Literasi Cinta
(Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag., S,Pd., M.Ag Guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 2 Garut)
"Kalau kamu bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama
besar maka jadilah penulis". (Imam Al-Ghazali).
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak
menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah
bekerja untuk keabadian". (Pramoedya Ananta Toer).
Kutipan dari Imam Al-Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer memberikan
pemahaman kepada kita bahwa manusia, siapapun kita apapun yang kita miliki
apabila ia menulis maka ia akan menjadi dirinya sendiri yang diakui oleh
lingkungan di mana ia berada, tulisannya akan abadi meskipun raganya telah
pergi dan tak kembali. Setinggi apapun pendidikannya jika tidak menulis maka ia
akan hilang dalam masyarakat. Dengan menulis seseorang akan dikenal dalam
keabadian tentang kecerdasan dan pengetahuannya. Apalagi kalau ia berani
menulis buku maka berbahagialah engkau!
Mengapa Menulis itu Penting?
1. Menulis : Kebebasan Jiwa
Menulis adalah kebebasan jiwa. Ketika menulis
maka saya sedang menjadi diri saya sendiri tidak ada yang mengatur-ngatur, mendikte, mendominasi apalagi menjajah dan
membantai ide. Ingat! penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan. Bebaskanlah jiwamu,
merdekakanlah pikiranmu, tuangkanlah idemu, curahkanlah gagasanmu menjadi karya
dalam tulisan yang penuh makna dan bersejarah sehingga namamu akan dikenang
oleh setiap generasi. Jiwa yang bebas akan mengahsilkan karya yang lepas dan
berkarakter. Menulislah!
2. Menulis : Ruang Ekspresi
Menulis menuangkan semua perasaan dan logika sehingga
berjalan secara seimbang. Menulis memerlukan perasaan bahagia, semangat,
gairah, tenang, dan nyaman. Menulis mampu meningkatkan kepekaan rasa, ketajaman
berpikir, keselarasan jiwa yang menyatu menjadi sebuah harmoni, bahkan menulispun bisa menggambarkan antonim
dari semua perasaan di atas seperti kemarahan, kekecewaan, perbedaan pendapat,
kesedihan, kehilangan, kehampaan, putus asa, stress, bahkan bisa menghipnotis
para pembaca karena untaian kata-kata
bisa menjadi magic dan bumbu penyedap tentunya jika menulis
diimbangi dengan banyak referensi yang bisa kita percaya.
3. Menulis : Idealisme
Menulis adalah wadah idealisme yang tak
tersalurkan. Ide yang saya tuangkan adalah media penyaluran aspirasi,
apresiasi, dan inspirasi secara mandiri tanpa ada campur tangan pihak manapun.
Komentar dan koreksipun sesuai dengan kebutuhan saya, tidak ada penekanan
ataupun tendensi. Semakin ideal sebuah karya maka semakin memenuhi syarat dalam
memproduksinya. Yakinlah jika kita memiliki keinginan yang kuat dan konsisten
dalam menulis maka semua akan berjalan dengan lancar dan prosesnya akan terasa
semakin mudah.
4. Menulis : Kenyamanan
Menulis adalah kenyamanan, keindahan perasaan
yang membuat jiwa bisa bersandar didalamnya. Kenyamanan membuat efektivitas
kerja meningkat pesat. Kenyamanan menjadi media keberhasilan dalam menghubungkan
ide, wawasan, cara pandang, strategi, dan teknik yang terintegrasi secara
balance. Jika hati telah terpaut pada kenyamanan maka dimanapun dan kapanpun
otak akan semakin tajam untuk berpikir jernih dan produktif.
5. Menulis adalah kemandirian
Menulis adalah kemandirian, menulis bukanlah
sebuah institusi yang memiliki sistem yang terkadang kebijakannya bisa
menguntungkan bahkan bisa merugikan masa depan. Menjadi penulis saya mampu
berfikir mandiri karena keberadaan saya merasa diakui (self recognized). Ciri
kemandirian dalam berfikir ditandai dengan cara berfikir abstrak, keyakinan
yang dimiliki berbasis ideologis, keyakinan-keyakinan semakin mendasar pada
nilai-nilai diri sendiri bukan orang lain. Menurut Maryam (2015), kemandirian adalah perilaku
mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya
diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
6. Menulis : Mengenali diri sendiri
Anjuran mengenali diri sendiri dalam agama
sangatlah penting. Menulis berarti mengenali diri sendiri, setiap tulisan yang tertuang itulah jiwa,
pikiran, dan cermin diri. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimiya’
As-Sa’adah menjabarkan, mengenali diri sendiri merupakan kunci untuk
mengenali Allah SWT lebih dekat. Mengenali diri sendiri merupakan salah satu
jalan mendekat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda:
من عرف نفسه، فقد عرف ربّه “
Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,”. Yang
artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
7. Menulis : Menyalurkan
Cita-cita
Secara pribadi, menulis karya ilmiah memang
persyaratan untuk KNP ke 4b tapi, ada yang jauh lebih penting dari itu. Menjadi
penulis adalah cita-cita lama saya yang baru muncul ke permukaan setelah sekian
peristiwa datang membungkam sejuta asa. Biarkan saja mengalir dan saya
mengucapkan terima kasih banyak karena peristiwa pahit sudah mengembalikan saya
seperti apa yang saya tunggu. Menulis adalah bagian dari cita-cita saya sejak
lama.
8. Menulis : Media yang baik untuk menyimpan karya tulisan
Selain menjadi content creator You Tube
(540 konten pendidikan), menulis di website atas nama Nurul Jubaedah
juga menjadi bagian penting dari media kreativitas. Tulisan yang telah saya
rapikan sudah saya upload sejak tahun 2017 namun karena tidak konsisten dalam
menulis akhirnya banyak link yang lupa password akhirnya saya
membuat lagi website yang ke-4x-nya pada tahun 2022. Alhamdulillah
sekarang selain disimpan secara online saya selamatkan karya-karya saya
menjadi 10 buku antologi dan masih terus
menulis sampai target 50 buku antologi tahun 2023. Tahun berikutnya saya ingin
memiliki buku solo makanya saya akan berusaha untuk tetap konsisten dalam
menulis karya. Bismillah.
9. Menulis : Mengumpulkan informasi
Seseorang menulis mempunyai ide, gagasan,
pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui
orang lain. Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan
menyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan
membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, perolehan
informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik,
serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasinya,
dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan
mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika
diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif
dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam
mengumpulkan informasi serta strategi yang ditempuhnya.
10. Menulis : Sebagai
wadah untuk mengembangkan kemampuan dan mengasah kecerdasan
Menulis dengan apik membutuhkan referensi
yang lengkap dan akurat. Saat menulis
maka kitapun otomatis sambil membaca karya orang lain nah disitulah ilmu kita
bertambah, wawasan menjadi semakin luas, kosa kata semakin banyak untuk
memperindah tulisan yang kita ciptakan. Menulis yang baik akan menghasilkan
bacaan yang renyah sehingga pembaca akan menikmati hasil karya kita.
Membaca adalah jendela dunia, begitu kata
pepatah. Menulis adalah kemampuan yang lebih tinggi dari membaca karena dengan
menulis maka kita mampu menuangkan apa
yang ada dalam hati dan pikiran. Menulis adalah suatu aktivitas yang
kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
mengharmonikan berbagai aspek yang meliputi (1) pengetahuan tentang topik yang
akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang
jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3)
penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
11. Menulis : Sebagai sumber penghasilan.
Meskipun untuk saat ini saya belum bisa
menghasilkan uang secara langsung tapi catat ya, saya bisa maju ke 4a dalam
waktu dua tahun setengah dikarenakan saya rutin menulis karya ilmiah untuk
Kenaikan Pangkat (KNP). Saya mendapat poin tinggi dari ranah pengembangan diri.
Setelah SK IV-a ada di tangan saya, saya menerima banyak uang rapel yang
jumlahnya 3x lipat gaji bulanan. Jejak ini saya lanjutkan kembali untuk
menyambut IV-b agar bisa terpenuhi tepat waktu melalui persiapan yang matang
sejak sekarang.
12. Menulis : Dianggap sebagai salah satu hobi yang
berkelas.
Menulis mampu membiaskan intelektual yang
dalam dan memantulkan aroma smart vibes.
Tidak semua orang rajin menulis, tidak setiap karya ditekuni secara
konsisten. Saya mulai hobi menulis sejak tahun 2017 namun tidak produktif.
Mulai Januari 2022 saya mulai menulis
kapanpun dan di manapun secara kontinyu, memakai laptop maupun HP. Tidak ada
episode melamun apalagi galau, menulis selagi sehat, apapun mudnya saya akan
tetap tuangkan dan curahan melalui tulisan. Menulis bagi saya bisa
menghindarkan diri dari stress karena apa yang ada dalam fikiran tersalurkan
melalui untaian kata yang harmonis.
13. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai
sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik
tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan
pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus
diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang
dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.Semakin kreatif
seseorang menuangkan idenya dalam tulisan maka ilmunya akan semakin tajam,
wawasannya akan semakin luas, dan yang pasti hidupnya akan lebih bermanfaat dan
memeliki produktivitas yang tinggi.
14. Menulis Menumbuhkan Keberanian
Seorang penulis harus berani menampilkan
pendiriannya ketika menulis, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta
menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, dia harus siap dan mau melihat
dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang
bersifat positif ataupun negatif. Keberanian yang ia tawarkan kepada pembaca
dan menerima respon baik dalam bentuk komentar yang standar maupun pro dan
kontra akan membentuk pribadi yang matang, dewasa, dan realistis. Ia akan siap
maju secara kompettitif dalam dunia yang terkadang sekalipun menyeramkan.
13. Menulis : Literasi Cinta
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis debu beralih emas keruh menjadi bening sakit menjadi sembuh penjara menjadi telaga derita menjadi nikmat dam kemarahan menjadi nikmat. Cinta jangan hanya dimaknai kepada kekasih saja. Mari kita tumbuhkan cinta saat menulis, mari menulis dengan hati, mari menulis dengan jiwa, mari menulis dengan cinta. Goresan pena akan menjadi prasasti dan literasi bagi para generasi. Saya bukanlah penulis profesional tetapi, menulis mampu membuat hati menjadi rapi dan menjadi lebih hati-hati. Bagi saya, menulis adalah literasi Cinta.
Daftar
Pustaka
Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional,
Maryam, Siti. 2015. Kemandirian Belajar. Bandung: Sinar Baru.
M. Atar Semi. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa,
Biodata
Memang butuh kebulatan tekad, keberanian, kepercayaan diri, wawasan yang luas, pengetahuan dasar teknis menulus serta jam terbang yang tinggi agar kita bisa menjadi seorang penulis yang profesional. Hal tersebut perlu kedisiplinan, ketekunan, kegigihan, konsistensi dan motivasi yang tinggi agar seorang penulis terus aktif dan produktif menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan para pembacanya. Semangat terus dalam menulis Bu Nurul. Smg dg tulisan-tulisannya Bu Nurul bs menginspirasi, memotivasi dan memberikan manfaat utk anak didik, teman sejawat, teman dumay dan para pembaca tulisan" Bu Nurul. Salam literasi
BalasHapusTerima kasih banyak. Mari kita terus menulis untuk kebermanfaatan. Salam literasi
Hapus