Ramadhan Bagai Kepompong
(oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag guru SKI di MTsN 2
Garut)
Bulan Ramadhan,
atau meminjam istilah “bulan puasa”, ibarat kepompong bagi kehidupan manusia.
Orang yang suka bergosip setelah keluar dari kepompongnya semakin sedikit
bahkan menghilang, yang sering berbohong begitu Ramadhan usai, menjadi orang
yang jujur. Demikian pula, mereka yang jarang ke masjid menjadi
"penjaga" setia barisan pertama. Selama Ramadhan, "rindu"
menjadi lebih murah hati dari biasanya dan sifat buruknya berubah menjadi baik.
Hidup memiliki dua sisi yang saling
berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.
Cahaya dan Kegelapan, Siang dan malam, kebaikan dan keburukan, hina dan
mulia. Matahari bisa dilihat di siang hari tetapi hanya dalam Kegelapan kita
bisa melihat bintang. Cahaya merupakan rahmat dari Allah SWT untuk kita semua. Keindahan siang dan malam tidak bisa kita lihat tanpa
cahaya. Tanpa cahaya, mata pun tak dapat melihat apa-apa. Melalui cahaya akita bisa melihat
keindahan dari pagi hingga malam.
Kegelapan jika ditelaah secara tersirat
merupakan kondisi jiwa seseorang yang sedang berada dalam keadaan tersesat atau
jauh dari kebenaran. Kegelapan juga bisa
diartikan sebagai kebekuan dan kemandegan penglihatan mata batin
seseorang yang jauh dari cahaya iman.Apa penyebab seseorang
berada dalam kegelapan? hal ini tentunya dipicu oleh banyak hal seperti trauma
di masa lalu, kekecewaan di luar batas kemanusiaan, tragedi, trigger shock,
patah hati yang luar biasa, kasus perjodohan yang gagal, putus asa, insecure
tingkat tinggi, kegagalan yang
bertubi-tubi, bisnis yang merugi, tidak kunjung menemukan jati diri, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Berikuti ini beberapa langkah
untuk segera bangkit dari kisah kelam di masa lalu :
1. Memaafkan Diri Sendiri
Mengakui kesalahan adalah
bagian penting dari pembelajaran, jadi jangan takut untuk membuat kesalahan.
Akui kesalahan masa lalu Anda. Jangan bingung antara kesalahan dengan kegagalan.
Bahkan jika Anda bersalah, jangan berasumsi bahwa Anda telah gagal. Kesalahan
adalah kejadian umum, dan tidak menunjukkan bahwa Anda tidak memenuhi tugas
itu. “Jadilah
pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang
yang bodoh.” (QS. Al-A’raf : 199).
2. Menerima Kenyataan Hidup
Jika Anda menerima
kenyataan hidup, Anda dapat memusatkan perhatian dan energi Anda pada hal-hal
yang lebih penting. Anda dapat memulai hidup baru jika Anda terlebih dahulu
melepaskan beban berat yang Anda pikul. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 216).
3. Memperbaiki Diri
Perbaikan diri berarti
menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, dan perlu untuk menghentikan
kebiasaan lama yang berbahaya. Memang tidak mungkin untuk sepenuhnya
menghilangkan kebiasaan buruk dalam semalam, tetapi kita dapat mulai melakukan
perubahan secara bertahap. "Bahagialah
orang yang sibuk memperhatikan aib diri sendiri ketimbang memperhatikan aib-aib
orang lain." (HR Al-Tirmidzi dan Ibn Majah).
4. Fokus Masa Kini dan yang Akan Datang
Yang penting adalah
bagaimana kita menjalani hidup kita saat ini, bukan berapa lama kita hidup.
Jadi untuk kehidupan sekarang, sikap kita adalah menghadirkan perilaku terbaik
untuk masa kini, untuk masa depan atau kehidupan yang lebih baik di masa depan,
dari pelajaran masa lalu. Cara terbaik untuk meningkatkan kehidupan kita adalah
dengan mengerahkan upaya kita untuk merencanakan sesuatu yang berharga dan
bermakna bagi diri kita sendiri. Ini akan membantu meningkatkan iman,
kepribadian, keterampilan sosial, dan bidang pengembangan lainnya. Hal ini ditegaskan dalam surat
Al Hasyr (59) ayat 18, yang artinya, “Wahai orang-orang yang
beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
6. Jadikan Pelajaran
Ketika melihat perilaku
buruk seseorang, tidak perlu mencela orang tersebut, jadikan saja pelajaran
bahwa perbuatan/sikap/perkataan yang buruk tidak boleh ditiru, belajarlah untuk
tidak berpura-pura dengan mencela orang lain, Tuhan itu baik menutupi aib kita,
jika Tuhan membuka aib kita, maka kita akan tak berdaya. Berhentilah berusaha
memperbaiki diri dengan mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain. Ingatlah
untuk mengingat perspektif Anda sendiri ketika menanggapi penghinaan orang
lain, dan jangan fokus pada apa yang kita miliki yang tidak mereka miliki.Allah
SWT memerintahkan kita untuk memetik pelajaran dari peristiwa yang telah
terjadi melalui firman-Nya, "Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang
yang memiliki pandangan." (QS. Al-Hasyr: 2).
7. Buat Rencana
Untuk memecahkan masalah,
Anda perlu memiliki rencana. Rencana ini mungkin termasuk melihat segala
sesuatu dalam hidup Anda, atau hanya mengatur kegiatan hari itu. Membuat
rencana bisa tampak menakutkan, tetapi dengan ketekunan, alat yang tepat, dan
sedikit kreativitas, Anda dapat memulai dan mencapai tujuan Anda."Dan
berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik
perencana." (QS. Ali Imran: 54)
8. Pasang Target
Mulailah dengan menuliskan tujuan yang muncul
di benak
Anda. Pertama, jangan membuat penilaian apakah tujuan Anda mungkin.
Juga, jangan
pikirkan apakah tujuannya adalah tujuan jangka panjang atau tujuan jangka pendek. Pada
tahap ini,
Anda harus kreatif dan menetapkan tujuan setinggi mungkin. Setelah Anda
menuliskan segala sesuatu yang muncul di pikiran Anda, Anda harus mencocokkan
tujuan Anda
dengan
pernyataan tujuan Anda. Maka
apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau
berharap. (asy-Syarh: 7-8)
9. Produktif Berkarya
Indikator kebahagiaan adalah
ketika seseorang bisa
menciptakan karya-karya baru. Kegembiraan akan mendorong seseorang untuk terus
meningkatkan produktivitas dengan menciptakan karya-karya baru. Kebahagiaan, produktivitas
diri, dan pekerjaan baru seperti siklus yang menghubungkan dan mendukung
satu sama lain. Menurut
Ibnu Umar r.a dari Rasulullah, ia berkata “Sesungguhnya Allah
mencintai orang yang beriman yang berkarya.” (HR
Thabrani dalam Al Kabir). Maksud di sini
adalah produktif yang menghasilkan berbagai kebaikan.
10. Wujudkan Cita-cita
Untuk mencapai impian Anda, Anda harus
selalu rajin dan serius, cita-cita hanya dapat dicapai dengan kejujuran.
Jika Anda kesulitan
menjalankan
rencana yang telah dirancang, jangan pernah berharap impian Anda menjadi
kenyataan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan Anda adalah dengan berani mengambil
risiko, meskipun hasil akhirnya tidak selalu sesuai dengan harapan. Namun, lebih
baik
mengambil risiko daripada terus berada di zona nyaman.
Umat
Islam harus memiliki cita-cita yang besar sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Alqur'an Surah Ali Imran ayat 26 Allah SWT memberikan
kepada orang-orang yang dikehendakinya maka sebagai umat Islam harus terus
bersemangat, berjuang mewujudkan cita-cita mulia.
Jangan sedih lama-lama ya, karena masih banyak
hari tersisa untuk menikmati kesenangan. Apa yang anda temui tidak abadi,
semuanya akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah Tuhan tetapkan untuk
hidup anda.
Anda harus sangat bersyukur dan mengingat semua kebaikan Tuhan dalam hidup
Anda. Biarkan masa lalu berlalu, jangan membawa kekecewaan atau kesedihan. “Janganlah kamu (merasa)
lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya)
jika kamu orang-orang mukmin.” (QS Ali Imran: 139). Selamat tinggal Ramadhan semoga kita bisa berjumpa
lagi tahun depan, semoga kita masih diberikan umur panjang yang barokah. Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H (2 Mei 2022). Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978.
Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris
STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi :
Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial
budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2
(tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1
di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya
: 18
buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan
website : 30 artikel (Oktober 2021-April 2022). Instagram (nj_78).
Masya Alloh..
BalasHapusSangat2 menginspirasi..
Judul buku solo nya apa nih..
Sedang proses pak lagi ditimbang-timbang dulu
HapusMenarik ulasannya, kiranya kita menjadi pribadi semakin baik setelah lebaran layaknya metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu
BalasHapusTerima kasih banyak bapak sudah mampir 🙏
HapusLuar Biasa, Semoga Ibadah Shaum Kita Maqbul
BalasHapusAamiin ya Allah terima kasih banyak 🙏
HapusRamadhan bagai kepompong. Menjadikan diri kita seorang pribadi yang lebih baik, menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi org bnyk. Itulah harapan kita semua setelah melakukan serangkaian tempaan jasmani dan ruhani selama bulan suci Ramadhan dg ritual" ibadah wajib dan sunnah. Smg penulis dan pembaca mendapatkan predikat orang yang bertakwa dan orang yang memberikan manfaat karena sebaik" manusia adlah yg paling bnyk memberikan manfaat kpd org lain. Aamiin. Smg Allah memudahkan Bu Nurul utk menyelesaikan target" yg sdh dibwt termasuk menyelesaikan bukunsolo perdananya. Semangat trs utk berkarya melalui tulisan" yg menghibur, informatif dan menginspirasi Bu Nurul. Salam literasi.
BalasHapusTerima kasih atas motivasinya
HapusMantap dan inspiratif
BalasHapusTerima kasih banyak
HapusMabruuk alfa mabruuk... kupu" yg lucu, ke mana engkau terbang, hilir mudik mencari bunga" yg kembang....👍
Hapushehe ...
HapusMasya Allah ..luar biasa ..sukses selalu Bunda
BalasHapusterimakasih banyak telah memotivasi saya ibuuu
Hapus