(4) Pembelajaran SKI Berbasis Riset
(Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2
Garut)
Pembelajaran SKI Berbasis Riset diterapkan di kelas
IX-A (kelas unggulan) pada materi Peran Pesantren dalam Dakwah Islam di
Indonesia sekitar bulan Desember tahun 2021. Peserta didik diarahkan untuk
observasi langsung ke beberapa pesantren sesuai jarak terdekat antara rumah
mereka dengan letak pesantren. Mengingat di daerah kami di Cibatu Garut Jawa
Barat banyak terdapat pesantren sehingga untuk melaksanakan penelitian tidak
akan menyulitkan mereka.
Peserta didik bekerja secara berkelompok ada juga yang
melakukannya secara mandiri. Mereka menyiapkan draft untuk mewawancarai
warga pesantren baik mulai dari kyai, santri, maupun relasi yang berkaitan dengan
pesantren tersebut. Anggota kelompok masing-masing ada yang berperan sebagai reporter,
videografer, photographer, dan sekertaris. Video liputan hasil penelitian
sudah diupload ke canal youtube Nurul Jubaedah dan ini linknya https://youtu.be/WiKj6z11Seo.
Selanjutnya peserta didik yang sudah selesai
mengerjakan tugas, mereka menuangkan hasil penelitian dalam bentuk makalah
laporan hasil penelitian. Makalah sederhana yang dibuat oleh mereka cukup
mewakili secara tertulis di samping secara audio visual yang telah dikemas
dalam video laporan. SKI Berbasis riset ini hanya mampu dilaksanakan di kelas
IX-A mengingat kelas ini sudah mampu mencapai target pembelajaran jauh lebih
awal sehingga bisa melaksanakan materi lebih mendalam lagi.
Pembelajaran SKI
berbasis Riset dalam pandangan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut :
1. Student Centered
Melalui Observasi peserta didik berkolaborasi bersama kelompoknya menentukan waktu, tempat, schedule preparation yaitu mengetahui apa yang harus dipersiapkan, barang apa yang harus di bawa. Merekalah yang akan menjadi manager, even organizer, problem solver, dan sekasligus leader.
Guru hanya
menentukan aturan pada awal penugasan saja selanjutnya peserta didik yang maju
bergerak.Mereka memahami langkah-langkah berfikir ilmiah itu seperti apa.
Setidaknya, mereka banyak menggali informasi dulu mengenai apa yang harus saya
lakukan untuk menjadi seorang peneliti muda yang hebat. Guru tinggal memberikan
motivasi setinggi-tingginya, mendorong, dan mendoakan mereka.
2. Guru memberikan pilihan cara belajar
Sebagai guru SKI yang menerapkan pembelajaran riset tak lupa pula bahwa di kelas unggulan yaitu kelas IX-A sekalipun masih tetap ada pengelompokan level kognitif di kelas tersebut. Kelompok atas, bisa mengerjakan tugas tepat waktu, bisa berkelompok maupun madiri. Mereka mengerjakan tugas secara ideal video sekaligus makalah laporan hasil penelitian.
Kelompok tengah, mengerjakan tugas pilihan yaitu hanya membuat makalah
laporan hasil penelitian tanpa menyetorkan video. Kelompok bawah, tetap
melaksanakan observasi malahan bisa bergabung dengan kelompok atas maupun
tengan melalui metode tutor sebaya namun, mereka melaporkan kegiatan penelitian
hanya berupa foto.
3. Tujuan belajar bermakna
Peserta didik yang telah melaksanakan observasi
melalui 3 jenis pilihan tugas tersebut di atas selanjutnya mereka memahami
bahwa mempelajari dan menggali informasi materi Peran Pesantren dalam Dakwah
Islam di Indonesia itu tidak hanya melulu belajar dari buku paket yang ada di
perpustakaan atau searching google.
Mereka memahami nilai tentang domain metakognitif
yaktu menghubungkan materi pelajaran dengan apa yang terjadi di lapangan pada
saat ini. Sehingga pola pikir mereka tidak tekstual tapi faktual dan rasional.
Mereka paham bahwa melalui observasi penelitian ke lapangan merasa puas dan
bahagia bisa berinteraksi langsung dengan sumber informasi. Mereka belajar arti
kehidupan yang sebenarnya.
4. Belajar adalah kesepakatan guru dan peserta didik
Guru memberikan kesepakan kepada peserta didik, silahkan memilih jika ingin nilai 90 ke atas (A), syaratnya setelah melakukan riset mereka harus mengumpulkan video, foto, serta makalah laporan hasil penelitian. Nilai 80 ke atas (B), bagi peserta didik yang melakukan observasi dan mengumpulkan makalah laporan hasil penelitian tanpa video.
Nilai 78 (C), jika kalian hanya mengirimkan foto dan sedikit informasi mengenai pesantren tersebut sebagai hasil observasi di lapangan. Jika sudah sepakat maka guru tidak menerima protes atau keluhan apapun dari peserta didik dan keputusan tidak bisa diganggu gugat.
5. Belajar menalar dan menyelesaikan persoalan
Pada mata pelajaran SKI peserta didik sudah terbiasa melakukan sesi menalar atau menelaah. Teruatama mereka yang berada di kelas unggulan, belajar menyimpulkan dari hasil diskusi maupun hasil penelitian merupakan sebuah tradisi. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menalar ada di point ke empat dari 4C (karakter peserta didik abad 21) yaitu Creativity.
Bagi mereka yang belum bisa
menyimpulkan mereka bisa merangkum hasil diskusi secara sederhana. Topik apa,
pertanyaannya apa, apakah bisa menjawab pertanyaan temannya, belajar
menyampaikan opini, lalu diakhiri simpulan atau boleh rangkuman singkat padat,
dan jelas. Siklus ini berputar dalam setiap kegiatan belajar di kelas dengan
tujuan untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
6. Belajar bukan untuk nilai tapi membangun kesadaran
Terlepas ada nilai atau tidak, guru telah membekali ilmu kepada peserta didik secara sadar atau pun tidak. Langkah-langkah penelitian, teknik wawancara, metode dan cara menulis semua diberikan kepada mereka. Nah, keterampilan menulis karya ilmiah inilah sebagai bekal untuk peserta didik ketika menginjak bangku SLTA nanti. Terserah mereka mau melanjutkan ke Madrasah Aliyah, SMA, SMK, atau pun ke pesantren.
Setidaknya mereka paham bagaimana cara mengambil data valid
sehingga terhidar dari karakter plagiat yang penuh dengan kepalsuan apalagi
gampang percaya hoax. Anak riset memiliki tingkat ketajaman dalam menganalisis
data sehingga dalam kehidupan sehari-hari dipastikan akan mampu menyelesaikan
persoalan hidup mereka dengan mudah.
7. Belajar untuk karya yang bermakna
Karya
hasil dari observasi bisa berupa video, Foto, atau makalah laporan hasil
penelitian. Setiap karya memiliki nilai yang berbeda namun, hal penting yang
harus lebih diutamakan dan dihargaia adalah hasil kerja keras mereka. Usaha
individu maupun kelompok telah bersusah payah untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran
demi sebuah hasil yang memuaskan.
Peserta
didik menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan kelak harus mereka hadapi
di masyarakat. Tidak melulu harus duduk di atas meja belajar bangku madrasah.
Hal paling penting yang harus mereka ambil adalah sebuah kemandirian, tanggung
jawab, disiplin, taat aturan.
D.
J. P. Tinggi (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
E. S. Sherly.
Dharma dan H. B. Sihombing. (2020). Merdeka Belajar: Kajian Literatur.
UrbanGreen Conference Proceeding Library.
Eko Risdianto.
(2019). Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia di Era Revolusi
Industri 4.0
M.
Rembangy. (2010). Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan
Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. Teras.
M. Saleh. (2020).
Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional
Hardiknas.
Biodata
Nurul
Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001),
S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012).
Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah
Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan
harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi),
juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru
berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah
(Februari 2022). Karya : 1 buku solo, 18 buku antologi (Januari-April 2022).
Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 40 artikel (Oktober 2021 - Mei 2022). Blog
:
http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram
(nj_78). Email
: nuruljubaedah6@gmail.com.
Whatsapp : 081322292789.
Mantul euy tulisannya seperti biasa, menarik, informatif, bermanfaat dan inspiratif. Salam literasi!
BalasHapusTerima kasih banyak salam literasi
HapusSuatu bentyk pembelajaran yanv memberi pengakaman angsung siswa.
BalasHapusBermanfaat sekali Bun, sangat menginspirasi. Aplaus buat Bunda Nurul.
Terima Kasih Banyak ibu selalu memberikan saya semangat untuk terus menulis
HapusSelalu menginspirasi...lanjutkan sobatku..
BalasHapusSiap ibukuuuuu
HapusSalam kenal bu..saya guru SD dari LOTIM,NTB,menginsfirasi skli tulisannya..hebat,bermanfaat bnget bgi sy guru SD d pelosok
BalasHapusAlhamdulillah mari menulis dan terus belajar menulis
Hapussalam literasi
Wah ini inspiratif banget Bu Nurul. Ijin terapkan di MI saya ya bu ...🙏🙏
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih. Salam literasi
HapusMantul buat referensi....salam kenal Bu guru syantiik
BalasHapusSalam silaturahmi salam literasi terima kasih banyak 🙏
HapusSuper banget tulisannya, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih banyak 🙏
HapusLuar biasa..sangat bermanfaat ini
BalasHapusTerima kasih banyak. Salam literasi
HapusKeren ich tulisannya semakin terasah
BalasHapusTerima kasih banyak ibu selalu menyemangati saya. Salam literasi
HapusSangat bagus tulisannya
BalasHapusLengkap, terimakasih tulisannya, sangat bermanfaat.
BalasHapusKeren
BalasHapus.lanjutken
Siap terima kasih banyak 🙏
Hapus