Cinta Multidimensi
di Hari yang Fitri
(Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2
Garut)
Pernyataan aljannatu tahta aqdam
alummahat merupakan sabda Nabi yang diriwayatkan melalui berbagai sumber, ada yang kuat dan lemah.
Masing-masing memperkuat yang lain. Yang pasti, inti haditsnya sama, yaitu seruan
berbakti kepada ibu. Penulis
tidak akan fokus pada telaah
tentang apakah hadits di atas valid atau tidak. Yang penting di sini
adalah tentang seorang wanita yang telah berkorban begitu banyak untuk
anak-anaknya, yang keibuannya penuh dengan keterbatasan tetapi hatinya akan
selalu menjadi milik anak-anaknya.
Ibu yang melahirkan dan merawat anak mereka dari kecil hingga
dewasa, yang siap berkorban, selalu memaafkan kesalahan, selalu melindungi, selalu mendidik, selalu
menempatkan anak-anaknya di atas dirinya sendiri. Ibu adalah seseorang yang
bisa menerima baik dan buruk anaknya dengan keikhlasan, keikhlasan dan
kesabaran. Dengan segala keterbatasan yang ada dalam dirinya, seorang ibu akan
terus memberikan yang terbaik untuk anaknya. Jika ingin doamu dikabulkan,
mintalah restu ibumu. Sukacita Tuhan tergantung pada sukacita ibu. Ibu adalah malaikat tak
bersayap di dunia. Sang ibu hamil sembilan bulan dengan anak tercinta dan
mempertaruhkan melahirkan. Menjadi
seorang ibu bukanlah pekerjaan yang mudah. Ibu mendedikasikan seluruh waktu dan
tenaganya untuk keluarganya
Lain halnya dengan
orang tua toxic yang menyakiti hati anaknya dan
menelantarkan anaknya berarti orang tua telah berdosa terhadap anaknya. Nabi
SAW bersabda: “Dikatakan bahwa seseorang telah cukup berdosa jika
meninggalkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. (Menurut riwayat Abu Daud
dan Nasa'i).” Orang
tua yang toxic adalah mereka yang secara konsisten berperilaku dengan cara yang
menyebabkan rasa bersalah, ketakutan, dan aspek negatif lainnya pada anak-anak
mereka. Mereka lebih mementingkan kebutuhan mereka sendiri. Orang tua tipe seperti ini akan merusak psikologis
anak-anak mereka.
Islam mengajarkan untuk menghormati dan
memperlakukan orang tua dengan baik. Namun, orang tua juga bisa dianggap tidak patuh kepada
anak-anaknya, jika dalam rangka menegakkan akidah dan agama Islam. Dilarang memarahi anak
menurut Islam. Diriwayatkan oleh hadits bahwa ketika merawat anak, orang tua
harus bisa bersikap seperti anak-anak ketika berada di sekitar anak kecilnya,
orang tua harus bisa lebih memahami
anaknya. Jika
orang tua melakukan sesuatu yang salah dengan anaknya, maka anak akan memperingatkan
orang tua dengan cara yang buruk, keras, atau menggunakan kekerasan untuk
meminta orang tua untuk meminta maaf, ini mungkin termasuk ketidaktaatan kepada
orang tua.
Ketidaktaatan kepada orang tua adalah
salah satu dosa terbesar. Banyak cerita menjelaskan bahwa Allah SWT mengutuk
siapa saja yang menghina orang tuanya. Dikutip dari buku Du'a e Kumeil karya
Husein A. Ketidaktaatan Rahim kepada
orang tuanya atau uququl walidain berarti melanggar kewajibannya kepada
orang tuanya. Sekalipun
doa orang tua tidak baik untuk anak-anaknya, doa mereka akan selalu manjur. Ketika seorang anak durhaka
kepada orang tua dan orang tua mengucapkan kata-kata kotor, kata-kata buruk itu
bisa menjadi doa. Doa
orang tua khususnya ibu untuk anaknya adalah doa yang paling mudah dan mujarab
yang diberikan oleh Allah SWT. Maka sebagai orang tua, kita banyak berdoa untuk
anak-anak kita agar Allah SWT selalu memberikan rahmat di manapun mereka
berada.
Jika anak dengan bijaksana mengingatkan
orang tuanya akan kesalahannya, tanpa merendahkan dan tanpa merendahkan status
orang tuanya, itu bukanlah suatu perbuatan durhaka kepada orang tua, karena
siapa pun yang melakukannya harus melakukannya. agar dia bisa kembali ke jalan
yang benar. Intinya, itu adalah bentuk kasih sayang seorang anak kepada orang
tuanya, ingin mereka pergi ke jalan yang benar. “Barang
siapa yang menunjukan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang mengerjakannya.” (Shahih Muslim nomor 1893 (كتاب
الإمارة).
Faktor pertama yang mendorong anak membenci orang tuanya adalah
kurangnya komunikasi. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan komunikasi. Sayangnya, sebenarnya ada anak yang kesulitan untuk mengkomunikasikan
sesuatu dengan orang tuanya. Anak yang saleh, jika suatu saat kita marah kepada
orang tua kita, bahkan membenci orang tua kita, maka ketahuilah bahwa dalam
keadaan apa pun kita tidak dapat menyakiti orang tua kita dengan cara apa pun
tanpa alasan.
Allah SWT
menegaskan dalam surat Al-Isra ayat 23 yang artinya, “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklan berbuat baik
kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara kedua-duanya sampai berusia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.
Meminta maaf adalah hal yang terpuji dan
baik jika orang yang meminta maaf melakukan kesalahan, atau jika dia meminta
maaf kepada seseorang untuk memperbaiki hubungan dengan orang itu bahkan jika
orang itu memiliki bagian kesalahan yang lebih besar daripada ketika ada
perselisihan. Jika
orang tua telah berbuat salah kepada anaknya dan meminta maaf dengan
inisiatif sendiri, ini adalah sesuatu yang positif
dan pelajaran berharga bagi anak mereka:
mengakui kesalahan mereka dan menjadikan kebenaran sebagai prioritas, bahkan
jika pembuat kesalahan adalah prioritas pertama. orang di sisi lain.
Semoga di hari yang Fitri ini hati dan cinta kita tidak hanya dicurahkan kepada manusia tetapi tetap lebih mengutamakan cinta kepada Tuhan. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 165 yang artinya, “orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah”. Cinta multidimensi memiliki cara pandang yang luas dari berbagai sudut pandang bukan hanya cinta yang melulu terhadap suami, istri, anak, keluarga, atau pasangan hidup yang belum tentu berjodoh.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kami di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di atara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 18 buku antologi (Januari-April 2022). Launcing 1 buku solo. Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube ,31 artikel (Oktober 2021-April 2022) di Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.
Jadi rindu ibu Al Fatihah 😢
BalasHapusSemoga bahagia selalu
HapusCobalah dengar kembali lagu Haji Rhoma Irama: “Hai Manusia…Hormati Ibumuu…Yang Melahirkan dan Membesarkanmu…dst. Judul lagunya “Keramat”. Ya, ibu adalah keramat hidup kita di dunia. Rawatlah ia sebagaimana ia merawat kita sejak bayi. Mintakan doa melalui lisannya. Ia akan tulus mendoakanmu.
BalasHapusTerima kasih banyak sang Pujangga.
HapusTulisan yang sangat bermanfaat, terimakasih.
BalasHapusTerima kasih banyak 🙏
HapusLanjutkan untuk trs berkarya,semoga menjadi ladang amaliyah...aaaamiiin
BalasHapusAamiin ya Allah siap
HapusLuar biasa
BalasHapusTerima kasih banyak 🙏
HapusSangat bermanfaat dan menginspirasi buat kita semua 👍👍
BalasHapusTerima kasih banyak ❤️🙏
HapusMaa syaa Allaah tabarokallaah.
BalasHapusSangat bermanfaat artikelnya Bu.
Syukron, jazaakumulloohu Khoiron katsiiroo
alhamdulillah semakin semangat menulis, terima kasih banyak atas motivasinya.
Hapus