Minggu, 08 Mei 2022

(37) Pembelajaran SKI Berbasis Riset

 

(4) Pembelajaran SKI Berbasis Riset

(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Pembelajaran SKI Berbasis Riset diterapkan di kelas IX-A (kelas unggulan) pada materi Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di Indonesia sekitar bulan Desember tahun 2021. Peserta didik diarahkan untuk observasi langsung ke beberapa pesantren sesuai jarak terdekat antara rumah mereka dengan letak pesantren. Mengingat di daerah kami di Cibatu Garut Jawa Barat banyak terdapat pesantren sehingga untuk melaksanakan penelitian tidak akan menyulitkan mereka.

Peserta didik bekerja secara berkelompok ada juga yang melakukannya secara mandiri. Mereka menyiapkan draft untuk mewawancarai warga pesantren baik mulai dari kyai, santri, maupun relasi yang berkaitan dengan pesantren tersebut. Anggota kelompok masing-masing ada yang berperan sebagai reporter, videografer, photographer, dan sekertaris. Video liputan hasil penelitian sudah diupload ke canal youtube Nurul Jubaedah dan ini linknya https://youtu.be/WiKj6z11Seo.

Selanjutnya peserta didik yang sudah selesai mengerjakan tugas, mereka menuangkan hasil penelitian dalam bentuk makalah laporan hasil penelitian. Makalah sederhana yang dibuat oleh mereka cukup mewakili secara tertulis di samping secara audio visual yang telah dikemas dalam video laporan. SKI Berbasis riset ini hanya mampu dilaksanakan di kelas IX-A mengingat kelas ini sudah mampu mencapai target pembelajaran jauh lebih awal sehingga bisa melaksanakan materi lebih mendalam lagi.

Pembelajaran SKI berbasis Riset dalam pandangan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut :

1.      Student Centered 

Melalui Observasi peserta didik berkolaborasi bersama kelompoknya menentukan waktu, tempat, schedule preparation  yaitu mengetahui apa yang harus dipersiapkan, barang apa yang harus di bawa. Merekalah yang akan menjadi manager, even organizer, problem solver, dan sekasligus leader

Guru hanya menentukan aturan pada awal penugasan saja selanjutnya peserta didik yang maju bergerak.Mereka memahami langkah-langkah berfikir ilmiah itu seperti apa. Setidaknya, mereka banyak menggali informasi dulu mengenai apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang peneliti muda yang hebat. Guru tinggal memberikan motivasi setinggi-tingginya, mendorong, dan mendoakan mereka.

2.      Guru memberikan pilihan cara belajar

Sebagai guru SKI yang menerapkan pembelajaran riset tak lupa pula bahwa di kelas unggulan yaitu kelas IX-A sekalipun masih tetap ada pengelompokan level kognitif di kelas tersebut. Kelompok atas, bisa mengerjakan tugas tepat waktu, bisa berkelompok maupun madiri. Mereka mengerjakan tugas secara ideal video sekaligus makalah laporan hasil penelitian. 

Kelompok tengah, mengerjakan tugas pilihan yaitu hanya membuat makalah laporan hasil penelitian tanpa menyetorkan video. Kelompok bawah, tetap melaksanakan observasi malahan bisa bergabung dengan kelompok atas maupun tengan melalui metode tutor sebaya namun, mereka melaporkan kegiatan penelitian hanya berupa foto.

3.      Tujuan belajar bermakna

Peserta didik yang telah melaksanakan observasi melalui 3 jenis pilihan tugas tersebut di atas selanjutnya mereka memahami bahwa mempelajari dan menggali informasi materi Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di Indonesia itu tidak hanya melulu belajar dari buku paket yang ada di perpustakaan atau searching google.

Mereka memahami nilai tentang domain metakognitif yaktu menghubungkan materi pelajaran dengan apa yang terjadi di lapangan pada saat ini. Sehingga pola pikir mereka tidak tekstual tapi faktual dan rasional. Mereka paham bahwa melalui observasi penelitian ke lapangan merasa puas dan bahagia bisa berinteraksi langsung dengan sumber informasi. Mereka belajar arti kehidupan yang sebenarnya.

4.      Belajar adalah kesepakatan guru dan peserta didik

Guru memberikan kesepakan kepada peserta didik, silahkan memilih jika ingin nilai 90 ke atas (A), syaratnya setelah melakukan riset mereka harus mengumpulkan video, foto, serta makalah laporan hasil penelitian. Nilai 80 ke atas (B), bagi peserta didik yang melakukan observasi dan mengumpulkan makalah laporan hasil penelitian tanpa video. 

Nilai 78 (C), jika kalian hanya mengirimkan foto dan sedikit informasi mengenai pesantren tersebut sebagai hasil observasi di lapangan. Jika sudah sepakat maka guru tidak menerima protes atau keluhan apapun dari peserta didik dan keputusan tidak bisa diganggu gugat.

5.      Belajar menalar dan menyelesaikan persoalan

Pada mata pelajaran SKI peserta didik sudah terbiasa melakukan sesi menalar atau menelaah. Teruatama mereka yang berada di kelas unggulan, belajar menyimpulkan dari hasil diskusi maupun hasil penelitian merupakan sebuah tradisi. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar  (KBM) menalar ada di point ke empat dari 4C (karakter peserta didik abad 21)  yaitu Creativity. 

Bagi mereka yang belum bisa menyimpulkan mereka bisa merangkum hasil diskusi secara sederhana. Topik apa, pertanyaannya apa, apakah bisa menjawab pertanyaan temannya, belajar menyampaikan opini, lalu diakhiri simpulan atau boleh rangkuman singkat padat, dan jelas. Siklus ini berputar dalam setiap kegiatan belajar di kelas dengan tujuan untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

6.      Belajar bukan untuk nilai tapi membangun kesadaran

Terlepas ada nilai atau tidak, guru telah membekali ilmu kepada peserta didik secara sadar atau pun tidak. Langkah-langkah penelitian, teknik wawancara, metode dan cara menulis semua diberikan kepada mereka. Nah, keterampilan menulis karya ilmiah inilah sebagai bekal untuk peserta didik ketika menginjak bangku SLTA nanti. Terserah mereka mau melanjutkan ke Madrasah Aliyah, SMA, SMK, atau pun ke pesantren. 

Setidaknya mereka paham bagaimana cara mengambil data valid sehingga terhidar dari karakter plagiat yang penuh dengan kepalsuan apalagi gampang percaya hoax. Anak riset memiliki tingkat ketajaman dalam menganalisis data sehingga dalam kehidupan sehari-hari dipastikan akan mampu menyelesaikan persoalan hidup mereka dengan mudah.

7.      Belajar untuk karya yang bermakna

Karya hasil dari observasi bisa berupa video, Foto, atau makalah laporan hasil penelitian. Setiap karya memiliki nilai yang berbeda namun, hal penting yang harus lebih diutamakan dan dihargaia adalah hasil kerja keras mereka. Usaha individu maupun kelompok telah bersusah payah untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran demi sebuah hasil yang memuaskan.

Peserta didik menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan kelak harus mereka hadapi di masyarakat. Tidak melulu harus duduk di atas meja belajar bangku madrasah. Hal paling penting yang harus mereka ambil adalah sebuah kemandirian, tanggung jawab, disiplin, taat aturan.

 Daftar Pustaka

D. J. P. Tinggi (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

E. S. Sherly. Dharma dan H. B. Sihombing. (2020). Merdeka Belajar: Kajian Literatur. UrbanGreen Conference Proceeding Library.

Eko Risdianto. (2019). Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0

M. Rembangy. (2010). Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. Teras.

M. Saleh. (2020). Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas.


 https://youtu.be/SIiHEOFRdjo Nguping 1 Guru Merdeka Belajar

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 1 buku solo,  18 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 40 artikel (Oktober 2021 - Mei 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.

 

22 komentar:

  1. Mantul euy tulisannya seperti biasa, menarik, informatif, bermanfaat dan inspiratif. Salam literasi!

    BalasHapus
  2. Suatu bentyk pembelajaran yanv memberi pengakaman angsung siswa.
    Bermanfaat sekali Bun, sangat menginspirasi. Aplaus buat Bunda Nurul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima Kasih Banyak ibu selalu memberikan saya semangat untuk terus menulis

      Hapus
  3. Selalu menginspirasi...lanjutkan sobatku..

    BalasHapus
  4. Salam kenal bu..saya guru SD dari LOTIM,NTB,menginsfirasi skli tulisannya..hebat,bermanfaat bnget bgi sy guru SD d pelosok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mari menulis dan terus belajar menulis
      salam literasi

      Hapus
  5. Wah ini inspiratif banget Bu Nurul. Ijin terapkan di MI saya ya bu ...🙏🙏

    BalasHapus
  6. Mantul buat referensi....salam kenal Bu guru syantiik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam silaturahmi salam literasi terima kasih banyak 🙏

      Hapus
  7. Super banget tulisannya, sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  8. Keren ich tulisannya semakin terasah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak ibu selalu menyemangati saya. Salam literasi

      Hapus
  9. Lengkap, terimakasih tulisannya, sangat bermanfaat.

    BalasHapus

P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif

  P5 : 10 Cara Menerapkan Karakter Kreatif pada Peserta Didik Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut) Dal...