Kurikulum Merdeka : Amanat Ki Hadjar
Dewantara
Oleh
Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)
1. Ing Ngarso Sun Tulodho, artinya
di depan (pimpinan) harus memberi teladan.
2. Ing Madyo Mangun Karso, maknanya
di tengah memberi bimbingan.
3. Tut Wuri Handayani, maksudnya di belakang memberi dorongan.
Kalimat lengkapnya adalah “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun
Karso Tut Wuri Handayani.” Ketiganya memiliki peran pendidikan. Sebelum mengajar,
ia mampu memancarkan temperamen kepemimpinan sebagai model. “Bagikan kualitas
diri Anda yang berasal dari pemrosesan dan refleksi yang konstan.”
Saat berada di tengah-tengah orang lain, ia harus mampu membangkitkan
semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Ketika dia menjadi
pelindung/penasihat, dia bisa menggerakkan orang-orang di depannya sehingga
wasiatnya tetap ada. kuat dan menjadi teladan berlanjut.
Negara kita sangat besar dengan jumlah penduduk yang sangat besar, tidak
bisa dikelola oleh individu saja. Oleh karena itu, partisipasi berbagai pihak
mutlak diperlukan. Kolaborasi multi-stakeholder diperlukan, baik antara
pemerintah dengan stakeholders maupun antar stakeholders untuk
meningkatkan pendidikan.
Korelasi Amanat Ki Hadjar Dewantara dengan Kurikulum
Merdeka Belajar
Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara didasarkan
pada prinsip kemandirian, artinya manusia tidak diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa
dalam kehidupannya dengan menghormati aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Kurikulum
Merdeka menitikberatkan pada prinsip kemandirian
dalam penerapan materi esensial dan fleksibel sesuai minat, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik.
Ki Hadjar Dewantara melarang keras pemaksaan
kepada peserta didik karena akan mematikan jiwa kebebasan dan kreativitasnya.
Menurut Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan dan pengajaran adalah proses memanusiakan, oleh karena itu harus
membebaskan manusia dan seluruh aspek kehidupan, baik jasmani, rohani, jasmani
maupun rohani.
Kemandirian dalam
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara berarti tidak hidup atas perintah, yaitu
seseorang dapat menentukan arah tujuannya sendiri atau dapat menjalankan
sendiri. Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara berdiri tegak dengan
kekuatan sendiri berarti mandiri dalam mencapai tujuan dengan usaha sendiri.
Mampu mengatur
kehidupannya secara tertib, yaitu seseorang dapat memiliki keterampilan untuk
mengatur kehidupannya sendiri secara tertib sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, seorang peserta didik diharapkan
mandiri secara mental, yaitu mandiri secara fisik dan mental serta energik.
Semangat mandiri diperlukan
sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar
Dewantara memiliki istilah dalam sistem larangan hukuman dan paksaan peserta
didik karena akan membunuh semangat kebebasan mereka dan membunuh kreativitas
mereka.
Tentu saja dari sudut
pandang yang berbeda, hal ini sejalan dengan program pendidikan yang
dilaksanakan Indonesia saat ini, yaitu program kebijakan pembelajaran mandiri.
Merdeka Belajar merupakan program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.
Hakikat kebebasan
berpikir harus dilakukan oleh guru sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
Pembelajaran mandiri perlu meningkatkan proses belajar mengajar agar dapat
memberikan dampak positif bagi seluruh aspek kehidupan. Dari aspek fisik,
mental, fisik dan spiritual dunia pendidikan.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
hak atas kebebasan belajar juga sejalan dengan pembukaan UUD 1945 tentang pendidikan
bangsa. Pendidikan nasional bukan berarti mendidik individu, tetapi
menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan
dan penghidupan masyarakat Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara berperan
sangat penting dalam kemajuan pendidikan dan gerakan kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus
bisa menghargai dan menghargai jasa-jasa perjuangannya. Yang terpenting, bisa
meniru, memiliki keinginan dan semangat untuk belajar menjadikan Indonesia
tempat yang lebih baik.
Melalui
Kurikulum Merdeka diharapkan seluruh bagian lembaga
pendidikan dapat bersinergi menciptakan lingkungan yang sehat dan mandiri dalam
proses belajar mengajar di sekolah Indonesia.
Kebebasan untuk belajar bukan berarti kebebasan
untuk bebas. Sebagai pendidik, selain membimbing kodrat anak sesuai minat dan
bakatnya, kita juga harus mampu menumbuhkan karakter yang baik pada diri anak
didik kita.
Dalam hal ini, Ki Hadjar Dewantara
membudayakan karakter dengan melakukan pendidikan karakter dalam setiap mata
pelajaran, termasuk hablumminallah (bagaimana kita harus bersikap di
hadapan Tuhan) dan hablumminannas (bagaimana seharusnya kita bersikap di
hadapan manusia). Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menanamkan pendidikan
karakter bangsa agar peserta didik memiliki kepribadian yang khas, semangat
kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
Dalam proses
keberhasilan mendidik anak yang mandiri, faktor lingkungan juga sangat
berpengaruh. Dalam hal ini, Ki Hadjar Dewantara
berpendapat bahwa ada tiga pusat pendidikan yang dikenal dengan tiga pusat
pendidikan. Ketiga pusat pendidikan tersebut antara lain, di satu sisi,
lingkungan keluarga, pendidikan yang penuh dengan kasih sayang yang tulus dari
orang tua tanpa syarat apapun, pendidikan
pertama dan utama untuk memajukan karakter, latar belakang peserta didik.
Kedua, lingkungan
sekolah formal dipercayakan kepada sekolah oleh orang tua peserta didik untuk
pembelajaran ilmu dan tata krama. Ketiga, lingkungan masyarakat, mendidik peserta
didik dengan belajar sambil melakukan dalam interaksi masyarakat. Kegiatan sosial
yang positif membantu membentuk karakter anak dan perlu menjauhi polusi negatif
masyarakat.
Setelah
mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan di atas,
menyadarkan kita bahwa Kurikulum Merdeka adalah pendidikan yang berpihak pada
anak, membimbing segala kekuatan alam yang ada pada diri anak, tanpa paksaan
dan menumbuhkan akhlak mulia dalam jiwa
anak.
Untuk
mencapainya, yang harus kita lakukan sebagai
pendidik adalah menerapkan metode pembelajaran yang mencerminkan
pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan mengembangkan media dan model pembelajaran,
serta mengubah pola pikir peserta didik yang masing-masing memiliki keunikannya
sendiri dan memerlukan gaya belajar yang berbeda. Demikian kesimpulan dan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat penulis sampaikan, terima kasih.
Daftar
Pustaka
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam
Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan
Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95-101.
Berkamsyah, E. P. (2021). Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Konsep Merdeka Belajar
Nadhim Makarim (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Istiq’faroh, N. (2020). Relevansi Filosofi Ki
Hajar Dewantara sebagai Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di
Indonesia. Lintang Songo: Jurnal Pendidikan, 3(2), 1-10.
Noventari, W. (2020).
Konsepsi Merdeka Belajar Dalam Sistem Among Menurut Pandangan Ki Hajar
Dewantara. PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan, 15(1), 83-91.
Biodata
Nurul
Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2
Garut. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995),
S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI
UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27
judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik
juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional)
(Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021),
lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 4
buku solo, 20
buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di
canal youtube dan 100
artikel (Oktober 2021-Juli
2022). Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/. Instagram (nj_78). Email : nuruljubaedah6@gmail.com. Whatsapp : 081322292789.
Terimakasih Bu
BalasHapusTulisan Bu Nurul selalu menginspirasi. Terimakasih ilmunya
terima kasih sudah berkunjung salam literasi
HapusMantap, bu. Lanjutkan
BalasHapussiap laksanakan, terima kasih sudah berkunjung, salam literasi
Hapus