Minggu, 26 Juni 2022

(79) Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka

 

Assesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

1.      Konsep Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang dilakukan secara khusus untuk mengidentifikasi keterampilan, kekuatan, dan kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan keterampilan dan kondisi siswa. Fungsi penilaian diagnostik adalah untuk mengidentifikasi masalah yang ada atau mengganggu kesulitan, hambatan, atau gangguan siswa dalam partisipasi dalam program akademik di suatu bidang studi penelitian (Subali, 2012: 138)

Penilaian diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan, kekuatan, dan kelemahan siswa. Hasilnya digunakan oleh pendidik sebagai acuan dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Dalam kondisi tertentu, informasi mengenai latar belakang keluarga, kemauan belajar, motivasi belajar, minat siswa, dan lain-lain, dapat dijadikan sebagai faktor yang diperhitungkan dalam perencanaan pembelajaran.

Tujuan penilaian diagnostik adalah untuk mengetahui secara cepat kemampuan semua siswa di kelas, mengidentifikasi siswa yang paham, paham sedikit, dan tidak paham. Dengan demikian, guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.

Tes atau penilaian memiliki arti penting dalam pembelajaran, merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Setiap penilaian menjadi sangat penting karena bertujuan untuk menentukan hasil belajar.

2.      Prinsip Asesmen

1.     Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

2.      Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.

3.       Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.

5.  Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

4.      Menyusun Asesmen

1.      Menganalisis laporan hasil belajar (rapor) peserta didik tahun sebelumnya.

2.      Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan.

3.      Menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik. Instrumen asesmen yang dapat digunakan antara lain yaitu:

·         Tes tertulis/lisan dan/atau

·         Keterampilan (produk, praktik)

·         Observasi

4.      Bila diperlukan menggali informasi peserta didik dalam aspek: Latar belakang keluarga, motivasi, minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan peserta didik/sekolah.

5.      Pelaksanaan Asesmen dan pengolahan hasil.

6.      Hasil diagnosis menjadi data/informasi untuk merencanakan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta didik.




5.      Melaksanakan Asesmen

Waktu pelaksanaan menyusun asesmen, pendidik dapat melaksanakan asesmen diagnostik sesuai kebutuhan, misalnya sebagai berikut:

1.      Pada awal tahun pelajaran

2.      Pada awal lingkup materi

3.      Sebelum menyusun modul ajar secara mandiri

Pelaksanaan asesmen kurikulum merdeka merupakan langkah selanjutnya setelah menyusun perencanaan dulu. Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Artinya Asesmen dilakukan untuk melihat 3 hal yaitu sebagai berikut:

§ Kebutuhan belajar

§ Perkembangan hasil belajar

§ Pencapaian hasil belajar

Maka ketika merencanakan asesmen kurikulum merdeka baik formatif dan sumatif, pendidik perlu mengidentifikasi bentuk asesmen yang dapat mengungkapkan ketiga target di atas.

Pelaksanaan Asesmen Kurikulum Merdeka Formatif dan Sumatif

Setelah perencanaan tersusun, pendidik perlu memperhatikan beberapa hal baik asesmen formatif maupun sumatif.

1. Pelaksanaan Asesmen Formatif di kurikulum merdeka

Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

§  Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses pembelajaran.

§  Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.

§  Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi.

§  Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan 4 hal di atas, Pendidik dan satuan pendidikan memahami bahwa hasil asesmen harus ditindaklanjuti agar dapat mengetahui kebutuhan peserta didik. Bentuk tindak lanjut hasil asesmen formatif adalah

§  Memberikan Umpan Balik

§  Melakukan intervensi.

Pendidik diberi kebebasan untuk memilih teknik asesmen dan instrumen yang sesuai kebutuhan.

2.  Pelaksanaan Asesmen Sumatif di kurikulum merdeka

 Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

§  Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester

§  Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.

§  Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Asesmen sumatif memiliki tujuan untuk mengukur kompetensi yang ditetapkan dan dilaksanakan di akhir semester.

Daftar Pustaka

Nasution, S. W. (2022). Asesment Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar. Prosiding Pendidikan Dasar1(1), 135-142.

Permata, J. I., Sukestiyarno, Y. L., & Hindarto, N. (2017). Analisis representasi matematis ditinjau dari kreativitas dalam pembelajaran cps dengan asesmen diagnostik. Unnes Journal of Mathematics Education Research6(2), 233-241.

Rachmah, D. Y. (2018). Pengembangan instrumen asesmen diagnostik untuk melihat pemahaman konsep aljabar (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Simanjuntak, I. A., & Mudiono, A. (2019). Asesmen formatif perkembangan bahasa anak. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan4(8), 1097-1102.

Yusuf, A. M. (2017). Asesmen dan evaluasi pendidikan. Prenada Media.

 

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan  : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)  (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 3 buku solo, 20 buku  antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 80 artikel (Oktober 2021-Juni 2022). Blog http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email :  nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB VII Biografi Tokoh Pendiri Organisasi Keagamaan di Indonesia (Uji Kompetensi)

  Uji Kompetensi 1 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu hurufa, b, c atau d pada ...