya sehingga tidak dibekali wawasan dan keterampilan menulis atau menciptakan sebuah karya orisinil itu seperti apa. Seharusnya mereka memahami bagaimana teknik mengutip dari internet atau sumber referensi itu seperti apa sehingga kedepannya dipastikan tidak akan ada lagi kasus budaya plagiat.

Cara mengatasi Generasi Literat antiplagiat :

1.       Memahami aturan plagiasi

2.       Sering mengikuti kegiatan pengembangan literasi

3.       Bergabung dengan komunitas pegiat literasi

4.       Mengikuti program menulis produktif

5.       Memiliki self-efficacy yang tinggi 

(Baca ulang artikel  self-efficacy  

https://nuruljubaedah6.blogspot.com/2022/05/53-menumbuhkan-jiwa-mandiri-dan.html )

Generasi Literat antiplagiat akan terwujud dengan menerapkan reformasi sistem pendidikan melalui gerakan semangat membaca-menulis. Guru menjadi pemegang peranan penting yang akan menjadi teladan bagi generasi emas Indonesia. Berikanlah keteladanan menjadi pegiat literasi, buatlah karya produktif sehingga akan dibaca lalu ditiru oleh setiap generasi.

Generai literat antiplagiat bisa terlahir dan meneruskan perjuangan pendidikan Indonesia yang siap bersaing dengan negara lain sehingga tercipta generasi yang memuliakan kejujuran dalam segala aspek kehidupan. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong”. Q.S. An-Nahl : 105.

Daftar Pustaka

Atika, T. (2019). TELAAH HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PLAGIAT KARYA ILMIAH DALAM PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL (Doctoral dissertation, UIN RADEN FATAH PALEMBANG).

Rahmawati, I. S. (2018). MENCIPTAKAN GENERASI LITERAT MELALUI MEDIA MASSA SURAT. Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia13(2).

Syifa, F. F. (2020). Efektifitas Literatur Pilihan Siswa dan Guru Dalam Membaca Teks Naratif Pada Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Rendah. Jurnal Pendidikan NUsantara1(1), 37-46.

Tsaniyah, N., & Juliana, K. A. (2019). Literasi digital sebagai upaya menangkal hoaks di era disrupsi. Al-Balagh: Jurnal Dakwah dan Komunikasi4(1), 121-140.

Wahyuni, S. (2009). Menumbuhkembangkan minat baca menuju masyarakat literat. Diksi16(2).

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 55 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

 

(54) ASN Guru dan Digital Mindset

 

ASN Guru dan Digital Mindset

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

“Ajari anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan di zamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” Ali Bin Abi Thalib.

*********************

Pernyataan tersebut mengandung makna ilmu itu dinamis dan selalu berkembang sesuai zaman dan kehidupan di masa depan. Teknologi canggih dan internet yang sudah menjangkau masyarakat hingga pelosok daerah. Maka dari itu para guru dan orang tua harus selalu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan tantangan zaman.

Salah satu kewajiban ASN sebagaimana tertuang dalam pasal 23 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2012 tentang Aparatur Sipil Negara  (ASN) yaitu, “Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.”. Guru ASN baik fresh maupun experienced graduate dituntut untuk meningkatkan kompetensi digital literacy. Kemampuan dalam menulis artikel dan publikasi ilmiah sangatlah penting meskipun sebenarnya kemampuan tersebut terbilang masih rendah.

Salah satu komponen penilaian pada pengajuan sertifikasi Guru dalam Jabatan maupun Kenaikan Pangkat/Golongan (KNP) yaitu publikasi ilmiah. Digital mindset akan sangat membantu dalam proses dan pengembangan diri baik digital literacy maupun publikasi ilmiah. Digital mindset adalah guru yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan mental yang terbentuk karena hidup dalam lingkungan digital di mana setiap hari berhubungan dengan teknologi digital.

Ciri-ciri ASN Guru yang memiliki digital mindset adalah sebagai berikut :

1.      Solutif

Memiliki kemampuan dalam menelaah setiap masalah dengan kritis berikut memberikan solusi yang kreatif dan inovatif. Individu yang memiliki kemampuan leadership dan problem solving akan semakin kompetitif dan membawa kemajuan pada kualitas pendidikan yang ditunjang dengan kebaruan teknologi sesuai dengan zamannya.

Pemimpin yang berani bertindak menghadapi tantangan. Setiap orang dipandang sebagai pemimpin dan didorong untuk bertindak dan menghadapi tantangan. ASN Guru diharapkan mencari dan memiliki kebebasan untuk bertindak, sekaligus bertanggung jawab untuk memenuhi tujuan pendidikan.

Referensi internet akan membatu meringankan beban permasalahan dalam memberikan informasi yang akurat dan faktual. ASN Guru yang memiliki digital mindset bisa memanfaatkan dan menghasilkan keuntungan  dalam dunia kerja mereka.

2.      Kreatif dan Inovatif

Kreatif dalam menghasilkan karya yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Karya yang dihasilkan bersifat kebaruan, informatif, komunikatif, tidak flat dan berani mengambil resiko. Digital mindset akan menghantarkan pada peluang untuk show up karya-karya yang produktif melalui publikasi digital.

Salah satu kegiatan yang dianjurkan untuk membentuk guru yang bernalar kritis, kreatif, dan inovatif adalah menulis. Dengan menulis, guru akan terbiasa membangun sebuah ide sekaligus mengomunikasikannya secara kontinyu. Kegiatan menulis ini bisa diterapkan di semua mata pelajaran.

Guru yang memiliki digital mindset tidak hanya menjadi role model bagi peserta didik di dalam kelas saja tetapi sebaiknya menjadi sebuah kebiasaan. Menulis produktif kini bisa memanfaatkan blog baik blog pribadi maupun nasional untuk mempublikasikan tulisannya.

Guru mengajak peserta didik mengakses serta membaca artikel-artikel di blog tersebut dan mendiskusikan bersama-sama. Dua keuntungan yang bisa didapat dengan model pembelajaran tersebut yaitu, pertama, guru dan peserta didik ikut menulis secara produktif. Kedua, membentuk warga belajar yang literat, rasional, dan anti hoax.

Setiap orang adalah inovator. Setiap orang dalam lembaga pendidikan didorong untuk secara produktif berinovasi melalui bagaimana tugas pokok, fungsi, peran, dan prosesnya dilakukan antara manusia dan teknologi. Selalu ingin berkembang dan memiliki rasa ingin tahu agar bisa terus melakukan inovasi dan berkembang.

3.      Long Life Education

Setiap hari inovasi dan perubahan akan terus datang silih berganti, sehingga guru dituntut dengan cepat beradaptasi. Fresh atau experienced graduate harus terus mempelajari hal-hal baru. Tidak malu bertanya sesat di jalan tentang teknologi dari orang-orang sekitar. Belajar menggunakan aplikasi yang sedang trend untuk kemajuan pendidikan.

Budaya fleksibel yang mendorong perubahan, melakukan pendekatan global, berkolaborasi dalam setiap aspek, dan mencoba untuk berpikir cepat. Hal ini membutuhkan lingkungan kerja yang support dan kondusif.

ASN Guru disarankan untuk merespon dengan cepat perubahan dan tantangan zaman. Kemampuan berempati antar sesama rekan dan kolega tidak bisa digantikan dengan teknologi apapun. Guru bisa melatih empati dengan banyak berkomunikasi, berdiskusi , dan membangun relasi dengan guru lintas mata pelajaran.

4.      Toleran dan Moderat

Guru bisa membangun kolaborasi lintas Nusantara dan belahan dunia. Kemampuan dalam memahami dan menerima perbedaan akan membentuk skill dan mental toleran dan moderat. Melalui digital mindset Guru diharapkan memahami ajaran Islam yang moderat dalam semua dimensi kehidupan agar tercipta pendidikan yang adil, seimbang, bermaslahat, dan proporsional.

Firman Allah SWT menegaskan yang artinya, “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannyadan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Qs. Al-Isro`: 110). Imam Abu Hamid Al-Ghazali, beliau berpendapat dalam karyanya “Ihya Ulumiddin” ketika membahas sikap para Sahabat Nabi SAW terhadap dunia pada Bab Zuhud, Al-Ghazali berkata: Para sahabat tidak bekerja di dunia untuk dunia tapi untuk agama, para sahabat tidak menerima dan menolak dunia secara keseluruhan atau secara mutlak. Sehingga mereka tidak ekstrem dalam menolak dan menerima, tapi mereka bersikap antara keduanya secara seimbang, itulah keadilan dan pertengahan antara dua sisi yang berbeda dan inilah sikap yang paling dicintai oleh Allah swt”.

Daftar Pustaka

Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, vol 2, (Kairo: Al-Maktabah A-taufiqiyah, 2003), hal 222

COVID, H. B. P. P. (2021). PERUBAHAN MINDSET GURU DALAM PENCAPAIAN. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SELAMA PELAKSANAAN PTMT, 11.

Komara, E. (2019). Kompetensi profesional pegawai asn (aparatur sipil negara) di indonesia. Mimbar Pendidikan4(1), 73-84.

Meyrina, R. S. A. (2017). IMPLEMENTASI PENINGKATAN KINERJA MELALUI MERIT SISTEM GUNA MELAKSANAKAN UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA No. 5 Tahun 2014 DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM (Performance Improvement By Merit System Under The Act Of Civil State Apparatus Number 5 Year 2014 Of The Ministry Of Law And Human Rights). Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum10(2), 175-186.

Rohmadi, M. (2021). GURU DAN DOSEN KREATIF, INOVATIF, DAN PRODUKTIF SEBAGAI PENGGERAK LITERASI DI ERA DIGITAL. Prosiding Pedalitra1(1), 10-14.

Rahyasih, Y., Hartini, N., & Syarifah, L. S. (2020). Pengembangan keprofesian berkelanjutan: Sebuah analisis kebutuhan pelatihan karya tulis ilmiah bagi guru. Jurnal Penelitian Pendidikan20(1), 136-144.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 55 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

 

Sabtu, 28 Mei 2022

(53) Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi Berbasis Akhlakul Karimah

 

Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi

Berbasis Akhlakul Karimah

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Tema perpisahan kelas IX di MTsN 2 Garut tahun pelajaran 2021/2022 kali ini adalah “Menumbuhkan Jiwa Mandiri dan Berprestasi Berbasis Akhlakul Karimah. Besar harapan”. Kami terhadap fresh gradute, mereka yang masih segar yang memiliki banyak kebaruan dalam hal kreativitas, inovasi, dan solusi.

Ciri-Ciri peserta didik yang memiliki jiwa mandiri dan berprestasi berbasis akhlaqul karimah :

1.      Self Belief

Makna self belief adalah keyakinan seseorang yang menunjukkan sikap terhadap suatu objek yang dilihatnya. Seseorang menggunakan keyakinannya sebagai dasar untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.  Self belief  merupakan salah satu aspek penting dari orientasi emosional. Keyakinan adalah perasaan individu akan kemampuan mereka untuk melakukan tugas.

Peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mencapai efisiensi belajar yang maksimal, sedangkan peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang rendah akan kesulitan untuk mencapai efisiensi belajar yang maksimal. Maka, keyakinan yang ada pada diri peserta didik juga mempengaruhi tingkat belajar yang dicapai.

Individu yang percaya bahwa mereka dapat melakukan sesuatu untuk mengubah peristiwa di lingkungan mereka lebih mungkin untuk mengambil tindakan dan lebih mungkin untuk berhasil daripada mereka yang memiliki keyakinan yang lemah. Self belief bagi peserta didik merupakan aspek penting dari dimensi afektif termasuk kemampuan mengatur diri sendiri. Hal yang mempengaruhi efikasi diri adalah pengalaman langsung, pengalaman tidak langsung, prestasi, pengalaman orang lain, bujukan verbal, dan keadaan emosi.

2.      Self Efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan individu untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda dan mampu mengidentifikasi tindakan untuk menyelesaikan tugas atau masalah tertentu sehingga individu dapat mengatasinya, mengatasi hambatan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Ciri-ciri peserta didik yang memiliki self efficacy yaitu, (1) Mampu menghadapi situasi yang dihadapinya secara efektif, (2) Percaya pada keberhasilan mengatasi rintangan, (3) Ancaman dipersepsikan sebagai tantangan yang tidak perlu dihindari, (4) Tekun dalam mencoba, (5) Percaya pada kemampuan sendiri, (6) Hanya sedikit keraguan, (7) Suka mencari situasi baru.

3.      Self Attitude

Peserta didik yang berakhlak mulia memiliki sifat dan attitude yang cenderung selalu berbuat baik dan terpuji. Self attitude akan terbentuk saat mereka menghadapi pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat dalam kehidupann sehari-hari.

Individu atau kelompok yang mengalami perubahan perilaku bertahap secara perlahan tidak sekaligus. Perubahan tersebut seperti berinteraksi sosial dengan lingkungan tempat ia tinggal.

Self attitude yang harus ditanamkann kepada peserta didik diantaranya adalah cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggungjawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat, santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan.

Sedangkan akhlak mulia adalah keseluruhan kebiasaan manusia yang berasal dalam diri yang di dorong keinginan secara sadar dan dicerminkan dalam perbuatan yang baik. Dengan demikian apabila karakter-karakter yang luhur tertanam dalam diri peserta didik maka akhlak mulia secara otomatis akan tercermin dalam perilaku peserta didik dalam kehidupan keseharian.

4.      Self Goals

Peserta didik yang menjadi diri sendiri akan mengetahui lebih banyak tentang self goals atau personal goals atau tujuan hidup yang mereka pilih. Mereka fokus pada kehidupan yang sedang diperjuangkan tanpa harus melihat kehidupan orang lain. Melihat sisi positif dari setiap situasi atau masalah yang akan dihadapi, melakukan amal baik sehingga lebih bahagia.

Kita semua menginginkan kehidupan yang lebih baik  hari ini. Tentu saja, harapan akan menjadi bagian yang lebih baik dalam hidup kita di masa depan. Peserta didik yang mandiri, berprestadi dan berakhlakul karimah tidak memaksakan solusi yang tidak akan mengubah apa pun. Jika menyerah, mereka akan menerima apa adanya karena dengan begitu lebih mudah untuk memulai dari awal.

Kemajuan teknologi dan perubahan zaman bergerak dengan cepat. Jangan pernah berhenti belajar adalah prinsip dasar yang harus kita pegang agar ilmu pengetahuan terus terupdate di era informasi yang berkembang pesat saat ini.

Jadi jangan malas untuk belajar hal baru dalam hidup, apresiasi diri adalah ungkapan rasa syukur yang kita sampaikan kepada diri sendiri karena telah berjuang hingga saat ini. Bahkan jika keputusan yang kita buat tidak selalu  manis. Kita bisa mulai menghargai hal-hal kecil yang sudah kita lakukan lalu bahagia dan bersyukur untuk hidup hari ini.

Penulis menyimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki jiwa mandiri dan berprestasi berbasis akhlaqul karimah yaitu, peserta didik yang rajin beribadah dan terbiasa shalat berjamaah, disiplin belajar dan bekerja keras, tidak tergantung pada orang lain dan pelopor dalam kebaikan, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, menjaga pergaulan, santun dalam bertutur kata dan bersikap, kompak dan peduli sesama teman, jujur dan bertanggung jawab terhadap tugas, memegang teguh amar ma’ruf nahi munkar, tradisi meraih prestasi dan menjadi juara.

 

Daftar Pustaka

Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh interaksi sosial keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. Jurnal pendidikan dan kebudayaan20(4), 441-451.

Pudjiastuti, E. (2012). Hubungan “self efficacy” dengan perilaku mencontek mahasiswa psikologi. MIMBAR, Jurnal Sosial dan Pembangunan28(1), 103-111.

Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara sikap, kemandirian belajar, dan gaya belajar dengan hasil belajar kognitif siswa. Jurnal Bioedukatika3(2), 15-20.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 55 artikel (Oktober 2021-Mei 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

 

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...