15.09
: Hampir menyerah
Nafas
semakin terasa berat .... hhhh aahhh ..hhh... naik turun dan semakin berat
tidak hanya itu bersin-bersin datang secara berkala lengkap sudah.
"Mungkin sudah waktunya sampai di sini", hatiku berbisik lirih,
keringat membanjiri kepala dan sekitar leher. Mungkin rasanya sekarat itu
seperti ini, "Ya, Allah saya banyak dosa, panjangkan dan berkahilah
usiaku, berikanlah saya kesempatan untuk hidup agar saya bisa menjaga anak-anak
saya, kalau saya mati, siapa yang akan menjaga dan membesarkan mereka?".
Apakah ini namanya putus asa?
Ini
kali ke dua asma kambuh yang terberat sejak beberapa tahun lalu saat Nabila
usia 3 tahun, kini dia sudah berusia 23 tahun. "Gimana Nabil kalau mau
makan, mandi, sekolah, dan tidurnya sama siapa?", itulah beban yang
pertama kali terlintas saat mau menyerah pada jam 15.09 WIB hari Selasa, 5
April 2022. Asma ini warisan dari nenek, kambuh tenggelam lalu kambuh. Penyakit
yang datang setiap masuk masa pancaroba atau dingin, hujan, bahkan cuaca panas
tapi berdebu pun tiba-tiba kambuh. Hindari minuman dingin saat tubuh lemah.
Saya
harus mengganti puasa hari ini dengan fidyah, karena kalaupun kelak saya puasa
qadha khawatir dehidrasi akan terulang lagi, kejadian ini membuat jantung saya berdebar dan bercucuran
keringat. Saya berlaga santai, saat asma kambuh, saya sempat mendidihkan air
agar bisa minum air agak panas. Alhamdulillah habis empat gelas besar, obat
asma dari warung sudah tidak berpengaruh. Akhirnya anak saya pergi ke apotek
untuk membeli obat sesuai resep yang pernah dokter berikan zaman dahulu kala.
Perlahan
nafas saya agak ringan meskipun masih perlu banyak istirahat. Kejadian seperti
ini sering berulang, kemarin-kemarin tidak begitu panik kalau kambuh karena
masih ada obat hisap tapi, karena harganya mahal dan itupun hanya terpakai
hitungan hari saja akhirnya saya tidak mengutamakan untuk membelinya, alih-alih
obat tablet jauh lebih murah ya sudah saya pilih yang ini saja meskipun ada
efek berdebar setelah meminumnya, lutut terasa lemas dan tidak akan bisa tidur.
Apa
yang terbersit di kepala saya saat mau menyerah selain Nabil? Saya langsung
menulis di note agar tulisan ini terbaca karena saya memiliki kekurangan. Saya
tidak terbiasa berbagi kesulitan dengan siapapun termasuk saat penyakit berat
kambuh, kecuali jika sudah di luar batas dan tak terkendali akhirnya ketauan
ibuku. Saya tidak mau membebani ibu atau siapapun, kehadiran saya sudah terlalu
banyak membebani orang-orang sekitar yang peduli dengan saya. Maka, menulis
adalah cara saya untuk menuangkan semua yang terlintas di hati dan pikiran.
Pertolongan
pertama untuk penyakit asma bisa saya rinci sebagai berikut :
1.
Tetap Tenang sambil dzikir
2.
Minum air beberapa gelas agak panas
3.
Makan secukupnya
4.
Jika ada inhaler segeralah hirup
5.
Persediaan obat asma tablet
7.
Tetap berfikir positif
8.
Tarik nafas sambil duduk
9.
hangatkan dada dengan kain tebal
10.
Tunggu sampai reda dan ucapkan hamdalah (biasanya memakan waktu hingga satu
jam)
11. Segera pergi ke dokter jika kondisi kesehatan semakin menurun.
Kenapa
asma datang begitu saja? meskipun sudah tahu pemicunya tapi tetap saja
kecolongan?. Bagi penderita asma hal ini sudah tidak aneh lagi dan tingkatan
penyakit asma berbeda-beda ada yang ringan, sedang, dan berat. Saya termasuk
pengidap asma sedang karena tidak terlalu sering kambuh. Saya sudah sempat
general check up dan hasilnya sehat. Asma penyakit keturunan dan tidak menular,
biasanya kambuh dengan pemetaan spiral. Menurun secara zig-zag dari nenek ke
cucu, kalau ibunya penderita asma maka anaknya ada yang terkena ada juga yang
sehat.
Setelah
melalui masa kritis dari asma saya bersyukur karena Allah SWT masih memberikan
kesempatan kepada saya untuk tetap hidup. Saya ingin menyampaikan sesuatu
kepada pembaca yang budiman berbahagialah kalian yang masih diberikan
kesempatan. Mereka yang bernafas dengan bebas dan tubuh yang kuat,
manfaatkanlah waktumu untuk terus berbuat baik, terus dan teruslah berbuat
baik. Torehkan segala kemampuan kalian, apa yang bisa bermanfaat untuk berbagi
dengan lingkungan dimanapun kalian berada karena apa yang sudah kita berikan
untuk mereka hal itulah yang akan mereka kenang tentang keberadaan kita selama
hidup bersama-sama.
Ini
adalah kalimat pengingat dari sang pendosa seperti saya agar dada ini terasa
ringan karena jika sudah tiada saya tidak akan bisa berkata apaapa lagi. Saya
sudah tahu rasanya sekarat awal seperti apa tetapi saya tetap hidup. Biarkan sajadah yang
menjadi saksi air mata saya bukan digambarkan di sini. apakah kata-kata saya
bisa dimengerti dan diterima dengan baik?. Setelah asma reda, saya kembali ke
dapur , beres-beres, nyuci piring meskipun pandangan blur dan mata teler,
begitu siklus hidup ini berulang. Sekian
dan terima kasih banyak.
Biodata
Nurul Jubaedah lahir
di Garut, 19 Mei 1978. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA (
2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung
(2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja
kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan
1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan
1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi
tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari
2022). Karya : 13 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 510 konten
pendidikan di canal youtube dan website : 19 artikel (Oktober 2021-April 2022). Instagram
(nj_78).
Tak ada manusia
BalasHapusYang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
S'gala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anug'rah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Terima kasih banyak 🙏
HapusSama". Smg sll berprasangka baik kpd yg Maha Penyayang
HapusSiap
HapusJangan pernah menyerah dan berputus asa, Allah tahu yang terbaik buat ibu.Teruslah bersemangat dan berkarya.Bersyukurlah karena Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada Ibu untuk tetap melanjutkan kehidupan. Jadikan Ramadhan ini super spesial untuk ibu, keluarga dan masyarakat.
BalasHapusAamiin ya Allah terima kasih banyak 🙏
Hapus