Cinta
adalah salah satu bentuk emosi yang mengandung ketertarikan, hasrat seksual dan
perhatian. Ada enam gaya cinta yaitu cinta romantis (eros), cinta main-main
(ludos), cinta persahabatan (strong), cinta posesif (mania), cinta realistis
(pragma), cinta tanpa pamrih (agape). (1)
Jatuh cinta adalah pengalaman tentang eros. Dapat dikatakan bahwa eros adalah pengalaman akan keindahan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Akibat pengalaman eros, orang yang jatuh cinta akan merasakan perubahan suasana hati yang belum dirasakan sebelumnya. Pengalaman jatuh cinta adalah perjumpaan dengan eros dan problematikanya. Ada tiga wilayah problematika jatuh cinta yaitu, antara kebahagiaan total dan parsial, antara persatuan sempurna dan terbatas, dan antara keabadian dan perubahan (2)
Plato
menganggap manusia terbaik adalah mereka yang memiliki cinta didalam dirinya.
Plato membagi fungsi jiwa manusia ke dalam tiga bagian diantaranya, ephitumea
(nafsu makan, minum, seks), thumos (afeksi, rasa, semangat, agresi) dan
logistikon (berpikir). Plato meyakini bahwa cintalah yang menggerakan manusia
terbaik untuk mencari apa yang terbaik pula bagi dirinya, yaitu kebijaksanaan.
(3)
Berikut
ini adalah cara menstabilkan emosi saat kita jatuh cinta :
1.
Tidak mencintai makhluk melebihi Tuhan.
"Katakanlah,
jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istri keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik" (QS At-Taubah:24).
Ayat
itu menegaskan, seorang hamba Allah hendaknya lebih mencintai Zat Yang Maha Kuasa
daripada lain-lain.
2.
Tetap tidak melupakan me time.
Psikolog
telah menunjukkan bahwa me time sebenarnya membantu
untuk me-reboot otak, meningkatkan konsentrasi dan produktivitas dalam
jangka panjang, dan membantu kamu untuk beristirahat dan bersantai. Me
time berguna untuk membuat pikiran tetap tenang dan segar.
"Kadang-kadang 5-10 menit atau 15 menit itu bisa menambah kewarasan untuk
mengerjakan banyak hal. me time tidak boleh lebih dari 30 menit.(4)
3.
Peka terhadap lingkungan.
Dampak
positif dari kepribadian yang peka terhadap lingkungan adalah menciptakan
kebahagiaan, membangun pribadi yang supel dan lentur dalam bersosialisasi
dengan lingkungan, meningkatkan ketajaman pikiran, perasaan, pendengaran, dan
penglihatan. Peka terhadap lingkungan dapat memperbaiki sikap, tindakan, dan
langkah dalam memahami kehidupan.
4.
Transformasikan energi cinta menjadi lebih produktif dalam berkarya.
Berkarya
bisa mengurangi stress dan depresi karena pikiran kita akan tersalurkan.
Berkarya akan meningkatkan imajinasi, fokus dengan masa kini, meningkatkan
ketajaman mata, kemampuan daya ingat, dan membangun rasa percaya diri karena
melalui karya kita akan menemukan penghargaan terhadap diri sendiri (self
love).
5.
Kendalikan cinta dalam batasan yang harmonis.
Lawan
dari jatuh cinta adalah patah hati maka dari itu bijaklah kita dalam
mengendalikan diri agar saat jatuh cinta dan patah hati sewajarnya kita tidak
terperosok dalam perasaan yang berlebihan sehingga mengakibatkan dampak buruk
bagi kehidupan di masa kini dan yang akan datang. Kendalikan cinta dalam
batasan yang harmonis agar tercipta emosi yang stabil, pribadi yang tenang dan
tetap kondusif.
Jika
kita meyakini cinta bawalah ia dengan lembut tak perlu tergesa-gesa tak perlu
dipaksakan. Cinta datang dan pergi seperti jalangkung, datang tak diundang
pulang pun tak diantar.
Jika
kita masih menunggu cinta maka tak perlu resah dan gelisah karena ia akan
kembali di waktu yang tepat. Cinta tak memandang usia, rupa, status, ras, dan
agama.
Cinta
itu seperti kupu-kupu jika dikejar maka ia akan terbang namun jika ia dibiarkan
bebas lepas maka ia akan hinggap dengan sendirinya. So, jangan pernah takut
untuk jatuh cinta.
Daftar
Pustaka
(1)
Risky Ananda Ariyanti dan Fathul Lubabin Nuqul, Gaya Cinta (Love Style)
Mahasiswa. Dalam jurnal Vol 13 No. 2, 2016.
(2)
Gunawan, Leo Agung Srie. 2018. Problematika Jatuh Cinta: Sebuah Tinjauan
Filosofis. Logos: Jurnal Filsafat-Teologi, 15
(3)
Trio Kurniawan, Filsafat Cinta. Dalam jurnal Vol 15 No. 2, 2020
(4)
Psikolog: "me time" cukup 30 menit, Sabtu, 26 September 2020
14:23 WIB.
Keren, sobat ..idemu mengalir terus...
BalasHapusTerima kasih banyak 🙏🙏❤️ salam literasi
HapusHebaaat.... Luar biasa 👍🥰
BalasHapusTerima kasih banyak ❤️🙏
HapusMenginspirasi
BalasHapusMantab Bu Zubaidah. Semoga selalu sukses
BalasHapusAamiin ya Allah terima kasih banyak 🙏
HapusTerus berkarya Bu...👍👍👍👍
BalasHapusSiap terima kasih banyak ❤️🙏
HapusSemangat, terus berkarya bu
BalasHapusKeren
BalasHapusterima kasih omjay
Hapus