Assesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka
Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)
1.
Konsep Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang dilakukan secara khusus untuk
mengidentifikasi keterampilan, kekuatan, dan kelemahan siswa, sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan keterampilan dan kondisi siswa. Fungsi
penilaian diagnostik adalah untuk mengidentifikasi masalah yang ada atau
mengganggu kesulitan, hambatan, atau gangguan siswa dalam partisipasi dalam
program akademik di suatu bidang studi penelitian (Subali, 2012: 138)
Penilaian diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan,
kekuatan, dan kelemahan siswa. Hasilnya digunakan oleh pendidik sebagai acuan
dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Dalam kondisi
tertentu, informasi mengenai latar belakang keluarga, kemauan belajar, motivasi
belajar, minat siswa, dan lain-lain, dapat dijadikan sebagai faktor yang
diperhitungkan dalam perencanaan pembelajaran.
Tujuan penilaian diagnostik adalah untuk mengetahui secara cepat
kemampuan semua siswa di kelas, mengidentifikasi siswa yang paham, paham
sedikit, dan tidak paham. Dengan demikian, guru dapat menyesuaikan materi
pembelajaran dengan kemampuan siswa.
Tes atau penilaian memiliki arti penting dalam pembelajaran, merupakan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Setiap penilaian menjadi sangat
penting karena bertujuan untuk menentukan hasil belajar.
2. Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen
dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah
selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar
dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi
yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi
tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
4.
Menyusun Asesmen
1.
Menganalisis laporan hasil belajar (rapor) peserta didik tahun
sebelumnya.
2.
Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan.
3.
Menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik.
Instrumen asesmen yang dapat digunakan antara lain yaitu:
·
Tes tertulis/lisan dan/atau
·
Keterampilan (produk, praktik)
·
Observasi
4.
Bila diperlukan menggali informasi peserta didik dalam aspek: Latar
belakang keluarga, motivasi, minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek
lain sesuai kebutuhan peserta didik/sekolah.
5.
Pelaksanaan Asesmen dan pengolahan hasil.
6.
Hasil diagnosis menjadi data/informasi untuk merencanakan pembelajaran
sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta didik.
5.
Melaksanakan Asesmen
Waktu pelaksanaan menyusun
asesmen, pendidik dapat melaksanakan asesmen diagnostik sesuai kebutuhan,
misalnya sebagai berikut:
1.
Pada awal tahun pelajaran
2.
Pada awal lingkup materi
3.
Sebelum menyusun modul ajar secara mandiri
Pelaksanaan asesmen
kurikulum merdeka merupakan langkah selanjutnya setelah menyusun perencanaan
dulu. Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Artinya Asesmen dilakukan untuk melihat 3 hal yaitu sebagai berikut:
§ Kebutuhan belajar
§ Perkembangan hasil belajar
§ Pencapaian hasil belajar
Maka ketika merencanakan
asesmen kurikulum merdeka baik formatif dan sumatif, pendidik perlu
mengidentifikasi bentuk asesmen yang dapat mengungkapkan ketiga target di atas.
Pelaksanaan Asesmen Kurikulum Merdeka Formatif dan Sumatif
Setelah perencanaan
tersusun, pendidik perlu memperhatikan beberapa hal baik asesmen formatif
maupun sumatif.
1. Pelaksanaan Asesmen Formatif di kurikulum merdeka
Pelaksanaan asesmen
formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
§ Dilaksanakan bersamaan
dalam proses pembelajaran, yang kemudian ditindaklanjuti untuk memberi
perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses
pembelajaran.
§ Pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk, proyek,
portofolio), maupun tes.
§ Tindak lanjut yang
dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi.
§ Pendidik dapat
mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar
ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan 4 hal di atas,
Pendidik dan satuan pendidikan memahami bahwa hasil asesmen harus
ditindaklanjuti agar dapat mengetahui kebutuhan peserta didik. Bentuk tindak
lanjut hasil asesmen formatif adalah
§ Memberikan Umpan Balik
§ Melakukan intervensi.
Pendidik diberi kebebasan
untuk memilih teknik asesmen dan instrumen yang sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan Asesmen Sumatif di
kurikulum merdeka
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal berikut:
§ Sumatif dilakukan pada
akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam tujuan
pembelajaran dan pada akhir semester
§ Pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk, proyek,
portofolio), maupun tes.
§ Hasil sumatif dapat
ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi kepada
peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Asesmen sumatif memiliki
tujuan untuk mengukur kompetensi yang ditetapkan dan dilaksanakan di akhir
semester.
Daftar Pustaka
Nasution, S. W. (2022). Asesment Kurikulum Merdeka
Belajar Di Sekolah Dasar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 135-142.
Permata, J. I., Sukestiyarno, Y. L., &
Hindarto, N. (2017). Analisis representasi matematis ditinjau dari kreativitas
dalam pembelajaran cps dengan asesmen diagnostik. Unnes Journal of Mathematics Education Research, 6(2), 233-241.
Rachmah, D. Y. (2018). Pengembangan instrumen asesmen diagnostik untuk melihat pemahaman konsep
aljabar (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Simanjuntak, I. A., & Mudiono, A. (2019).
Asesmen formatif perkembangan bahasa anak. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(8), 1097-1102.
Yusuf, A. M. (2017). Asesmen dan evaluasi pendidikan. Prenada Media.
Biodata
Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei
1978. Mengajar di MTsN 2
Garut. Pendidikan
: D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi
Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi :
Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial
budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2
(tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1
di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya
: 3 buku solo, 20
buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di
canal youtube dan 80
artikel (Oktober 2021-Juni
2022). Blog
:
http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram
(nj_78). Email
: nuruljubaedah6@gmail.com.
Whatsapp : 081322292789.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar