Senin, 18 April 2022

(19) Sepucuk Surat dari Regita

"Assalamu'alaikum, selamat sore, bu. Gimana kabarnya? Semoga sehat. Ibu ini Regita, ada tugas akhir Bahasa Indonesia membuat teks biografi. Nah, terlintas ide buat jadiin ibu sebagai tokoh biografinya. Jika ibu berkenan, nanti ada beberapa pertanyaan yang mau Regita ajuin ke ibu.Terimakasih banyak sebelumnya. Semoga kebaikan mengelilingi ibu sekeluarga. Aaamiinn", pesan dari Regita alumni MTsN 2 Garut tertanggal 11 April 2022.

Saya bingung tapi saat itu juga saya langsung menyetujuinya dengan cepat dengan niat agar Regita tetap antusias dan semangat dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Kenapa saya bingung?, biasanya biografi itu kan karya sastra yang berisikan riwayat hidup seorang tokoh ternama. Terus saya ternama apanya?. Jikalau saat itu saya mendebat atau menolak permintaan Regita maka saya tidak akan tahan melihat anak didik saya kecewa. Pertanyaan ulang di dalam hati saya saat itu, "siapa saya? saya punya apa? kan hanya guru pada umumnya seperti orang-orang kebanyakan sambil tertawa ha...ha...ha... Regita...Regita, kamu berlebihan nak!", saya bergumam sambil tersenyum lebar.

Setelah Regita menyiapkan daftar tanya jawab dan menyelesaikan tahap yang diperlukan, selanjutnya dia mengirimkan file tersebut kepada saya agar saya memeriksa kembali validitas datanya. Saya memeriksanya, saya perbaiki kesalahan penulisannya beserta sedikit info yang keliru lalu saya luruskan ulang. Selanjutnya saya kirim balik file tersebut ke Regita. Saya pikir, rasanya risi juga ya dijadikan icon fenomenal oleh anak-anak Karya Ilmiah Remaja (KIR) angkatan tahun 2019-2021 yang dulu sempat saya bimbing termasuk Regita salah satunya. Dasar saya hanya menyimak dan lurus-lurus saja dengan apa yang mereka telah ucapkan tentang penilaian mereka terhadap saya yang telah tersedia dalam konten YouTube atas nama Nurul Jubaedah yang berjudul "syukuran para juara" yang disimpan di playlist Karya Ilmiah Remaja.

Pertanyaan berulang kali muncul di benak saya "Regita kenapa kamu tidak menulis biografi terkenal saja seperti B.J. Habibi, Soekarno, Hatta, atau tokoh-tokoh lainnya, kenapa kamu memilih menulis tentang ibu?". Anehnya saya tidak berdialog panjang dengan Regita saat itu dikarenakan sedang menulis beberapa artikel di mana konsentrasi saya tidak boleh terganggu, nanti garapannya lupa lagi dong!.

Refleksi

Setelah sekian lama saya menjadi seorang guru sejak tahun 2000 sampai sekarang, tentunya saya belum melakukan hal yang luar biasa karena di luar sana begitu banyak guru-guru yang melangit jasanya, prestasinya, pengorbanannya. Saya yang tidak ada apa-apanya ini ternyata masih ada orang yang mengakui kehadiran saya, menghargai apa yang telah saya lakukan meskipun hanya sedikit saja. Saya cenderung melupakan kebaikan apa yang telah saya lakukan di masa lalu dan berusaha mengingat dan memperbaiki kesalahan apa yang telah terjadi dan telah saya lakukan meskipun saya memiliki keterbatasan namun, saya akan terus berusaha mengisi waktu, memanfaatkan sisa usia ini dengan hal yang bermanfaat bagi orang lain, tentunya semampu saya. 

Regita, terima kasih suratnya, ibu terharu. 


2 komentar:

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...